42. Flashback, Jillya Memori

1.5K 109 0
                                    


Khusus Chapter ini sengaja aku bikin panjang..

Sori Typo....

                         ************

Flashback On

"Wah jill gue masih gak nyangka lo ada di hadapan gue sekarang" pekik Resilla yang tengah memeluk Jillya erat.

"Ye emang nya lo mau ketemu gue dalam wajud berbeda" goda Jillya.

"Apa? Gak. Gak mau gue. Tapi gue seneng karena firasat gue gak terjadi" ucap Resilla.

"Gimana keadaan yang lain?" Tanya Jillya

"Baik kok"

"Emm kapan nih nyusul gue?"

"Maksud lo?" Tanya Resilla bingung.

"Lo sama Kevin lah. Gue tau Kevin suka sama lo dan lo juga" mendengar ucapan Jillya mendadak raut wajah Resilla yang ceria berubah menjadi sedih.

"Silla, lo" ucapan Jillya terpotong karena ucapan Resilla.

"Haha lo ngaco. Masa gue jadian sama zombie" ucap Resilla dengan tawa yang menyiratkan kesedihan.

"Mak.. maksu lo?" Tanya Jill tak percaya.

"Ya waktu gue dan yang lain mau cari lo termasuk Kevin. Membuat Kevin terpaksa harus rela berkorban karena nyelamatin gue dan Roy" ucap Resilla yang mulai menitikkan air mata.

"Maafin gue"

Flashback Off

"Maafin gue Silla. Karena gue lo juga harus kehilangan orang yang lo sayang" gumam Jillya

Flashback On

"Ah gak sabar gue ketemu kakak dan yang lainnya" ucap jillya.

" sabar kali Jill. Udah deket kok" ucap Adinda.

"Tapi gue kangen mereka nih" ucap Jillya

"Bentar lagi. Mereka gak kemana mana kok" tambah Resilla.

"Lari guys" pekik Alex.

"Apa maksud lo" tanya Jillya bingung

"Cepat lari. Dibelakang ada zombie yang ngejar kita. Jumlah mereka gak sedikit dan gue gak tau mereka dari mana" tambah Michael.

Saat Jillya, Resilla dan Adinda menoleh kebelakang betapa terkejutnya mereka melihat banyaknya zombie yang tengah mengejar mereka. Dengan cepat mereka berlari menuju tempat Eduardo dan yang lainnya berada.

"Kita harus cepat pergi dari sini" ucap Jillya saat tiba di kantin

"Jillya, gue kangen"  Ucap Febrillya yang kemudian memeluk Jillya.

"Dek gue khawatir sama lo. Lo gak apa apakan?" Tambah Eduardo yang sudah menghampiri Jillya.

"Tenang aja kak, gue gak apa apa kok?" Ucap Jillya

"Okay cukup untuk kangen kangenan karena kita gak ada waktu lagi" ucap Resilla.

"Apa yang terjadi?" Tanya Leo.

"Gak ada waktu untuk penjelasan. Kita harus bergerak cepat" ucap Dimas.

"Okay okay. Semua bergerak cepat" ucap Eduardo.

Setelah mendapat aba aba dari Ed mereka mulai membereskan barang bawaan mereka baik makanan maupun persenjataan mereka. Selesai dengan senjata dan makanan mereka segera bergegas keluar dari kantin

Dor .. dor.. dor...

Tembakan demi tembakan mulai terdengar. Bukannya berkurang zombie itu malah semakin banyak akibat undangan dari bunyi letukan senjata membuat zombie dari arah lain bergabung dengan zombie yang sedang mengejar mereka.

"Cepat. Kita harus pergi ke lokasi pendaratan" ucap Eduardo.

Dor .. dorr .. dor ..

"Tapi kita tetap harus menunggu untuk waktu penjemputan. Dan selama itu pasti kita tidak akan selamat" ucap Resilla.

"Terus kita harus bagaimana" ucap Adinda mulai panik.

"Teruslah berlari, gue punya ide" ucap Roy.

"Tapi"

"Berlarilah terus dan jangan melihat kebelakang" tambah Roy.

Disela sela mereka berlari, tiba tiba Jillya mendapat firasat yang tidak enak. Membuat Jillya panik dan khawatir. Rasa itu berusaha Jillya tepis namun dapat dilihat oleh Michael.

"Ada apa dengan mu?" Ucap Michel pada Jillya.

"Apa?" Tanya Jillya berusaha menutupi rasa panik dan khawatirnya.

"Gak usah boong aku tau ada yang kamu sembunyikan. Kita kan udah pacaran kamu gak percaya sama aku?" ucap Michael.

"Maaf. Aku cuma khawatir aja. Aku merasa ada hal buruk yang akan terjadi" ucap Jillya

"Tenang aja semua pasti baik baik aja" ucap Michael sambil merangkul Jillya disela lari mereka. Tinggal beberapa langkah sampai ditempat tujuan mereka tiba tiba teriakan seseorang menghentikan langkah mereka.

"TIIDAKKK" pekik Amelia sontak mengambil perhatian yang lainnya.

Dor.. dor.. dor..

"Mengapa kalian tidak membantu dia" teriak Jillya yang masih membabi buta menembaki para zombie yang mulai mendekati seorang pria bernama Roy yang hanya terdiam berdiri menunggu para zombie menghampiri dirinya.

Dor.. dor..

"Mengapa kalian hanya diam saja? Cepat bantu dia" teriak Jillya lagi. Bukannya tidak mau membantu Eduardo dan lainnya kecuali Jill tau apa yang akan dilakukan pria itu.

"Lepas Mike. Lepas kan aku. Aku mau menolong dia" ucap Jill yang mulai menangis dipelukkan Michael.

"Kita harus segera masuk. Mike segera bawa Jill masuk" ucap Eduardo yang mulai melangkah pergi kemudian diikuti oleh yang laiinya kecuali Jillya dan Michael.

"Apa! Tidak Mike. Biarkan aku membantu dia" pekik Jillya.

"Kalian tidak usah khawatir. Pergilah jangan buat pengorbanan gue sia sia" teriak Roy yang mulai digerogoti para zombie.

Flashback Off

"Seharusnya gue menyadari kalau ternyata hal buruk itu akan membuat gue kehilangan lagi" ucap Jillya disela tangisannya.

"Apa gunanya kekuatan yang gue punya tapi gak bantu yang lain. Apa yang harus gue lakukan? Gue gak mau ada yang terluka" tambah Jillya lagi.

"Ada satu cara Jill" tambah seseorang.

                         ***********















Tbc.










J~F~B

Life Or Death [Indonesia] | [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang