29. Sakit Hati dan Senang

43.1K 2.4K 378
                                    

Puti kembali lagi menghampiri Woojin yang masih setia menunggunya. Tapi, ketika Puti duduk dan menatap Woojin, rasanya seperti ada atmosfer yang berubah.

“lanjut Jin..”

“males gue.”

Puti menatap bingung Woojin. Tadi, Woojin seperti orang gila yang tidak tau rasa malu ketawa-ketiwi dengan lawakannya sendiri. Sekarang, kenapa tiba-tiba dia seperti orang yang ada masalah?

Dalam hati Puti juga berkata “gue? Tadi aku-kamu.

“lo ada masalah ya Jin? Padahal tadi lo baik-baik aja.”

“emang orang yang keliatannya baik-baik aja gak punya masalah?”

“ya gak sih..”

“yaudah!”

“lo kenapa sih Jin? Kok tiba-tiba sensi gitu?”

“gatau.”

Cukup sudah kesabaran Puti. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba Woojin bertingkah aneh seperti ini.

“lo kalau ada masalah bilang Jin, gausah mendem sendiri gitu. Gue kan...pacar lo.”

Woojin menatap Puti dengan tidak suka. Dengan Puti mengatakan bahwa ia adalah pacar Woojin, entah kenapa perasaan Woojin seperti perasaan tidak suka dan ada sakit hati yang Woojin rasakan. Seperti ada pengkhianatan.

“apa bedanya sama lo? Lo juga nyimpen sesuatu dari gue kan?”

Puti mengerutkan dahinya.

“maksud lo apa Jin?”

“seneng lo jadi pelacur? Kurang nikmat ya? Ketagihan? Perlu ngerasain itu lagi? Apa perlu gue kasih perjaka gue dan gue bayar lo dengan mahal? Eh lupa, lo kan udah bekas.” ucap Woojin dengan smirknya.

Puti mengepalkan tangannya dan hanya bisa tertunduk malu. Rahasia besar yang selama ini ia simpan akhirnya terbongkar juga oleh sahabat sekaligus pacarnya sendiri. Yang ada di pikiran Puti hanya "kok bisa tau?"

kok diem? Malu? Atau kaget?

Gue kira cuma kehilangan kemaluan, eh nyatanya rasa malunya juga hilang.

jawab dong... Kok diem aja? Kepikiran ya sama dosa besarnya?lagi-lagi Woojin menunjukkan smirknya. Hanya saja, sekarang dengan sedikit cekikikan darinya.

Prakk!!

Puti memukul meja dengan keras dan berdiri di hadapan Woojin. Sorotan matanya benar-benar tajam, seakan-akan seperti ada setan yang merasuki tubuhnya. Bagaimana bisa Puti tidak sakit hati dengan ucapan Woojin? Apa yang Woojin ucapkan benar-benar membuat Puti sakit hati. Itulah sebabnya Puti lebih memilih merahasiakannya dari pada memberitahu sahabat sekaligus pacarnya. Hinaan dan caci makian pasti akan keluar dari mulut Woojin. Terbukti dengan apa yang Woojin katakan barusan.

“gausah ngomongin dosa, kalau lo sendiri juga pernah ngelakuin dosa besar! Lo pikir ciuman bukan dosa besar hah?! Otak tu di pake, dasar goblok!”

Puti meninggalkan Woojin sendirian di Cafe Wanawan. Masa bodoh dengan orang-orang yang dari tadi memperhatikan dirinya dan juga Woojin.

“gue keterlaluan ya?” - Woojin.

Puti memasuki kamar Daniel dengan kondisi mata sedikit bengkak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Puti memasuki kamar Daniel dengan kondisi mata sedikit bengkak. Ya, sepanjang perjalanan ke rumah sakit, Puti terus saja menangis tanpa henti. Tidak peduli dengan orang-orang yang menatapnya dengan aneh.

Puti tidak masalah dengan omongan orang yang menyakitkan hati tentang dirinya. Hanya saja, Puti tidak terima ketika sahabatnya yang mengatakan itu padanya. Anggap saja Woojin sebagai sahabat. Oh tidak, mungkin lebih tepatnya mantan pacar dan juga mantan sahabat.

“eh Put? Udah pulang?” tanya Daniel.

“hmm... Mama mana kak?”

“oh, tadi mama barusan pulang. Katanya mau ambil sesuatu, tapi gatau mau ambil apa.”

“hmm..”

“Put.. Ada masalah?” tanya Daniel yang terlihat heran dengan ekspresi wajah Puti.

Puti diam menatap kakak tirinya. Sampai akhirnya, ia tidak dapat menahan air matanya lagi.

“k-kakak...” Puti menghampiri Daniel dan memeluk Daniel yang posisinya duduk diatas ranjang rumah sakit. Air matanya jatuh lagi dengan derasnya.

“Put? Ada masalah apa?” tanya Daniel dengan khawatir.

“Woojin kak... Woojin jahat sama aku! Dia tega sama aku!! Hiks..” Puti semakin mengeratkan pelukannya.

“kalian ada masalah apa?”

“dia tau kalau kita pernah ... Hikss!!” Puti tidak sanggup mengatakannya.

Walaupun Puti tidak mengatakannya, namun Daniel mengerti dengan apa yang Puti maksud. Daniel pun mengelus-elus punggung Puti dan menenangkannya dalam pelukannya.

Sebagai laki-laki yang pernah merasakan tubuh adik tirinya sendiri, Daniel menjadi tidak enak karena menganggap dirinya sebagai salah satu penyebab hubungan Puti dan Woojin hancur seperti ini.

Walaupun sebenarnya dari lubuk hati Daniel yang paling dalam merasakan kegembiraan atas retaknya hubungan adik tirinya dengan Woojin.

Memang terdengar jahat. Namun, Daniel tidak bisa berbohong kalau ia senang hubungan Puti dan Woojin retak seperti ini. Memberikan kesempatan untuk dirinya agar memiliki adik tirinya tuk selamanya.

“itu tandanya, dia enggak nerima kamu apa adanya Put..”

“tapi kamu gak usah khawatir lagi...”

“...karna aku bakalan nikahin kamu setelah kamu lulus dari SMA.”

“hah? Ap---”

Daniel mengecup singkat bibir Puti dan kembali memeluk erat gadis yang sangat ia cintai. Daniel hanya perlu bersabar menunggu Puti 2 bulan lagi. Tidak lama, Daniel pasti bisa menunggu gadisnya. Walaupun sebenarnya ia ragu akan mendapatkan restu dari Mama Jeje.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Cenat cenut hatiku..
Memikirkan
Usbn
ಥ_ಥ





Wanawan kapan sih
Kombeknya?:(



StepBrother [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang