7. Pertemuan II

56 8 0
                                    

Liburan semester. Kemarin adalah ujian terakhir untuk kelas pada semester 4. Hari ini Besties berencana kemah dan menjalankan rencana gila Elsa yang katanya ingin mengajak anak teman ayahnya Nich.

"Nich! Kau tidak suka villamu berantakan, kan? Bagaimana kalau party kita camping? Wah.. itu seru sekali, sekaligus merayakan kemenangan Willy seminggu yang lalu, dan ujian akhir yang telah usai." Begitu kata Elsa saat masih di kampus.

"Aku setuju." Nata dan Alvian berujar kompak.

"Aku mengikuti keputusan Issabele saja.." Willy menatap Issabele dengan intens. Yang ditatap makin gugup.

Nata menepuk lengan Willy. "Aku tahu kau suka padanya. Tapi jangan ditatap anak orang dengan tatapan mesum seperti itu." Nata dan Elsa tertawa.

"Eh.. hm.. yaa.. baiklah.. aku minta izin dulu pada orangtuaku." Untuk menutupi kegugupannya, Issabele menekan beberapa tombol diponsel dan menelepon orang tuanya. Willy menatap penuh harap agar Issabele diizinkan. Maklum, keluarganya percampuran asia yang memegang teguh bahwa dilarang berdekatan bersama pria apalagi di tempat tanpa pengawasan orang tua.

Issabele tersenyum "Terimakasih Mom. I love you." Issabele mematikan ponselnya. Elsa dan Nata berteriak kegirangan. Willy tersenyum puas.

***

Dan disinilah Nata. Penthouse Elsa. Bersama Issabele. Mereka berdua sejak kemarin sudah mengepak barang, sedangkan Elsa belum sama sekali padahal keberangkatan mereka tinggal dua jam lagi. Mau tak mau Nata dan Issabele segera meluncur ke penthouse Elsa untuk membantunya berkemas-kemas.

"Kau. Sempat-sempatnya ketiduran 20 jam nonstop! Gila. Berarti dari kemarin sejak pulang kampus, kau belum mandi dan makan? Gosok gigi???" Nata yang perfect dengan kebersihan menatap horror temannya yang kini berpenampilan kusut, masih dengan pakaian kuliah dan makeup berantakan.

"Aku tidak sadar aku ketiduran. Kau tahu kan, kemarin-kemarin kita bergadang membuat tugas."

"Ya.. aku tahu, tapi setidaknya bersihkan dirimu dulu baru kau beranjak tidur." Nata pun mengomel-ngomel layaknya ibu Elsa.

"Sudahlah. Sebaiknya Elsa, kau mandi sekarang. Biar kita berdua yang mengepak barangmu." Seperti biasa, Issabele menengahi mereka berdua.

"Ohhh sayangku Issabele, kau baru teman sejatiku." Elsa langsung berhambur ingin memeluk Issabele, namun dengan cekatan Nata memisahkan mereka.

"Jangan buat issabele yang sudah bersih dan cantik jadi bau seperti kau. Mandi. NOW!" Nata pun melempar asal barang yang tergeletak di kasur ke arah Elsa. Dan ternyata itu bra.

***

Sementara itu di penthouse Alvian, Willy sudah standby dengan pakaian santai. T-shirt abu yang tetap menampilkan dada bidangnya dengan celana jeans gelap. Rambut pirangnya yang sudah agak memanjang ia kuncir dengan karet membuatnya tampak hot.

"Sengaja sekali kau bergaya seperti itu? Agar Issa terpesona?" Alvian yang kini memakai t-shirt putih dipadukan dengan jaket kulit hitam dan jeans gelap juga nampak keren. Rambutnya yang sehabis keramas, masih menitikkan beberapa air. Ia paling tidak suka mengeringkan rambutnya dengan hairdryer. Bisa merusak rambut, katanya.

"Hahaha tahu saja kau. Bagaimana? Keren kan? Ciri khas ala Willy Harlem!" Willy penuh percaya diri.

Alvian geleng-geleng.

"Omong-omong, tadi aku melihat lintasan ayahmu. Membuat jalan macet, tahu." Willy memakai jaket parasutnya berwarna hijau botol.

"Oh ya? Ayahku bilang hari ini ada undangan entahlah kemana. Dia sudah semakin sibuk, sejak menjadi presiden. Ayo berangkat." Alvian pun mengunci pintu penthouse dan menuju ke lift untuk turun ke basement.

"Kita jemput para wanita dulu?" Willy menatap ponselnya ingin menghubungi Issabele.

"Iya, tadi Nata bilang bahwa Elsa ketiduran sehingga belum prepare sama sekali. Ckckck"

Willy tertawa. "Gadis itu selalu ceroboh."

***

Mereka berlima sudah sampai di RedHouse Area terletak di Allegany State Park, Salamanca New York . Danau yang sangat indah membentang luas, pepohonan sejuk tertanam rapi sepanjang lahan luas milik keluarga Fabian. Hari ini Nicholas datang lebih telat karena ia harus ke villa menjemput Mario. Sambil menunggu kedatangan si pemilik tanah, Willy dan Alvian mendirikan tenda, sedangkan Nata, Issabele, dan Elsa menyiapkan makanan dan keperluan yang diperlukan.

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, tenda dan segala perlengkapan sudah tertata rapi, mobil sport milik Nicholas muncul, dan memperlihatkan dua pria tinggi dari dalam mobil itu.

"Hey mereka datang."Elsa berdiri sambil mendekati dimana mobil Nich diparkir. Parkirannya cukupjauh dari tenda mereka. Elsa pun berlari-lari kecil dan tersentak kaget saatmelihat siapa yang keluar dari dalam mobil itu.

***

Cuap cuap dari penulis :

Selamat membaca, monggo di vote and thank you

EmbraceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang