Keesokan harinya, Blue pun segera berangkat sekolah karena sudah di jemput Langit dan karena dia buru-buru dia pun melupakan sarapannya karena takut terlambat untuk upacara hari Senin. Saat sampai sekolah, Blue pun segera ke kelasnya dan karena bel masuk sudah berbunyi, dia pun segera turun ke lapangan bersama ke tiga temannya. Saat upacara, Blue berdiri di paling depan karena dia yang tak terlalu tinggi, saat Pembina memberi pidatonya, sinar matahari sudah cukup panas, dan Blue pun terkena panasnya. Safira yang di belakang Blue dan melihat temannya itu sudah kehilangan keseimbangan, bertanya pada Blue.
" Blue, lo masih kuat?" tanya Safira sambil memegangi bahu Blue.
" Iyaa gue.. masih kuat kok, tenang aja" jawab Blue dengan tersenyum kecil.
" Serius kan?" tanya Safira memastikan. Langit yang melihat Blue pucat, segera mendekati barisan kelas Blue dan menyempil diantara teman Blue, siswi yang melihatnya pun langsung heboh karena ada Langit disitu.
" Blue" panggil Langit dan menepuk pundak Blue. Blue pun menengok, tapi saat dia berbalik badan, seketika dia langsung pingsan dan Langit segera menangkap Blue, lalu membawanya ke ruang UKS. Langit pun menemani Blue di ruang UKS untuk kedua kalinya, setelah beberapa menit, Blue pun sadar.
" Blue?" panggil Langit.
deg!
" Hah? Kok gue ada disini?" ucap Blue pelan
" Lo pingsan tadi,lo buat gue hampir kena serangan jantung tau gak sih? emangnya tadi pagi lo gak sarapan sampe pingsan kayak gini?" tanya Langit.
'serangan jantung' jangan sampai makhluk setampan kamu kena serangan jantung
" Enggak sempet, gue takut telat tadi, jadi gue lupa sarapan" ucap Blue pelan
" Kok lo lupa sarapan sih, lo gak boleh gak sarapan, jadi gini kan sekarang? Lo sendiri yang sakit, untung tadi gue liat muka lu pucet jadi gue langsung samperin ke barisan kelas lo dan untung gue cepet, kalo gak pasti anak PMR yang gendong lo tadi" ujar Langit
" Iyaa maaf deh, gue cuma takut telat doang, emangnya kenapa kalo anak PMR yang angkat gue?" tanya Blue.
" Yaa kalo PMR nya cewek gak masalah, kalo yang cowok? Gue gak mau ada yang gendong lo selain gue" jawab Langit
" Harus banget gitu ya?" ujar Blue sambil tersenyum
" Iyalah, nanti kalo sampe dia modus ke lo gimana? Gak akan gue maafin tu orang" jawab Langit
" Terus kalo lo yang gendong gue boleh gitu?" tanya Blue.
" Boleh lah, kita kemaren kan udah jadian" jawab Langit.
" Enak aja, udah jadian, tapikan kan belum sah, jadi gak boleh" jawab Blue
" Mau di sah in sekarang emang? Ayoklah pulang sekolah ke KUA" goda Langit.
" Gilaa kali lo, gue baru seminggu masuk SMA masa udah mau nikah? Belajar duluuu" bantah Blue dan menoyor muka Langit
" Ayok aja, tinggal bilang ke mama sama papa lo minta restu" jawab Langit dan tertawa
" Enak aja lo, emang berani?" ejek Blue
" Berani lah, kenapa harus takut, emang bokap lo gigit? Enggak kan" jawab Langit
" Enak aja bilang bokap gue gigit" bela Blue.
" Yaudah nanti aja lulus SMA, pas kan? Kita sama-sama kuliah" goda Langit
" Enggak tau" jawab Blue
" Kenapa gak tau?" tanya Langit
" Yaaa ga-..." kata-kata Blue terpotong karena Safira,Andien dan Angel masuk ke ruang UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First and Last
Novela Juvenil[25-5-18] #844 teenfiction//[25-5-18] #4 iceboy !!!FINISHED SOON!!! Blue Ayudhia. Gadis dengan beribu candaan, tawa yang menjadi candu bagi sosok lelaki. Stalker cogan cogan penghuni semesta. Dunianya berubah, hanya karena satu kalimat yang membuat...