(41) Everything is gonna be okey

170 11 20
                                    

Satu hal yang akan buat gue bahagia sekarang. Lo bertahan.

-Langit Al Farizqy

🌹

"

Oke, gue merinding" ujar Safira sambil mengelus tangannya.

"Gelap banget gila" ujar Rehan.

"Namanya juga malem" jawab Bayu.

"Besok ni sekolah kayaknya butuh lampu setruk deh biar terang" ujar Rehan.

"Gih sono beliin, pake duit lo tapi" sambung Safira.

"Brisik! " ujar Langit ketus.

"Yaudah si, jadi manusia gitu amat deh, untung pacar temen, kalau gak udah gue tenggelemin lu" gumam Safira pelan.

"Gue denger" balas Langit dingin.

"Gak nanya" balas Safira.

Mereka kini telah berdiri di depan pintu gudang.

"Blue?! Lo di dalem?! " teriak Bayu.

"Blue!!! Lo di dalem gak?! " susul Safira.

"Woi!! Yang di dalem jawab woi!! " ujar Rehan.

"Eh goblok, jangan gitu. Kalau yang di dalem bukan Blue terus jawab, mati lu" ujar Safira.

"Eh si bego, jangan bikin gue takut" balas Rehan.

"Stop, mungkin dia gak ada di sini" ujar Bayu.

Mereka pun segera berbalik ingin pergi dari sana.

"Tunggu! " pekik Langit yang membuat ketiga temannya menoleh kembali.

"Kenapa? " tanya Bayu.

"Liat ke atas" ujar Langit.

"Ada apa di atas kita?! Jangan bilang ada si mbak kun" ujar Safira.

"Liat ke atas pintunya" ujar Langit.

"WAAA!!!! ITU APAAN YANG NGEGANTUNG!!!???!!! " pekik Safira ketakutan sambil menarik lengan Rehan.

"Itu dasi pea, apaansi lebay banget" ujar Bayu.

"Ya mana gua tau, gak usah bilang lebay berapa si? " jawab Safira jengkel

"Mahal" jawab Bayu.

"Ini? Ini dasi siapa ya? " tanya Langit penasaran.

"Peduli amat buset dah sama dasi" jawab Rehan.

"Diem" ujar Langit.

"Ini dasi Blue, lihat! " ujar Bayu sambil memperlihatkan sisi dasi yang terdapat nama Blue.

"Wah, ini dasi ngapain nyampe sini segala coba?! " pekik Safira.

"Ayo buka pintunya! " perintah Langit dan mendapatkan anggukan dari kedua cowok di depannya.

Brakk

Pintu gudang pun berhasil di dobrak oleh mereka bertiga, kemudia semuanya pun segera masuk ke dalam gudang untuk mencari Blue.

"Blue? " ujar Langit tatkala melihat sosok yang duduk tak sadarkan diri di sudut dekat pintu.

Mereka bertiga pun segera melihat ke arah yang Langit tuju. Tanpa aba-aba lagi, mereka segera menghampiri tubuh Blue yang sudah lemas.

"Blue? Sadar!! " ujar Bayu sambil menepuk pelan pipi Blue.

"Dingin banget asli! " ujar Safira setelah memegang tangan Blue yang seperti beku.

My First and LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang