37. Apartemen Daniel

49.7K 2.2K 407
                                    

Rencana Daniel hari ini nampaknya harus berubah. Berhubung cuaca tidak mendukung untuk datang ke sebuah festival, akhirnya Daniel memutuskan untuk mengajak Puti ke apartemennya saja. Jarum jam masih menunjukkan pukul 5 sore, rasanya, tidak ikhlas kalau Daniel mengantarkan Puti pulang ke rumah. Daniel masih ingin berlama-lama dengan sang pujaan hatinya tersebut.

Puti terkesima melihat kamar apartemen Daniel. Benar-benar bersih, rapi, dan identik berwarna putih. Berbeda dengan kamar sebelumnya sewaktu masih tinggal di rumah Puti. Kotor, berantakan, dan condong ke warna hitam.

Yang menjadi pusat perhatian Puti adalah pemandangan luar yang indah  dari jendela. Apalagi, cuaca sedang hujan saat ini. Entah mengapa, Puti senang melihat pemandangannya.

"Fokus banget ngelihatinnya." Ucap Daniel sambil memeluk Puti dari belakang.

"Pemandangannya bagus kak. Aku suka." balas Puti.

"Ditambah lagi, kamu ada di sini. Pemandangannya semakin bagus." Daniel semakin mengencangkan pelukannya.

Puti mengelus-elus tangan Daniel yang berada pada perutnya saat ini. Senyuman tak dapat ia hindari lagi di wajah cantiknya.

"Mas Ong cuti hari ini."

Puti mengernyitkan dahinya. "Cuti? Cuti kenapa?"

"Istrinya mau melahirkan. Sebelum cuti, aku kasih dia rezeki buat dana persalinan sama buat beli perlengkapan bayi. Semoga aja persalinannya lancar deh."

"Loh? Mas Ong udah punya istri?"

"Udah sayang. Walaupun dia orangnya genit, centil, banyak tingkah, gitu-gitu dia sayang  banget loh sama istrinya. Terkadang, genit itu cuma dijadiin hiburan semata aja sama Mas Ong. Biar enggak penat sama kerjaannya."

Puti mengangguk kecil dengan ucapan Daniel. Puti paham, tidak selamanya orang genit itu berujung modus atau di cap sebagai seorang playboy. Terkadang kita harus mengerti, untuk menghibur diri masing-masing itu memiliki cara yang berbeda-beda.

"Kalau boleh tau, nama istrinya siapa, kak?"

"Nama istrinya---"

Ting nong..

Ucapan Daniel terpotong karena suara bel berbunyi. Buru-buru Daniel membukakan pintunya untuk mengetahui seseorang tersebut.

Ceklek..

"Oh Mbak Hyuna.. Ada apa mbak?" tanya Daniel dengan salah satu tetangga apartemennya, Hyuna.

"Ini, saya mau ngasih oleh-oleh. Suami saya baru pulang dari Swiss. Tapi maaf, suami saya enggak bisa mampir gara-gara kecapekan." Hyuna memberikan oleh-oleh dari suaminya.

"Makasih Mbak Hyuna. Salam buat suaminya ya." Daniel tersenyum menampakkan gigi kelincinya.

"Sama-sama Dek Daniel. Kalau begitu, saya permisi." Hyuna kembali menuju kamar apartemennya.

Puti menghampiri Daniel yang sudah menutup pintu kamarnya. Dengan membawa oleh-oleh ditangannya, sukses membuat Puti penasaran.

"Itu apa kak? Tadi itu siapa?" tanya Puti penasaran.

"Oh ini? Ini oleh-oleh dari Mbak Hyuna." balas Daniel.

"Mbak Hyuna? Siapa?"

"Itu, tetangga aku yang bohay nan seksi." Daniel menaik turunkan alisnya beberapa kali.

"Oh." Jawab Puti singkat dan padat. Setelah itu, ia kembali lagi menghampiri jendela dan melihat pemandangannya lagi.

Sadar jawaban Puti yang singkat, jelas, dan padat, Daniel menghampiri Puti dan memeluk gadis itu dari belakang lagi.

StepBrother [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang