19. Cemburu?

69.8K 3.2K 380
                                    

Karena Puti mengikuti kegiatan penyuluhan di aula atas bersama Woojin, Nancy, Jinyoung, dan juga Jihoon, maka mereka berlima diizinkan pulang lebih awal. Kalau sudah begini, tidak sia-sia mereka mengikuti penyuluhan tentang Penyakit Menular Seksual.

"Puti sayang.. Pergi ke Cafe Wanawan yuk. A'a traktir deh." ucap Woojin sambil merangkul Puti tanpa seizinnya.

Kalau sudah diembel-embel traktir, siapa sih yang bakalan nolak? Mana di traktir di Cafe Wanawan yang terkenal mahal dan kue-kue nya yang enak pula.

"yaudah, ayo deh Jin."

"malu Jin!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"malu Jin!"

"udah buka aja."

"tapi disini rame Jin, jangan ah!"

"gak ada yang liat kok, udah cepetan buka!"

Puti akhirnya membuka mulutnya, karena terus saja mendapatkan paksaan dari Woojin. Padahal ia tak ingin dan malu dilihat banyak orang.

"enak kan?" tanya Woojin.

"hmm.. enak Jin, tau gitu gue beli yang rasa matcha deh."

Memang rasa matcha itu enak, tapi lebih enak karena semua makanannya dibayarkan oleh Woojin. Rasa lezat bertambah dua kali lipat ketika dibelikan atau meminta, dari pada membeli pake uang sendiri.

"e-eh. Liat deh anak sma disana! Sosweet banget dah suap-suapan!"

Daniel menoleh ke arah yang ditunjukan oleh Hanbin. Sialan! Ternyata itu Puti bersama dengan teman lelakinya. Rasanya, hatinya sedang panas ingin memarahi Puti.

"lah? Itu kan Puti goblok! Lupa ya lo?!" tanya Minhyun sambil memukul kepala Hanbin pelan.

"anjing! Gue lupa!"

"btw, dia sama siapa tuh? Pacarnya?" tanya Minhyun penasaran.

"tapi ini kan jam sekolah. Kok dia ada disini? Bawa tas pula! Bolos kali ya?" ucap Hanbin.

Demi apapun, perasaan Daniel saat ini memanas. Tapi rasanya berbeda, tidak seperti perasaan marah yang biasa ia rasakan. Pertanda apakah ini?

"woy Dan! Diem-diem bae? Gimana tuh adek lo? Mulai genit noh!" ucap Hanbin membuat Daniel semakin tidak suka.

Tanpa basa-basi lagi, Daniel langsung berdiri dan menghampiri Puti dan juga teman lelakinya. Tidak peduli jika nanti Cafe Wanawan menjadi heboh gara-gara dirinya. Yang terpenting adalah ia bisa memisahkan Puti dengan laki-laki genit tersebut.

"enak ya suap-suapan?" tanya Daniel dengan nada datar tapi menyeramkan.

"k-kak Daniel?"

"ikut gue sekarang!" Daniel menarik tangan Puti dengan paksa.

"kak sakit!" rintih Puti.

"JANGAN SENTUH PACAR GUE!" teriak Woojin untuk Daniel. Bodoh! Kenapa juga Woojin mengaku Puti sebagai pacarnya?

"pacar? Yakin?" Daniel menaikkan salah satu alisnya dengan tersenyum jahat.

"kak udah!"

"kalau lo tau jati dirinya, yakin lo masih mau ngakuin dia pacar?"

"KAK PLEASE!"

"dia itu---"

"KAK! AKU MAU LAKUIN APA AJA DEMI KAKAK! TAPI TOLONG JANGAN SEBARKAN ITU!"

Peluang bagus untuk Daniel. Nampaknya, Tuhan berada di pihak Daniel. Memang rejeki anak soleh tidak kemana-mana.

 Memang rejeki anak soleh tidak kemana-mana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
StepBrother [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang