Teman-teman besties yang berada di dalam rumah berhamburan keluar karena sejak tadi mereka memperhatikan Elsa dan Mario yang berbicara. Alvian langsung memukul rahang Mario yang hanya terbelenggu ditempatnya berdiri.
"Apa yang kau lakukan brengsek!" Alvian menarik kerah baju Mario membuatnya berdiri. Mario hanya diam tanpa berusaha melawan. "Kau benar-benar pria pengecut!" Pukulan kedua kembali mendarat di rahang Mario menghasilkan darah segar.
Nicholas sudah berhasil membawa Elsa ke bibir danau. Willy segera meraih tangan Elsa.
Gadis ini kedinginan dan ketakutan. Pikir willy saat meraih tangan Elsa yang gemetaran.
"Issa, Nata! Ambilkan selimut cepat. Elsa kedinginan." Willy segera menarik kedua tangan Elsa yang terulur. Bibirnya sudah membiru akibat air danau yang sangat dingin dimusim gugur. Nicholas naik ke daratan setelah yakin Elsa baik-baik saja.
Segera ia meraih punggung dan lutut bagian bawah Elsa kemudian menggendongnya untuk menuju ke rumah pejaga. Meninggalkan Mario yang hanya terduduk diam. Alvian dan willy mengikuti Nicholas.
Tanpa memedulikan pakaian yang basah kuyup disertai angin yang dingin, Nicholas tetap membawa Elsa dengan jalan cepat dan tatapan yang lurus.
"Ini, pakaikan ini dulu." Nata menyelimuti tubuh Elsa yang masih di dalam gendongan Nicholas. Mereka segera masuk ke kamar tempat Elsa beristirahat. "Kalian keluarlah. Biar aku yang mengurus Elsa." Nata mempersilahkan Nicholas, Willy, dan Alvian untuk keluar kamar. Namun Nicholas bergeming tanpa ada niat meninggalkan Elsa.
Di tatapnya elsa yang kedinginan sambil sesegukan menangis. Diraihnya kepala Elsa ke dalam pelukannya. "Kau boleh menangis sepuasnya." Nicholas mengelus-elus lengan elsa yang bergetar.
Nata yang melihat akhirnya meninggalkan mereka berdua di kamar. Ia mendorong Alvian yang sejak tadi menatap elsa dalam diam untuk keluar dari kamar.
Selama 20 menit Elsa menangis. Dibiarkannya air menetes-netes di lantai kamar itu. Padahal handuk dan air hangat sudah sedari tadi disiapkan oleh Issabele.
"Maafkan aku nich. Berkali-kali aku membuatmu cemas. Aku lemah sekali, ya." Elsa sudah mulai tenang namun Nich masih mendekapnya.
"Sudah tidak apa-apa. Sudah lebih tenang?" Nich memegang kedua lengan Elsa dan menatap kedua mata abu Elsa. Mencari kebenaran disana.
"Sudah, terima kasih kau tadi menolongku. Aku kira.. aku akan ma.."
Nich memeluk Elsa dengan erat. "Tidak. Kau akan tetap bersama kami. Jangan berpikir yang tidak-tidak."
Jika sedang dalam keadaan normal, Elsa mungkin akan terkaget-kaget saat Nicholas memeluknya dengan erat. Pelukan yang sangat nyaman membuat siapapun yang dipeluk merasa terlindungi. Namun saat ini Elsa memerlukan sandaran. Hatinya lelah selama dua tahun ini. Tanpa sadar Elsa memejamkan matanya dan menikmati aroma mint dari tubuh Nicholas.
Kenapa aku tidak sadar kalau Nicholas sangat wangi dan.. ini sangat menenangkan. Tiba-tiba sekelebat pikiran itu ada dipikiran elsa membuat gadis itu menggelengkan kepala.
"Kau pusing?"
"Tidak-tidak." Elsa melepaskan dekapan Nicholas dan menatap pria tampan itu dengan senyuman. Nicholas ikut tersenyum.
"Ini mungkin terdengar aneh. Tetapi, terima kasih sudah menghadirkannya kembali, senyum itu. Senyuman yang aku rindukan akhir-akhir ini." Ujar Nicholas serius sambil menatap elsa dengan dalam sambil menyelipkan rambut basah elsa ke belakang daun telinganya. Sebelah tangan Nicholas mengusap lembut lengan gadis itu.
Elsa kaget. Semburat merah tipis mewarnai pipi Elsa, terasa seperti ada kupu-kupu yang berterbangan diperutnya. Ia pun kemudian beranjak dari kasur. "A..aku mandi dulu. Kau lebih baik mandi juga, kita sama-sama basah. Kau tidak mau kan, kita berdua flu." Elsa menutupi salah tingkahnya.
"Baiklah, aku ke kamar dulu. Kau bisa sendiri? Jika perlu bantuan, aku panggilkan Nata atau Issabele?"
"Ah, tidak perlu, aku sudah terlalu merepotkan mereka."
***
Akhirnya acara camping ini disudahi. Elsa yang terserang flu ringan dan kejadian tadi malam membuat semuanya sepakat acara ini tidak dilanjutkan. Selagi Nich, Alvian, Willy dan Mario mengepak barang-barang bawaan mereka, Elsa, Nata dan Issabele minta izin untuk melihat-lihat daerah hutan karena hari ini cuaca sangat cerah dan sejuk.
"Hati-hati jangan sampai terjatuh. Jangan berpegangan pada pohon yang sudah lapuk dan kalian harus selalu berpegangan tangan. Oke?" Beberapa amanah dari Nicholas memenuhi pendengaran ketiga gadis itu.
"Iya, iya daddy" Ujar Elsa sambil menahan senyum, hari ini ia berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar menikmati hari terakhir acara camping ini.
Tatapan mendelik langsung dilayangkan Nicholas ke arah elsa. "Ck, berapa kali harus kukatakan, aku sangat tidak suka kau memanggilku dengan sebutan daddy. Berasa tua, tahu."
"Yakin hanya karena itu alasannya?" Tiba-tiba Willy sudah berada di belakang Nicholas. Dia lalu berjalan ke arah Issabele dan memakaikan syal tebal ke leher jenjang gadis itu. "Pakai ini, nanti dingin."
"Karena dengan sebutan daddy, membuatku seperti ada jarak dengan Elsa." Lagi-lagi Nicholas menatap Elsa dengan tatapan yang Elsa sendiri tak tahu artinya. Begita dalam, damai, serius, tetapi terlihat sedih. Kata-kata itu begitu lugas dan jelas terdengar di telinga mereka semua. Kehehingan terjadi beberapa detik, Nata, Willy, dan Issabele hanya tersenyum penuh arti, sebelum akhirnya Elsa memecah kesunyian.
"Eem.. ayo teman-teman, sebelum langit makin panas." Ucapnya kaku.
"Elsa, pakai ini." Nicholas melepaskan jaket tebalnya dan memakaikannya ke tubuh Elsa. Tidak lupa topi yang terbuat dari wol menutupi kepala Elsa. "Aku tidak mau kalah dari Willy, hehehe."
Elsa tersenyum malu. "Terima kasih. Topi yang bagus, darimana kau mendapatkan ini?"
"Aku beli kemarin disekitaran sini, aku perhatikan kau tidak membawa topi. Yah.. memang harga topi ini tidak seberapa, namun aku harap kau nyaman memakainya."
"Aku pasti nyaman. Terimakasih, Nich"
"Hey hey kalian berempat ini membuatku iri setengah mati. Disini tidak ada yang memperhatikanku, oh malang sekali nasibku." Nata yang sedari tadi memperhatikan mereka berempat pura-pura kesal.
"Hahaha, kenapa tidak kau ajak teman kencanmu kemari?" Willy bertanya disela-sela tertawanya.
Nata melipat tangannya di dada. "Ah! Andrew akhir-akhir ini sangat sibuk dengan penelitiannya. Dia sudah semester 8."
"Sabar ya, my baby." Elsa pun menggamit lengan Nata dan bergaya manja. "Ayo kita ke hutan sekarang." Mereka bertigapun meninggalkan Nicholas dan willy.
Mario dan Alvian hanya melihat dari kejauhan. Tanpa ada senyum diantara mereka.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Embrace
RomancePrivate acak. Follow dulu, kalau mau baca :D -------------------------------------------------------- "Ijinkan aku Elsa. Aku rasa aku tidak bisa menahannya lebih lama lagi." Nicholas menarik Elsa lebih dekat dan mencium bibir gadis itu dengan lembu...