21

29.4K 2K 418
                                    

Arla kembali kepada kelasnya dengan wajah merah akibat menangis, apa emang cinta itu sesakit ini? Apa cinta sebercanda ini?

Dia yang memulai tetapi dia juga yang mengakhiri, dia yang memulai cinta tapi dia juga yang mengakhiri cintanya.

Arla benar benar tidak tahu salah dirinya dimana? Padahal Alan yang memula menyukai dirinya dengan dekat bersama Clara. Arla berdiri dari tempat duduknya dan melangkahkan kakinya menuju perpustakaan.

Arla melangkah kakinya itu keperpustakaan, dengan handphone yang digenggamnya. Ia duduk disalah satu meja kosong dan mengambil buku asal.

"Arla? Lo kenapa?" Tanya Alfa

"Alfa?" Tanya Arla yang melihat Alfa mendekati dirinya

"Lo kenapa? Lo sakit?" Tanya Alfa

"Iya gue sakit, sakit hati dan gue juga kecewa sama Alan, dia yang mulai tapi dia yang ngakhiri," lirih Arla

"Maksudnya? Lo sama Alan putus?" Tanya Alfa terkejut dan diikuti anggukan lemah oleh Arla

"Gue benci dan kecewa sama Alan!" Lirih Arla

"Mungkin Tuhan menciptakan rasa kecewa agar kita bisa belajar menerima, bahwa tidak semua keinginan bisa kita dapatkan." Ucap Alfa kepada Arla yang sedang menenggelamkan kepalanya dilipatan tangannya.

***

''Dari mana lo, Lan?" Tanya Bara yang melihat Alan duduk disampingnya.

"Gue putus sama Arla," lirih Alan

"Kenapa?" Tanya Bara

"Gue bilang ke Arla kalo gue bosen," ucap Alan

"Bosen? Lo yang pertama deketin dia, lo yang pertama nembak dia bahkan lo maksa sama dia, tapi sekarang? Lo malah sia siain dia." Kesal Bara yang membuat Angga dan Vino mendekati Alan dan Bara.

"Kenapa nih?" Tanya Angga

"Ada what nih?" Tanya Vino

"Dia putus sama Arla dan dia malah bilang ke Arla kalo dia bosen,"

"Kok lo kaya mainin perasaan Arla sih?"

"Lo mau kalo lo sama dia putus?" Tanya Vino kepada Alan yang tidak menanggapi ucapannya.

"Lan! Cinta itu kaya senar gitar kalo lo mainin bakal putus, dan itu bakal buat lo nyesel!" Ucap Vino

"Denger! Cewe itu kaya kaca, tapi kebanyakan cewe itu susah ngaca diri sendiri," celetuk Angga

"Kek Clara haha," ucap Bara dengan kekehan kecilnya

"Gue mau cabut bro," ucap Alan tiba tiba dan membawa tasnya.

"Alan! Kamu mau kemana?" Rengek Clara

"Bisa lo lepasin tangan lo dari tangan gue?" Tanya Alan dingin

"Kamu itu kenapa sih? Kamu mau Felice aku siksa?" Bisik Clara

"Gue mau cabut, gue lagi pengen sendiri," ucap Alan datar

"Dasar cewe iblis!" Guman Alan yang langsung pergi dari kelasnya dan mengendarai mobilnya menuju sebuah tempat yang luas dan ditemani pohon rindang. Alan memilih pergi menuju taman yang jauh dari sekolah dan rumahnya tetapi dekat dengan rumah Arla. Alan juga menduduki salah satu kursi.

Perfect Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang