7. Dinda Home [bagian 2]

2.5K 236 4
                                    

Get ready guys...
Sebelumnya maaf ya kalau banyak Typonya...

                         ************

"TIDAK..." teriakan Dinda membuat semua orang panik dan langsung masuk ke dalam kamar. Mereka juga ikut mematung karena melihat Dinda terduduk sambil memangku seorang mayat pria yang mereka yakini sabagai ayah Dinda dan disebelahnya terbaring mayat wanita yang sudah tak berbentuk lagi.

"Tidak.. hiks.. pak..  bu.. hiks" Dinda merasa seperti anak durhaka yang tidak mampu menjaga keluarganya.

Dengan cepat Silla dan Eby langsung memeluk Dinda.

"Sabar.. lo harus kuat lewatin ini" ucap Silla.

"Tapi hiks.. "

"Shuutt tenang aja masih ada kita. Lo gak sendiri kok" ucap Eby.

"Silla, Eby bawa Dinda keluar" ucap Jill.

"Din kita keluar dulu" ucap Silla yang kemudian membantu Dinda berdiri bersama Eby.

Semua yang berada diruangan itu keluar mengikuti Silla Eby dan Dinda kecuali Jill.

Ed yang menyadari kalau Jill tidak ikut keluar membuat dia khawatir dan kembali ke ruangan tempat mayat orang tua Dinda.

"Hiks.. hiks" Ed yang mendengar suara tangisan dari kamar tempat mayat orang tua Dinda langsung bergerak cepat menuju kamar tersebut.

Tiba di kamar tersebut Ed melihat adiknya yang tengah terduduk dilantai sambil menangis.

"Hiks.. hikss"

"Shutt kamu kenapa nangis" jika sedang bersikap manis Ed selalu menggunakan panggilan Aku-kamu pada Jill adiknya.

"Aku hiks.. aku terlambat ka"

"Jangan menangis ini mungkin sudah takdir mereka"

"Hiks tapi aku yang hiks.. yang nembak ayahnya Dinda hiks.. aku pembunuh ka"

"Shutt. Tenanglah dan ceritakan pelan pelan apa yang kamu lihat tadi" tanya Ed, tidak mungkin kalau Jill membunuh orang tua Dinda dilihat dari keadaan mayat wanita yang adalah ibu Dinda cukup mengenaskan dengan perut terkoyak habis dan wajah yang hancur sedangkan ayah Dinda terlihat utu meski ada luka gigitan dan bagian wajah yang hancur karena tembakan dari Jill yang berarti ayah Jill telah menjadi zombi dan memakan istrinya sendiri batin Ed.

Setelah meredakan tangisannya Jill mulai menceritakan semuanya.

Flashback On

Setelah memutuskan berpencar Jill langsung mencari kakaknya Dinda.

"Bang.. bang Dimas" Jill terus mencari sampai ke kamar mandi yang beada di kamar Dimas.

Karena tak menemukan Keberadaan kakaknya Dinda Jill memutuskan untuk pergi ke kamar orang tua Dinda.

Jill melihat Dinda yang terdiam menatap kamar orang tuanya.

Dengan cepat Jill langsung menghampiri Dinda tanpa mengeluarkan satu kata pun.

Sampai di samping Dinda Jill hendak berbicara pada Dinda. Tapi ucapanya terhenti saat suara erang terdengar dari kamar orangtua Dinda.

"Din" ucap Jill.

Grerrr....

Saat Jill menoleh ke arah kamar itu Jill terkejut melihat ayah Dinda tengah menyantap tubuh manusia dengan rakus. Merasa kehadiran Dinda dan Jill, ayah Dinda menoleh kearah Dinda dan Jill. Melihat mangsa berada didepannya ayah Dinda beranjak ingin menghampiri Jill dan Dinda. Jill yang menyadari pergerakan ayah Dinda yang ingin memakan dirinya dan Dinda tanpa aba aba Jill langsung menembak ayah Dinda.

Dor.. Dor..

Dua tembakan terlepas keluar dari senjata Jill yang membuat ayah Dinda terkapar dengan wahah yang hancur.

Flashback Off

Setelah menceritakan yang sebenarnya Jill kembali menangis dalam pelukan Ed.

"Shutt. Ini bukan salah kamu, lagi pula ayah Dinda tetap sudah mati dan ini bukan salah mu. Berhentilah menangis dan jadilah Jill yang tegar, Jill yang kuat dan tidak cengeng Ok" ucap Ed.

"Sudahlah ayo kita ke bawa. Kita harus segera pergi ke bandara" lanjut Ed.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperhatikan mereka dari tadi.

Setelah puas menangis Jill dan Ed memutuskan untuk turun kebawah dan bergabung dengan yang lainnya.

Dari tangga Jill bisa melihat bahwa sahabatnya kesulitan menenangkan Dinda.

"Biar gue aja" ucap Jill sambil memberi petunjuk agar mereka menjauhi Dinda. Mendapat kode dari Jill mereka langsung menjauhi Dinda.

Dengan cepat Jill langsung memeluk erat Dinda dan membisikan sesuatu yang langsung membuat Dinda berhenti menangis dengan cepat seakan bisikan itu seperti memantrainya.

"Apa yang terjadi" tanya Alex bingung.

"Kok dia langsung diam" ucap Roy.

"Iya memangnya apa yang dia bisikan" tanya Ray.

"Entahlah. Jill adalah pemimpin kami dan setiap kami marah atau pun menangis karena merasa sedih hanya dia yang bisa menenangkan kami. Entah kenapa kata katanya itu seperti seorang malaikat kedamaian yang mengatakannya" ucap Silla.

"Wah hebat banget" ucap Kevin.

"Baiklah kita harus melanjutkan perjalanan Kita" ucap Dinda.

"Iya. tapi lo yakin gak mau istirahat dulu sebentar" tanya Andres.

"Iya. Gue gak apa apa lagi pula kita gak punya banyak waktu lagi" ucap Dinda dingin dan langsung pergi ke luar diikuti Jill.

"Gue penasaran apa yang dikatakan Jill" ucap Michael yang dari tadi memperhatikan Jill.

"Gak tau" balas Eby yang langsung pergi mengikuti Dinda dan Jill, diikuti oleh Silla dan yang lainnya.

                          **********












Woah kasian ya si Dinda.. tapi kemana ya kakaknya Dinda?? Apa dia masih hidup atau tidak?..

Baca terus dan jangan lupa tinggalkan Vote dan Coment..











J~F~B

Life Or Death [Indonesia] | [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang