(37) Pahit

191 13 0
                                    

Blue menunggu dalam diam, masih tak berkutik saat mereka sedang menuju pemakaman Rayan bersama Bayu.

" Blue?" tanya Bayu memecahkan keheningan dan lamunan Blue

" Hm?" jawab Blue singkat tanpa mengalihkan pandangan dari jalanan

" Lo gak sakit kan?" tanya Bayu sambil mengendarai motor maticnya.

" Enggak."

" Yakin?"

" Iya"

Bayu pun menghentikan kendaraannya ketika sudah berada di depan pemakaman.

" Ayo" ajak Bayu menggandeng tangan kanan Blue.

Blue hanya memberikan anggukan dan senyuman kecil yang menyakitkan. Mereka berdua sudah berdiri di samping gundukan tanah yang bertaburkan banyak bunga yang masih segar, dengan batu nisan yang menuiskan nama lengkap Rayan.

Blue masih berdiri dalam diam, tidak berkutik. Bayu melirik ke arah Blue, matanya memancarkan penderitaan dan penyesalan yang mendalam. Blue jatuh lunglai ke tanah dengan lutut sebagai tumpuan. Air mata pun seperti tak bisa di tahan, bagaikan bendungan air yang jebol, semuanya mengalir begitu saja. Suara tangis yang sangat menyayat hati Bayu, dan akhirnya membuatnya menitihkan air mata juga.

" Mel.." ujar Bayu lembut sambil ikut berlutut di samping Blue

Blue masih tak menjawab perkataan Bayu, dia masih menangis terus dan terus bagaikan menumpahkan segala kesedihan dan penyesalannya.

" Mel, lo gak apa-apa kan?" tanya Bayu sambil menyingkirkan poni rambut Blue yang menutupi wajah sendunya.

" Ra..y" ujar Blue mengeluarkan suaranya dengan lirih.

" Gue bodoh ya Ray? Gue bodoh karena gak bisa lihat penderitaan lo selama ini. Gue bodoh karena gue hanya memikirkan diri gue sendiri. Gue tuli karena gak dengar jeritan hati lo yang memanggil gue. Gue gak mikir kalau selama ini yang ada di pikiran lo Cuma gue. Gue bisu karena gak bisa menjawab kata-kata cinta lo. Gue lumpuh karena gak bisa mengejar ketulusan hati lo. Gue lemah karena gak bisa mempertahankan lo agar tetap ada di samping gue. Gue cuma bisa minta maaf Ray, tapi gue tau ini semua sudah terlambat. Gue menghabiskan sisa-sisa waktu dengan melakukan hal yang gak berguna. Gue hanya memikirkan gimana cara buat kejutan untuk ulang tahun lo supaya berbeda. Tapi ternyata benar, ini berbeda Ray, karena lo sudah tidak ada. Lo jahat pergi gitu aja dari gue, tanpa mikirin perasaan gue. Gue benci sama lo, gue benci banget sama lo Ray... benci..." ujar Blue lalu menangis kembali di akhir kalimat

" Lo gak bodoh Mel, enggak. Lo gak boleh lemah kayak gini, lo harus kuat untuk Ray. Lo malah buat Ray sedih dan gak tenang kalau lo terus nangisin kepergian dia. Lo gak boleh gitu" jawab Bayu lalu menarik Blue kepelukannya lalu mengusap puncak kepala Blue lembut.

" Gue bodoh Bay, gue gak perlu mata Ray yang penting Ray disini. Gue lebih baik gak bisa lihat cahaya dunia lagi daripada harus kehilangan salah satu bagian dunia gue itu sendiri , yaitu Ray, lo, dan yang lainnya" ujar Blue dengan terisak

" Lo gak boleh gitu, Ray sudah ikhlas memberikan matanya karena dia rasa lo lebih membutuhkannya. Sedangkan dia sudah tidak memerlukannya, Ray akan masih bisa melihat. Melihat indahnya surga di sana, dan agar lo bisa lihat indahnya dunia lo. Cukup lo kehilangan Ray, dia gak mau kalau sampai lo juga kehilangan kesempatan melihat dunia lo sekaligus. Ray gak mau lo hancur, lo harus tetap semangat, jangan biarkan pengorbanan Ray untuk lo sia-sia" jelas Bayu sambil mengurai pelukannya dan membingkai wajah cantik Blue yang berlapiskan air mata lalu menghapus air mata Blue.

" Tapi gue gak bis..."

" Ssstt... Lo pasti bisa. I trust you can do it" ujar Bayu menyela ucapan Blue

My First and LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang