"Ini kisah kami, kalian hanya perlu menyimak tanpa perlu mencampuri."
_________
"Maksud kamu apa tarik-tarik tangan aku?!" tanya cewek berambut hitam itu, matanya menatap nyalang seorang cowok yang seenaknya menarik tangannya secara paksa. Tatapannya itu terlihat jelas memancarkan kilatan amarah.
"Harusnya aku yang tanya gitu! Maksud kamu apa deket-deket sama cowok lain? Hah?!" balas cowok di hadapannya dengan intonasi suara yang terkesan membentak.
"Dia itu temen aku! Jadi itu hak aku buat deket sama siapa aja!"
"GAK!! KAMU ITU MILIK AKU!! You're mine. Always mine." tegas cowok itu tak terbantahkan.
"Terserah! Aku capek. Aku mau kita putus!"
Hening. Pandangan mereka bertemu. Rahang cowok itu mengeras dengan kedua tangan yang mengepal. Cowok itu mencengkram kedua bahu cewek di hadapannya dengan keras, membuat cewek itu meringis tertahan.
"Bilang apa kamu tadi?" Cewek itu bisa merasakan aura mencekam ketika kekasihnya itu memandangnya. Ia tahu ia salah melakukan ini. Tapi, persetan dengan itu. Kali ini dia muak dengan sikap kekasihnya yang selalu mengekangnya dan tidak membiarkannya bebas.
"Aku. Mau. Kita. Putus." Ulang cewek itu lagi dengan penekanan di setiap katanya.
Cowok di hadapannya menyeringai, dia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celana abu-abunya dan mengarahkannya pada pergelangan tangan miliknya. Cewek itu melotot ketika melihat sebuah cutter mengarah pada pergelangan tangan cowok di hadapannya yang menyandang status sebagai kekasihnya itu.
"Kamu mau putus? Fine." Cowok itu menggores cutter itu secara perlahan pada pergelangan tangan kirinya yang menimbulkan darah segar mengalir keluar.
"KAMU GILA!!!"
"Right. Aku gila karena kamu," cowok itu semakin memperlebar goresan di pergelangan tangannya, darah segar kental itu semakin mengalir deras mengotori lantai sekolah. Melihat itu, cewek di hadapannya berteriak histeris.
Tanpa berpikir panjang, cewek itu merampas cutter dari genggaman kekasihnya dan melemparnya asal. Dia memandang luka goresan akibat ulah kekasihnya itu dengan napas memburu, lalu pandangannya tertuju pada cowok di hadapannya.
Pandangan mereka terkunci satu sama lain. Cowok itu memandang gadis di hadapannya dengan lekat, tanpa memperdulikan tangannya yang berdenyut nyeri, sedangkan gadis itu memandang kekasihnya dengan genangan air di pelupuk matanya. Selalu saja berakhir seperti ini. Sedetik kemudian, gadis itu mendekap erat cowok di hadapannya.
"Kamu egois." lirihnya di sertai dengan isakan.
"Aku sayang kamu." Ujar cowok itu, lalu membalas dekapan gadis yang di sayanginya dengan sebelah tangannya yang tidak terluka.
..
.
.
.
.
.
.
.
Tbc....A/N: Wellcome to my second story
Vote and Comment, readers😊Salam literasi,
fitrimayesa

KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Senior
Teen FictionDia Desta. Lelaki keras kepala juga angkuh. Semua yang dia inginkan harus terwujud, tidak peduli apa pun resikonya. Semua perintah darinya bersifat mutlak, tak terbantahkan. "Mine," Satu kata yang menyebabkan seorang gadis lugu terjebak dalam sangka...