Nicholas datang membawa handuk putih siap pakai serta baju terusan yang sangat indah.
"Ini baju ibumu?" Elsa tidak bisa tidak bertanya karena sangat penasaran. Baju yang diberikan oleh Nicholas bukanlah baju ibu-ibu yang Elsa bayangkan. Tetapi baju terusan dengan model kekinian yang sedang di gandrungi gadis seusianya. dan melihat dari ukuran baju tersebut, sepertinya sangat pas dengan ukuran tubuh Elsa.
Nicholas gelagapan. "Ah sebenarnya aku memang ingin memberi baju ibuku tetapi aku menemukan ini di lemarinya. Sepertinya ini punya sepupuku karena beberapa hari yang lalu ia sempat kemari." Nicholas membuat alasan yang mengada-ngada tetapi cukup masuk akal menurut Elsa. Ia pun mengangguk dan mengambilnya.
"Kemarilah, akan ku antar kau ke kamar mandi." Nicholas lagi-lagi menarik atau lebih tepatnya menggembang tangan Elsa dan mengantarnya menuju kamar mandi.
"Di box itu ada beberapa perlengkengapan wanita sekali pakai. Ibuku selalu menyimpan jika dia mendadak kesini. Semoga kau nyaman memakainya."
Elsa malu karena Nicholas membicarakan pakaian dalam wanita. Nicholas yang menyadarinya tersenyum. "Tidak apa Elsa. Aku juga memiliki seorang wanita dalam hidupku, yaitu Ibuku. Bahkan aku sudah sangat sering diminta ke minimarket untuk membelikan pembalut."
Elsa meninju ringan perut Nicholas. "Cukup Nich. Aku malu." Pipi elsa merona dan ia tertunduk. Nich melihatnya dan tanpa sadar darahnya berdesir. Libidonya naik. Baju elsa yang basah membuat cetakan jelas di dadanya. Nicholas yang merupakan pria normal tidak bisa tidak menghiraukan. Ia terdiam sambil mengerjap-ngerjapkan matanya meminta untuk fokus dan tersadar kembali. Diambilnya handuk di tangan Elsa dan langsung di tutupinya cetakan indah tersebut. Elsa terpekik kaget.
"Kenapa Nich?"
"Tidak. Hanya.. sedikit terlihat." Nich mengedarkan pandangan ke arah lain dan tidak melihat mata Elsa. Elsa melotot dan refleks menutup dadanya menggunakan tangan padahal setengah tubuhnya sudah tertutupi handuk lebar.
"Ya.. sudah kalau begitu, a-aku masuk ke kamar mandi dulu." Baru saja Elsa membalikkan badan menuju ke walk in closet, tangan Nich menariknya sehingga membuat Elsa berputar 180 derajat dan kini berhadapan lagi dengan Nicholas.
"Ijinkan aku Elsa. Aku rasa aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi." Nicholas menarik Elsa lebih dekat dan mencium bibir elsa dengan lembut. Sebelah tangan nich meraih tengkuk Elsa untuk memperdalam ciumannya. Sebelah tangannya lagi merangkul pinggang Elsa yang ramping. Ciuman itu begitu lembut tetapi dalam. Elsa yang awalnya kaget perlahan menutup matanya dan melingkarkan kedua tangannya di leher nich, menyambut ciuman mesra itu. Mengetahui respon Elsa, Nicholas semakin memagut bibir ranum Elsa dan ciuman itu berubah menjadi ciuman panas dan menuntut. Elsa mengerang karena gigitan kecil yang diberikan oleh Nicholas. Kesempatan ini membuat lidah Nicholas bebas menjelajah bibir elsa. Mereka melakukan French kiss.
***
Elsa merasakan debaran jantungnya meningkat 3x lipat. Ia bahkan dapat merasakan debaran jantung Nicholas yang masih menciumnya dengan ganas. Nicholas semakin maju membuat Elsa mundur beberapa langkah hingga tak sadar mereka berada di dalam walk ini closet. Tempat yang benar-benar mendukung. Pagutan mereka masih berlangsung. Namun Elsa sudah tidak bisa bergerak mundur karena terhalang meja. Nicholas langsung mengangkat tubuh Elsa dan mendudukkannya di meja tersebut. Elsa kaget namun ciuman kembali terjadi. Tangan Elsa sudah bergerilya kesana kemari menjelajahi rambut hingga punggung Nicholas.
Tangan Nicholas tak tinggal diam, tanpa sadar ia mulai membuka kancing kemeja Elsa yang kusut. Tiba-tiba sebuah alarm menyentakkan dirinya. Ini tidak boleh! Nicholas pun menarik ciuman itu dan terengah. Dilihatnya Elsa sudah berantakan seperti dirinya. Sebelah kemejanya sudah terbuka memperlihatkan bahu elsa yang sangat mulus dan putih. Elsa hanya menatap Nicholas dengan nafasnya yang putus-putus akibat ciuman panas tadi.
Nicholas menggeleng. "Maafkan aku Elsa." Ia menarik leher jenjang Elsa kembali. Bukan untuk menyelesaikan kegiatan mereka, Nicholas justru melanjutkan ciuman panas tersebut yang kali ini lebih panas. Elsa pun kembali menyambut kegiatan intens yang baru kali ini ia lakukan dengan sahabatnya. Elsa tidak sadar dirinya sudah mendesah memanggil nama Nicholas. Saat ini perasaan dan hasratnya yang lebih mengusai daripada logikanya yang berteriak minta berhenti.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace
RomancePrivate acak. Follow dulu, kalau mau baca :D -------------------------------------------------------- "Ijinkan aku Elsa. Aku rasa aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi." Nicholas menarik Elsa lebih dekat dan mencium bibir gadis itu dengan lembu...