Selesai bayar ongkos taksi, Daniel membopong Puti dengan sangat hati-hati. Puti sebenarnya gak kenapa-napa sih. Buat jalan juga gak ada masalah. Cuma ya gitu, Daniel terlalu khawatir sama Puti. Padahal, Puti kena pukul di wajahnya, bukan di daerah lainnya. Jadi gak ada hubungannya bisa jalan atau enggak.
“aku bisa kok kak. Tenang aja.”
“gak mau ah Put. Kamu kan tadi habis kena tonjok!”
“yang sakit itu cuma daerah bibir aku kak, bukan kaki. Udah ah, ayo masuk!”
Lagi-lagi Daniel menunjukkan sikap berlebihannya. Dibukanya pintu layaknya Puti adalah tuan putri yang akan masuk istana.
Berlebihan sih, tapi manis.
“MAMA PUTI LEBAM MA!!”
Ya, itu adalah teriakan Daniel. Mama Jeje yang awalnya lagi asik nonton tv, tiba-tiba terganggu dengan suara teriakan Daniel.
“eh Puti? Itu kenapa kok ada lebam di sudut bibir kamu?! Kamu berantem ya?!” tanya Mama Jeje khawatir.
“enggak ma, tadi cuma gak sengaja kena tonjok aja. Biasa, ada orang alay berantem di sekolah.” ucap Puti sambil melirik sekilas Daniel.
Daniel? Sudah pasti ia merajuk layaknya anak kecil karena dibilang anak alay.
“Ya Tuhan.. Lain kali kamu gak usah nonton orang berantem Put! Yaudah, kamu masuk kamar sana. Daniel, tolong obati lebam adiknya ya?”
“siap ma. Ayo Put kita ke kamar.”
Okay. Puti merasa ambigu sekarang.
“ah!”
“tahan Put.”
Puti merintih kesakitan ketika lebam pada sudut bibirnya diberi obat oleh Daniel.
Jarak antara Daniel dan Puti yang sangat dekat, membuat Puti harus sedikit bersabar karena jantungnya terus saja berdetak dengan kencang. Apalagi kalau bukan deg-degkan melihat wajah Daniel yang tampan dengan jarak yang sangat dekat.
“sakit Put?”
“sakitlah kak! Itu pertanyaan bodoh sebenernya.”
“hehe sengaja. Soalnya kamu gemes kalo lagi ngambul.”
“terserah kakak aja de--- AH! Sakit kak!”
“eh? Maaf Put gak sengaja.”
Sialan sialan sialan. Jarak antara Daniel dan Puti semakin dekat. Rasanya, ada kecanggungan yang Puti dapat rasakan.
“coba merem Put.”
Sebenarnya Puti gak tau kenapa Daniel menyuruhnya untuk memejamkan matanya. Berhubung Puti merasakan canggung dengan jarak yang sedekat ini, Puti akhirnya menurut dan memejamkan kedua matanya.
“Every love story is beautiful. But ours is my favourite.” bisik Daniel kepada Puti.
Puti dapat merasakan ada sesuatu yang menempel pada bibirnya. Dan lama-kelamaan, Puti merasakan ia mendapatkan ciuman manis untuknya. Siapa lagi kalau bukan Daniel pelakunya.
Sebenarnya ada perasaan aneh yang Puti rasakan. Kalau dibilang pacaran tapi enggak pernah jadian. Dibilang bukan pacaran tapi kayak pacaran.
Mungkin ini yang namanya digantung.
Iya gak sih?
Tapi, apapun itu statusnya, Puti merasakan nyaman dengan keadaan seperti ini.
Mungkin inilah yang disebut nyaman tapi gak harus punya status pacaran.
Prang!
“D-Daniel! Puti! Kalian barusan ngapain hah?!”
Niatnya mau mengantarkan teh hangat untuk Puti. Mama Jeje malah melihat kejadian yang seharusnya tidak dilakukan oleh kakak dan adik tiri. Kejadian ketika Daniel berciuman dengan Puti, adik tirinya sendiri.
“Kalian berdua mama tunggu di bawah sekarang!!!”
KAMU SEDANG MEMBACA
StepBrother [√]
Fanfiction•Kang Daniel Fanfiction• "Kakak mau ngapain?!" "udah lo diem aja. Ini bakalan nikmat kok." 17+ , nobaku, harsh words ©Saiamir