1. Besties

231 13 4
                                    

"Semangatku untuk mereka, yang selalu hadir disisiku" - Elsa Danich

Oke. Pagi ini memang sedikit mendung. Rasa malas untuk kuliah memang selalu ada. Alarm jam 5.30 sudah berbunyi sedari tadi, namun belum berhasil membangunkan cewek putih imut ini. Elsa Danich. Well.. lebih suka dipanggil Elsa saja.

Ring...ring...ring...

"Emhh... siapa ini menelpon pagi-pagi begini.." Elsa meraba-raba punggungnya, lalu menemukan handphone nya tergeletak sekarat di bawah punggungnya itu.

DAD

"halo.. kenapa dad? Kenapa pagi-pagi sudah menelpon?" Elsa langsung terbangun saat itu juga begitu melihat nama yang tertera di layar handphone nya.

"Daddy, daddy .. aku bukan daddymu. Aku tidak senang dipanggil daddy, aku serasa sudah tua, tahu" sahut suara di seberang sana dengan galak. Elsa lalu mengernyit dan melihat layar handphonenya. Benar, ini daddy. Tidak ada yang salah dari yang kubaca. Batinnya dalam hati.

"Ini daddy kan?" Elsa bertanya dengan hati-hati.

"Astaga. Aku bukan daddymu. Aku pria tampan. Aku Nich. Tidak mungkin kan, kau mengalami amnesia dadakan, Elsa?" Suara Nich mulai terdengar cemas.

Oh. Shit. aku bahkan lupa kemarin malam aku merubah nama contact nya menjadi 'DAD'. Batin Elsa "Oh.. hm.. Nich, maaf aku salah mengira, hahaha. Kenapa menelpon pagi-pagi? Kamu sadar tidak sih kalau kamu sudah mengganggu acara tidur cantikku."

Terdengar tawa meledak di seberang sana. "Hei, Elsa sejak kapan tidurmu cantik? Aku rasa saat ini kasur mu sudah seperti kapal pecah."

Elsa lalu memperhatikan keadaan kasurnya yang.. mengerikan. "Baiklah, kau benar. Benar sekali. Kasur ku tampak mengerikan sekarang. Aku bahkan heran, apa yang sebenarnya aku lakukan saat tidur? Perang?" Elsa berujar lebih kepada dirinya sendiri.

Suara gelak tawa kembali terdengar. "Sudah sudah. Sekarang siap-siap kuliah. Ini sudah hampir siang kalau kamu tidak ingin di marah dosen lagi. Kamu wanita, tapi kenapa lebih malas daripada aku. Aku heran sekali. Oke? Daaah.. sampai ketemu nanti di kampus." Tanpa menunggu respon balik dari Elsa, Nich mematikan sambungan telepon. Elsa hanya mengernyit tak paham. Buat apa dia menelpon? Hanya untuk mengingatkan dan membangunkan aku, begitu? Entahlah. Hanya Nich yang tahu.

***

Princeton University. Perguruan tinggi tertua keempat di Amerika Serikat, terletak di kota tenang Princeton.

Disinilah Elsa dan Nich tempati selama 4 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disinilah Elsa dan Nich tempati selama 4 tahun. Elsa berlari kecil menuju gerbang fakultasnya saat sebuah tangan memegang pundaknya. Elsa menoleh dan langsung tersenyum lebar.

"Bro!" ujarnya riang. Elsa memang seorang cewek yang periang. Dia masih terlihat seperti anak SMP diumurnya yang hampir 21 tahun ini. Tak jarang orang salah sangka mengira dia masih anak sekolahan. Apalagi sikapnya memang masih terlihat seperti anak SD, loncat-loncat kegirangan bertemu temannya yang di panggil "Bro" yang merupakan singkatan dari brother.

"Sendiri? Mana Nata?"

"Um? Nata? Mungkin masih dandan di apartementnya, sembari whatsapp bersama teman kencannya hahaha. Issabele sudah di kelas sedari tadi, Bro. Bro tumben sekali sesiang ini baru ke kampus, biasanya rajin sekali."

"Lama-lama namaku di akta berubah dari Alvian Parrison Ilmaq jadi 'Bro'." Alvian terkekeh. Elsa hanya cengengesan. "Memangnya aku ini kakak mu apa? Jelas-jelas aku lahir di Bulan Oktober, sedangkan kamu Februari." Alvian, cowok tinggi dengan rambut ikal ini mengacak-acak rambut Elsa dengan gemas.

"Jangan acak-acak rambutku, Bro. Aku sudah rapi-rapi gini." Elsa bersungut-sungut.

"Pagi-pagi jangan gitu mukanya, kenapa sih?" tiba-tiba terdengar sahutan lain dari belakang mereka. Nich terlihat. Mereka bertiga saling tertawa bertatapan. Dan berkumpulah setengah dari besties, pagi ini.

Kalian belum pernah mendengar besties? Nama ini tak sengaja tercipta dari salah satu anggota mereka, yaitu Nata. Nama aslinya Nataniel. Cewek cantik dan tinggi itu tiba-tiba berujar besties ketika tak sengaja dia dan 5 teman-temannya tengah berkumpul di lapangan karena dilanda bosan di apartemnet masing-masing. Terdiri dari 3 cewek dan 3 cowok.

Elsa. Elsa Danich adalah cewek putih mulus, dengan mata bulat yang indah berwarna abu yang mampu menyihir siapa pun yang melihat ini memiliki sifat yang periang. Parasnya manis, dan lembut. Senyumnya meneduhkan dengan tubuh mungil yang hanya memiliki tinggi 158cm. Gadis dengan rambut berwarna ash brown ini selalu tertawa jika bertemu dengan para besties. Elsa merupakan cewek yang tidak terlalu bisa bergaul namun akan menjadi periang jika sudah nyaman bersama orang lain. Dia biasanya selalu bersama Nata kemana pun, hingga diluar jam kuliah. Banyak yang bilang Elsa adalah cewek yang sabar, cuek sekeliling namun terlalu peduli kepada teman-temannya. Namun Elsa selalu menyangkalnya.

Nata. Louis Nataniel adalah cewek cantik yang tinggi semampai dengan warna kulit yang eksotis ini paling sering digandrungi laki-laki. Tubuhnya bak body biola yang mulus dan sebanding dengan model papan atas. Rambutnya ia potong sebahu dengan gaya bergelombang dibagian bawah dan berwarna grey dark. Cewek supel yang sangat suka menjaili teman-temannya dan sangat dewasa dalam pemikirannya. Dia yang paling aktif di segala jenis ormawa sehingga sangat banyak memiliki kenalan. Berbanding terbalik dengan Elsa.

Nich. Nicholas Fabian. Cowok putih dengan rambut lurus ini juga supel. Wajahnya terlihat tegas karena alis menawan yang ia miliki. Rahangnya kokoh menyerupai pria sexy pada umunya. Iris mata yang berwarna abu gelap hampir menyerupai Elsa. Pembawaan dirinya kalem dan tenang. Dia nampak dewasa dan selalu memilih jalan damai. Orang nya santai dan sangat asik diajak berbica serius atau bercanda. Tapi selalu gusar ketika teman-temannya memanggilnya dengan sebutan Fabiana karena seperti nama cewek. Nich merupakan cowok yang bisa dibilang egois jika bersama orang terdekatnya dan sangat keras kepala.

Alvian Parrison Ilmaq. Cowok paling tinggi dibesties sekaligus paling kurus, dengan rambut ikal dan kulit hitam manis. Wajahnya persegi dan matanya menajam sehingga terlihat dingin. Bulu-bulu halus tumbuh disekitar dagunya. Dia keturunan Arab – Amerika yang membuatnya memiliki mata berwarna coklat. Dengan sifatnya yang terlihat sangat santai dan jahil, orang-orang selalu salah menilai dirinya. Jika kamu sudah mengenal Alvian lebih lama dan lebih dekat, alvian sebenarnya orang yang sangat tertutup akan masalah pribadinya dan dia sangat cepat ngambek. Gayanya selalu terlihat cool dan memang cocok terlihat sebagai adik di antara bestis, Alvian lah yang paling kecil. Namun, bagi Elsa, Alvian tetap seperti kakaknya.

Well.. mereka adalah setengah dari anggota bestis pada pagi ini.

Cuap cuap dari penulis :

Ini adalah karya pertamaku yang aku publish, jadi kritik dan saran sangat diperlukan dan maklumi kalau ceritanya masih kaku. thank you

EmbraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang