(33) Perkiraan

168 16 0
                                        


Fanny tengah berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju ruang ICU setelah mendengar ucapan suaminya lewat telfon yang membuatnya penasaran sekaligus khawatir.

" Ada apa sih? Hufft" ujar Fanny lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar.

" Pa? Ada apa?" ujar Fanny begitu memasuki ruangan suaminya.

" Ma.." jawab Fernando dengan suara gemetar

" Kenapa pa? Kenapa muka papa pucat gitu? Papa sakit?" tebak Fanny dengan khawatir

" Bukan papa ma, tapi.." jawab Fernando tercekat

" Tapi siapa?" ujar Fanny

" Blue" jawab Fernando dengan lemas

" Blue? Kenapa?" tanya Fanny gemetar

" Blue kritis, karena kecelakaan" jawab Fernando sambil berdiri menghampiri istrinya yang berdiri dengan air mata yang sudah membendung. Gelap.

" Ma.." ujar Fernando lalu dengan cekatan menangkap tubuh istrinya yang pingsan agar tidak terjatuh ke lantai, dan segera membawanya ke ranjang rumah sakit.

Fernando akhirnya hanya duduk menunggu kabar dari dokter yang menangani Blue dan juga menunggu Fanny sadar dari pingsan. Fernando melihat ke arah pintu yang berbunyi karena ada yang mengetuk.

" Masuk" ujar Fernando

" Pa?" tanya seseorang sambil membuka pintu. Bayu.

" Eh kamu Bay, masuk Bay" ujar Fernando dengan suara yang agak lemas

" Blue kenapa pah?" tanya Bayu panik

" Blue kecelakaan, dan sekarang kritis" jawab Fernando dengan penuh kesedihan

" Kecelakaan?" ujar Bayu lemas sambil duduk di kursi dekat meja tugas Fernando.

" Pulang sekolah tadi, Blue telfon papa minta jemput. Tapi papa gak bisa karena ada operasi mendadak, terus kata Blue dia ingin naik angkot atau ojek saja. Tapi tadi tiba-tiba ada pasien yang datang dan kata suster, pasien itu Blue anak papa" jelas Fernando

" Ini salah Bayu pa, Bayu yang salah karena gak jagain Blue dan biarin Blue sendirian, maafin Bayu pa" ujar Bayu dengan penuh penyesalan

" Kamu gak salah Bay, ini bukan salah kamu. Papa sudah minta tolong pada pihak kepolisian untuk mencari siapa yang menabrak Blue" jelas Fernando

" Maafin Bayu pa" ujar Bayu

" Iya papa maafin kok. Udah dong, kamu juga harus kuat biar Blue kuat" jawab Fernando sambil tersenyum

" Mama Fanny?" tanya Bayu saat melihat seorang perempuan yang sedang berada di tempat tidur

" Iya, mama pingsan tadi" jawab Fernando

" Sekarang Blue dimana pa?" tanya Bayu

" Masih di ruang ICU" jawab Fernando

Bayu pun hanya terdiam sambil terus menyalahkan dirinya karena telah meninggalkan Blue sendirian. Suara ketukan pintu pun terdengar lagi.

" Masuk" ujar Fernando

" Permisi Dok, Dokter Andre ingin bertemu" ujar salah seorang suster yang berada di ambang pintu.

" Persilahkan masuk" jawab Fernando

" Baik Dok" ujar suster tadi sambil keluar dan kembali menutup pintu

" Selamat siang Dokter Fernando" ujar dokter Andre saat memasuki ruangan

" Siang Dok, bagaimana keadaan Blue?" tanya Fernando

" Keadaannya belum membaik, karena ada benturan di kepalanya jadi mungkin ada beberapa kejadian di beberapa hari lalu yang akan Blue lupa, tapi tidak keseluruhan. Hanya saja..." ujar Dokter Andre tercekat

" Hanya saja apa Dok?" tanya Fernando khawatir

" Hanya saja, mata Blue Dok. Karena mata Blue mungkin terbentur pembatas jalan atau semacamnya, jadi syaraf mata Blue rusak dan mungkin akan mengalami kebutaan dan itu permanen. Tapi ini baru perkiraan saya saja, belum dengan penelitian. Saya akan melakukan pemeriksaan agar mengetahui hasil yang sebenarnya, saya akan berusaha sebaik mungkin Dok" jelas Dokter Andre dengan berat hati

" Buta? Permanen? Blue?" ujar Fernando sambil mengusap wajahnya kasar

" Kita berdo'a saja yang terbaik Dokter Fernando, semoga saja itu tidak terjadi. Kalau begitu saya permisi Dok, saya ingin memeriksa keadaan pasien lagi" ujar Dokter Andre sambil berdiri menuju ke arah pintu

" Terima kasih Dok, saya mohon usahakan yang terbaik untuk anak saya" ujar Fernando

" Pasti Dokter Fernando, saya permisi" jawab Dokter Andre sambil menutup pintu dan berjalan ke arah ruang ICU.

" Blue buta pa?" tanya Bayu saat keluar dari balik tirai

" Belum pasti Bay, Dokter Andre baru akan memastikannya. Semoga saja tidak terjadi" jawab Fernando

" Aamiin" balas Bayu

" Blue buta pa? Bay?" ujar Fanny saat sudah sadar dari pingsannya

" Mama?" jawab Bayu sambil menghampiri Fanny

" Belum pasti ma, itu hanya perkiraan belum kepastian. Semoga saja tidak" ujar Fernando sambil membantu Fanny agar dapat duduk

" Tapi...nanti... Blue... Blue... gimana pa?" tanya Fanny terisak

" Blue pasti baik-baik saja ma, kita semua berdo'a saja yang terbaik" ujar Fernando sambil memeluk istrinya agar menjadi lebih tegar.

" Maafin Bayu ma, karena Bayu gak jagain Blue dan biarin Blue sendiri gitu aja, Bayu emang gak tanggung jawab banget, maafin Bayu ma maafin" ujar Bayu sambil menunduk

" Kamu gak salah sayang, dan selama ini kan kamu sudah berusaha untuk jagain Blue dengan baik, jadi kamu gak perlu merasa gagal"jawab Fanny sambil mengelus kepala Bayu

" Mama benar Bay, tadi kan papa juga bilang kalau ini bukan salah kamu. Jadi kamu jangan menyalahkan diri kamu terus" sambung Fernando

" Iya pa, ma. Tapi maafin Bayu loh" ulang Bayu

" Bay..." sahut Fanny dan Fernando berbarengan

" Iyadeh iya hehe" jawab Bayu sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Gue cuma takut, takut jika gue harus kehilangan dua orang yang paling berharga dalam hidup gue. Sekaligus. -Bayu Denandra

! BUDAYAKAN !

*VOTE SETELAH BACA*

Okey hari ini author publish dua chapter, yaitu chapter 32 dan 33 jangan lupa untuk baca, beri bintang dan bagikan!! Terimakasih untuk kalian yang sejauh ini sudah mengikuti alur cerita ini yang gak jelas, maaf juga kalau ada kata-kata asing hehe. Btw, ini gak ada yang berniat spam comment gitu? gk ada juga yaudahlah ya.

Happy Reading!


My First and LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang