(6) Serius?

353 24 0
                                    

Kring... kring....

Bel masuk pun berbunyi dan mereka berempat segera membayar makanannya dan segera pergi ke kelas mereka untuk berganti pelajaran. Bu Vivi pun mulai mengajar Fisika seperti biasanya, setelah 2 jam pelajaran, terdengar suara gaduh di lapangan sekolah yang mengundang perhatian, Blue pun ikut keluar karena dia pun kepo dengan hal itu. Entah benar atau tidak dengan apa yang dilihatnya, tapi memang benar bahwa ada perkelahian di lapangan, dan yang lebih membuat tercengang adalah salah satu dari kedua orang yang sedang berkelahi itu adalah Langit, sang Ketua OSIS. Lalu setelah beberapa menit, datanglah pak Yoga yang langsung memecahkan perkelahian itu. Mereka berdua pun langsung di bawa ke ruang BK oleh pak Yoga untuk di serahkan ke Bu Magda, guru BK paling ganaz di sekolah itu. Setelah itu, Pak Yoga pun menyuruh semua murid untuk masuk ke kelas masing-masing untuk melanjutkan jam pelajaran.

Blue masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya barusan.

" Blue, gak salah tadi kak Langit berantem?" tanya Safira pada Blue yang sedang melamunkan kejadian tadi.

" Blueeee...!" sentak Safira.

" Hah? Iya kenapa?, gak tau gue juga, emangnya gue otak nya kak Langit, ha?" jawab Blue tak peduli.

" Yaa kan lo calonnya, siapa tau lo tau gitu" celetuk Safira.

" Ngaco, udah ahh gak usah di bahas" jawab Blue cemberut.

" Halaahhhh, sok-sok an gak peduli, nanti juga suka lama-lama" goda Safira

" Ihhh enggak" bantah Blue sambil menjambak ujung rambut Safira. Safira pun mengaduh kesakitan tapi dia senang bisa menggoda Blue, teman barunya 2 hari lalu, yang kini sudah menjadi sahabatnya baginya.

"Blue, lo kenapa melamun terus si?" tanya Safira

"Gue takut"

"Takut kenapa?" tanya Safira mengerutkan dahinya

"Takut sakit" jawab Blue pelan

"Kenapa gitu?"

"Karena gue takut terulang lagi sebuah masa lalu yang sudah sejak lama gue sembunyikan agar tidak membekas lagi di hati, karena nyatanya bekas luka itu belum saja hilang." jawab Blue dan menenggelamkan wajahnya.

"Udah, jalanin aja dulu, ikutin kata seorang tokoh di film, seperti filosofi tokai, mengalir mengikuti arus" jawab Safira terkekeh dan membuat Blue memukul bahunya pelan.

" Bisa aja lo, kalo gitu gue kembaran tokai dong?"ujar Blue sambil menyipitkan matanya.

"Mungkin hahaha". Safira pun masih tertawa sedangkan Blue langsung menghadap depan karena takut ketauan mengobrol dan di hukum lagi.

Ternyata menyembunyikan rasa sakit karena masa lalu itu lebih sulit dari menyembunyikan bekas tembus di rok pas lagi PMS- Blue Ayudhia M

hope you enjoy this story!

Thank You!

My First and LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang