Sori Typo...***********
Satu persatu dari mereka mulai memasuki gedung lapangan olahraga dengan hati yang berkecamuk. Hingga orang terakhir yaitu Jillya yang berada pada pelukan Michael yang menambah raut sedih Eduardo dan yang lainnya. Setelah semua orang telah masuk, Alex yang berada paling dekat dengan pintu masuk segera menutup akses masuk keluar satu satunya dengan cepat. Kesedihan mereka semakin bertambah karena kehilangan lagi seorang sahabat dan ditambah raungan pilu Jillya.
"Ke.. hiks kenapa hiks kalian hiks tidak hiks menolongnya" ucap Jillya disela sela tangisan yang begitu menyayat hati.
"Jill~" ucapan dan sentuhan Resilla terhenti karena bentakkan dari Jillya.
"Tidak. Jangan sentuh gue. Semua ini salah gue" bentak Jillya.
"Honey plis. Jangan kayak gini" ucap Michael lembut berusaha menenangkan Jillya.
"Tidak. Tidak. Tidak. Ti~"
Plak
Racauan Jillya terhenti karena tamparan seseorang. Kejadian tersebut berhasil membuat Jillya berhenti menangis karena terkejut dan bukan hanya Jillya yang diam bungkam tapi semua orang juga diam karena terkejut termasuk si penampar. Suasana menjadi hening, tidak ada isak tangis bahkan sepata kata. Hanya ada suara angin yang berhembus suasana terasa tenang seakan waktu telah berhenti. Hingga suara seseorang memecahkan keheningan itu.
"Mike, kamu tampar aku" ucap Jillya tak percaya pada Michael yang ternyata adalah orang yang menampar Jillya.
"Ak.. aku. Maaf" sesal Michael yang juga tak percaya karena telah menampar kekasihnya.
Terluka karena teman temannya yang tewas dan semakin terluka karena tamparan kekasihnya, Jillya segera beranjak meninggalkan teman temannya.
"Jill" panggil Adinda.
"Biarkan dia sendiri dulu jangan ganggu dia untuk sementara waktu" ucap Dimas.
"Pesawat gak bisa lepas landas kalau ditempat sempit kayak gini. Jadi yang akan jemput kita helikopter pribadi gue" ucap Eduardo tiba tiba.
"Apa muat buat kita kak?" Tanya Febrillya.
"Muat. Kapasitas helikopter yang akan jemput kita 15 orang. kalian gak perlu khawatir dan helikopter tiba disini sekitar 3 jam lagi. Jadi kalian harus segera bersiap siap " ucap Eduardo.
"Emm tentang Jillya?" Tanya Amelia.
"Biar gue aja" ucap Ray.
"Emang gak apa apa?" Tanya Leo khawatir pasalnya yang paling merasa kehilangan selain Jillya adalah Ray, karena Roy adalah kembarannya Ray.
"Kalian semua gak usah khawatirin gue. Gue gak apa apa kok. Cepat atau lambat salah satu dari kita pasti akan mati. Yah gitu deh. Gue pergi dulu ya mau liat keadaan Jill" ucap Ray yang langsung pergi meninggalkan Eduardo dan yang lainnya yang menatap sedih kepergian Ray yang ingin menemani Jillya.
"Kalian bisa istirahat. Dan lo Mike, segera ikut gue. Gue perlu bicara sama lo" dengan langkah gontai Michael berjalan mengikuti Eduardo meninggalkan yang lainnya.
***********
Tbc.
J~F~B
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Or Death [Indonesia] | [COMPLETED]
Mystery / ThrillerPlease don't copy my story.... Cerita ini tentang empat orang gadis yang memiliki julukan Four Devil Queen Squad yang harus bertahan hidup karena sebuah wabah yang tak tau asal muasal. Mereka melakukan petualangan untuk keluar dari pulau jawa menuju...