28. Rahasia Besar Yang Terungkap

43.6K 2.3K 258
                                    

Puti dan Woojin masih dalam keadaan ketawa-ketiwi di Cafe Wanawan. Sampai-sampai, Puti tidak dapat menahan rasa ingin pipisnya lagi. Heran, punya ekhm.. Pacar kok segila ini sih?

“Aduh Jin.. Gue ke toilet dulu deh. Syaiton banget sih lawakan lo!” ucap Puti meninggalkan Woojin sendirian.

“iya udah sana! Ngompol baru tau rasa!”

Jadilah Puti pergi ke kamar mandi karena sudah tidak tahan dengan rasa kebeletnya.

Woojin kalau cuma diam gitu rasanya aneh. Tangannya pasti tidak bisa diam untuk memainkan sesuatu.

Sesuatu.

Iya sesuatu.

Kayak mainin tisu, garpu, sendok, vas bunga, tusuk gigi, sampai ngitungin pipet pun udah biasa Woojin lakuin.

Berhubung Woojin lagi ada di tempat yang cukup elit, ya Woojin harus memiliki kegiatan yang bermartabat sedikit lah ya dari pada ngitungin pipet atau tusuk gigi.

Dilihatnya handphone Puti yang tergeletak bebas di atas meja. Kepoin handphone Pacar sesekali gak kenapa-napa kali ya? Toh cuma sesekali dan tidak ketahuan.

Masalah password sih gampang bagi Woojin. Puti orangnya yang tidak suka keribetan. Jadi, password handphonenya adalah 3696. Katanya sih, angka cantik. Heran.

Padahal biasa aja.

Berhubung Woojin anak cowok, jadi yang dikepoin pertama kali adalah gamenya Puti terlebih dahulu. Tapi, tidak ada yang menarik bagi Woojin, maka dari itu ia lanjut dengan membuka galeri foto.

Kepoin foto pacar sendiri juga gak kenapa-napa kan?

“duh cantiknya pacar aku kalo selfie.”

“sayang, isi fotonya kebanyakan Korea. Foto muka dia cuma bisa diitung pake jari.”

Mulai bosan dengan galeri foto yang kebanyakan isi oppa oppa Korea, Woojin memutuskan untuk membuka applikasi yang lainnya saja. Dan entah kenapa Woojin malah kepo dengan notenya Puti.

Kali aja gitu Puti terciduk alay ngetik-ngetik diary di note handphonenya.

Karena isinya cuma satu, ya Woojin buka aja notenya. Siapa tau aja isinya tanggal jadian mereka atau gak curahan hati Puti yang mungkin aja selama ini juga memendam perasaannya kepada Woojin.

Berharap boleh, tapi jangan tinggi-tinggi.

Takutnya jatuh kan sakit.




24 februari 2018

Malam itu adalah malam yang panjang...

Malam dimana terakhir kali gue ngerasain kepolosan.

Sampai tiba dimana kejadian itu terjadi. Kejadian yang membuat gue dilema dengan penyesalan.

Jujur, gue suka. Gue menikmati. Dan sialnya, gue ketagihan.

Tapi gue tau, itu perbuatan dosa.

Bahkan dosa BESAR.

Gue ini ibaratnya seorang pelacur bodoh. Rela memberikan kehormatan demi seseorang yang gue cintai.

Eh tapi gue malah ditinggalin ckckckc.

But, i want to say tengkyu to Kak Daniel yang udah bikin gue ngerasain kenikmatan penuh dosa.

Tapi gue bingung, gue di perkosa tapi guenya juga mau? Wkwkwk



“hah???” Woojin sedikit berteriak ketika selesai membaca note dari Puti.

“j-jadi? Puti sama laki-laki brengsek itu udah pernah........?????”

“hihihehokan?!!!”

“bangsat! Laki-laki keparat gatau diri!”

“kenapa juga selama ini Puti diem sama gue?! Hah! Anjing!”

Woojin memukul meja sedikit keras, membuat dirinya menjadi pusat perhatian di cafe. Masa bodoh dengan orang-orang yang menatapnya dengan aneh. Apa ia harus marah dengan sedikit bermartabat juga? Tidak kan?

oh damn!

Yang Woojin inginkan adalah penjelasan dari Puti. Tapi, Woojin tidak bisa menghindari bahwa ia sedang sangat marah besar kepada Puti. Untuk melihat wajah Puti lagi saja membuatnya malas dan hanya akan menimbulkan efek sakit hati.

Tapi sebagai laki-laki gentle, Woojin harus siap dengan segala resikonya. Bahkan, harus kehilangan orang yang ia sayangi sekalipun.

 Bahkan, harus kehilangan orang yang ia sayangi sekalipun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



btw gue libur. Hahaha senangnya dalam hati...

g ad yg nny bego.. :(






StepBrother [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang