(29) Khawatir

215 11 6
                                    


Bugh. Balok kayu menghantam punggung Langit lagi.

" Jadi lo ngumpet disini? Banci lo!" maki seseorang yang berhasil melayangkan pukulan ke punggung Langit, Galang.

" Sorry ya gue bukan banci, mungkin lo yang pengecut beraninya waktu ada tawuran doang!" jawab Langit sambil bangkit karena sempat terjatuh, tapi dia bisa bangkit lagi dan tak tenggelam dalam lautan luka dalam, apalagi tersesat dan tak tau arah jalan pulang, karena Langit manusia bukan butiran debu yang bisa buat orang kelilipan dan kedip kedip in mata karena keperihan.

" Gue gak takut sama sekali sama lo!" jawab Galang.

" Lah siapa juga yang nanya lo takut sama gue atau enggak? tingkat ke ge'er an lo tinggi bro" ujar Langit enteng dengan wajah meledek tanpa dosa.

" Kenapa ada manusia kayak gini sih? otaknya gesrek" batin Galang

" Gak ada yang nanya!" jawab Galang emosi

" Lah terus kenapa situ jawab hayo? Situ peramal? bisa jawab tanpa ditanya?" ujar Langit sambil tersenyum kecil

" Anjir bacot lo! Mati kutu gue ngomong sama manusia yang jenisnya kayak lo!" jawab Galang sambil mengepal tangannya

" Kesel ya? Jarang loh ada orang yang bisa secara gratis ngobrol sama gue, secara orang terganteng sejagat raya" balas Langit dengan wajah sok sombong

Galang pun sudah tak habis pikir dengan Langit, lalu ia berbalik badan hendak meninggalkan Langit. Daripada setelah tawuran dia masuk rumah sakit 'jiwa'?

" Kalau bokapnya aja pengecut, jadi pantas aja kalau anaknya juga pengecut!" ujar Langit saat melihat lawannya itu berbalik badan

" Bacot!!" ujar Galang sambil berbalik lagi menghadap Langit lalu melayangkan tinjuan pada Langit namun meleset.

" Cuma segitu?!" tantang Langit dengan tertawa kecut.

" Jangan cuma ngomong lo, sialan!" ujar Galang dan mencoba meninju namun meleset lagi.

" Belajar dulu kalau belum ahli, atau lo mau daftar les private sama gue? Tenang formulirnya ada kok, bebas biaya daftar juga kalau lo mau belajar cara tawuran yang bener, dan satu lagi nama gue itu Langit bukan Alan. Jadi harusnya silangit bukan sialan." ujar Langit.

" Bacot lo! Punya nyokap pengahancur hidup orang lain aja gede kepala lo!" ujar Galang sambil mencincing senyum liciknya

" Bacot!" bugh sebuah tinjuan tepat sasaran mengenai perut Galang yang membuat ia tersungkur. Langit pun berjongkok di hadapan Galang.

" Lo kalau gak tau apa-apa, jangan gedein bacot murahan lo, pake otak lo, oiya gue lupa lo gak punya otak apalagi hati, persis kayak bokap lo! Pengecut!" ujar Langit sambil berdiri dan meninggalkan Galang yang masih tepar di depan sekolah Blue.

" Sialan! Awas lo, semuanya akan gue balas Lang!" ujar Galang

" Woi cabut! Polisi!" teriak para peserta tawuran saat mendengar sirine polisi

*'peserta tawuran' jadi serasa lomba gitu:v

" Cabut! Cukup itu aja, kasian kalau sampai mereka mati. Dosa nya masih banyak, kasih mereka kesempatan untuk tobat dan bahagiain ortu mereka" ujar Langit untuk mengisyaratkan teman-temannya untuk segera pergi, sebelum tertangkap polisi.

***

" Blue!" teriak seseorang dari arah belakang Blue.

" Apaan" jawab Blue enteng sambil memakan camilan yang ia beli tadi.

" Lo dari mana aja hah? Gila lo ya, gue nyariin lo sampai ngelilingin sekolah, terus gue lihat anak-anak udah pada tawuran di depan, dan lo belum balik juga. Tapi sekarang lo malah enak-enakan jalan tanpa beban hidup sambil nyemil makanan serasa jadi presiden" ujar Bayu dengan ceramah panjang kali lebarnya.

" Udah selesai pidato?" jawab Blue enteng sambil menurunkan kedua tangannya yang dari tadi menutup kedua telinganya.

" Lo dari mana hah?!" tanya Bayu panik

" Nguli di proyek samping Supermarket" jawab Blue

" Kerja sampingan lo? Hah, gak lucu, cepetan jawab yang serius" ujar Bayu kesal

" Iya lo kan tau tadi gue bilang mau kemana,beli apa" jawab Blue

" Kemana?" tanya Bayu

" Kehatimu" ujar Blue sambil berjalan dan memberikan kiss jauh pada Bayu dengan tangannya.

" Melody!" ujar Bayu frustasi

" Apa...paaa...pa...." jawab Blue dengan suara yang dibuat seperti bergema.

" Jangan tinggalkan aku sendiri....." ujar Bayu dengan nada seperti bernyanyi

" kenapa....pa....pa.....?" jawab Blue

" Karena..... ku tak bisa.... jauh..... jauh..... darimu...." ujar Bayu melanjutkan nyanyiannya dan berlari ke arah Blue tapi dengan gaya slow motion seperti di drama

" Jrenggg!" jawab Blue dengan menirukan gaya pemain rock and rol yang memainkan gitarnya.

" Oke, sekarang serius lagi jangan bercanda" ujar Bayu dengan ekspresi wajah yang sudah berubah serius lagi.

" Yaudah, tapi jangan terlalu serius, kalau gue baper bahaya" jawab Blue cengengesan

" Blue..." ujar Bayu dengan memasang tatapan datar.

" Cantik, makasih sebelumnya" jawab Blue

" Serius! Lo dari mana aja?" ujar Bayu

" Dari ketemuan calon imam" jawab Blue asal

" Eh kampret, capek sumpah gue ngomong sama lo" ujar Bayu kesal

" Kalau capek kenapa dari tadi ngomong? Mending gak usah kalau kamu capek, nanti kamu sakit gimana? Aku gak ada waktu untuk jenguk kamu" jawab Blue dengan bahasa alay nya

" Alay lo" jawab Bayu

" Alay itu yang untuk olesan roti" ujar Blue

" Itu selai" jawab Bayu dengan wajah yang mulai kesal

" Iiii! Bayu kurang selaian" ujar Blue

" Itu belaian anjir, kampret lo capek gue ngomong sama manusia yang otaknya seperempat kayak lo, sableng" jawab Bayu dengan rasa menyerah.

" Sabar ya, kamu yang kuat. Lain kali biar gak capek ngomong sama aku itu makan dulu, terus siapin mental lahir batin biar kuat" ujar Blue enteng

" Bodo amat! Pulang sendiri sana lo" ujar Bayu kesal

" Pulang itu ke tempat tinggal Bay, bukan sendiri" jawab Blue

" Serah lo" ujar Bayu sambil berjalan meninggalkan Blue.

" Bayu ih tungguin!" teriak Blue sambil berlari menyusul Bayu.

Karena tak ingin stress sendiri akibat berdebat dengan Blue, akhirnya Bayu mengantarkan gadis itu pulang. Kebahagiaan bagi Blue bila ia bisa membalas kejahilan Bayu dengan membuatnya kesal setengah mati.

Jangan asal bicara kalau hanya dari mendengar, jangan asal berbuat kalau hanya melihat, dan jangan ngaku punya otak kalau cuma untuk di pajang. ini hidup, bukan pameran. - Langit Al Farizqy

hallo gaes, thank's yang sudah baca sampai chapter ini. Bagi yang sudah baca jangan lupa vote,comment and share ke teman kalian!!!

oiya sejauh cerita ini, tokoh yang kalian suka itu siapa?

Langit?

Rehan?

Rendy?

Bayu?

Rayan?

Gak di jawab gak papa, nasib di kacangin mah:)

hope you enjoy this story!

Thank You!

My First and LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang