47(:

34.7K 1.7K 145
                                    

"Ada Alan?" Tanya Arla dengan senyuman manis kepada wanita yang berada didepan pintu, entah dia sedang apa.

"Alan? Ada si, tapi dia lagi main game, orang itu kalo maen game ga bisa diganggu, lo masuk aja," wanita itu menuruh Arla untuk memasuki kelasnya saja. Ia sudah tahu bahwa Arla adalah kekasih Alan.

"Oh iya, makasih ka." Ucap Arla dengan senyuma yang tak pernah luntur.

"Apa sih? Diem coba.. ga liat apa gue lagi main game," kesal Alan tanpa melihat sekitar dan fokus pada benda persegi itu. Sedangkan Arla sangat asik mengganggu Alan yang sedang serius bermain game.

"LO BIS-- eh? Hai sayang," karena Alan kesal pada seseorang yang selalu mencolek bahunya, menarik kupingnya pelan dan menarik satu helai rambut Alan membuat Alan seringkali meringis. Lalu ia tiba tiba terhenti ucapannya dan melihat wanita berparas cantik dengan rambut yang ia kuncir kuda dan senyumannya yang sangat manis.

"Ada apa?" Tanya Alan tersenyum dan menarik Arla untuk duduk dikursi dirinya dan mengusir Angga.

"Sana lo pergi. Bidadari gue mau duduk, bekasnya juga elap-in, lo kadang suka kentut diem diem," Angga memutar bola matanya jengah melihat Alan selalu menduakan dirinya ketika ada kekasihnya.

"Alay banget sih!" Sebal Angga, dan mau tak mau ia juga harus mengelap asal bangku yang ia duduki, sedangkan Bara dan Vino tertawa terbahak bahak melihat wajah kusut Angga.

"Diem lo pada! Gue kasih kecoa juga lo pada sungkem ama gua," kesel Angga

"Diem lo! Gue kasih balon juga lo nangis kejer kejer hahaha!" Cibir Vino dan seketika kelas rame karena cibiran Vino sedangkan wajah Angga semakit ditekuk.

"Mereka pada gila, ayo keluar," bisik Alan menggenggam tangan Arla. Alan membawa Arla ke roftoop karena bagi Alan roftoop adalah hal yang paling nyaman setelah kamarnya.

"Oh iya aku bawa ini, pasti kamu belum sarapan kan?" Tanya Arla lalu memberikan kotak bekal kepada Alan yang tengah menatap dirinya dengan tatapan lembut dan senyuman manisnya. Tak lupa Arla membawa minum-nya dan satu novel ditanganya.

"Perhatian banget sih pacarnya Alan," gemas Alan lalu mencubit pelan pipi Arla dan mengambil kotak bekal itu.

"Nasi goreng? Ih kok ada sayurnya sih, kamu kan tau aku ga suka sayur," Alan seketika cemberut karena nasi goreng yang dibuat Arla ada sayurnya seperti sawi, mentimun, dan tomat.

"Jadi kamu ga mau makan masakan aku? Padahal aku udah bikin cape cape buat kamu," omel Arla kepada Alan dengan bibir yang ia majukan sedikit bertanda ia badmood dengan Alan.

"T-tapi--" Ucapan Alan seketika terpotong oleh perintahan Arla.

"Makan! Kamu tuh sekali sekali makan sayur, biar sehat," omel Arla

"Aku uda sehat," acuh Alan yang masih menatap nasi goreng dengan tatapan antara 'nih nasi goreng kayanya enak' dan 'buset banyak sayurnya alamat nasi gorengnya pait'

"Iya sehat, sampe tubuh kamu aja tulang doang," kesal Arla

"Ga percaya banget sih? Dibilang aku pinya otot, mau liat lagi?" Tanya Alan yang siap siap mengangkat bajun seragam yang tak ia masukan kedalam celananya.

"Gausah makasih," ketus Arla

"Iya iya ini dimakan," ucap Alan lalu menyisikan sayuran itu dan mulai mrmakan nasi gorengnya dengan senyuman ceria karena nasi goreng yang Arla buat sangat enak.

"Sayurnya ga?" Tanya Arla lalu ia menyuapi paksa Alan agar memakan sayurannya.

"Makan nih, aaa." Alan terpaksa memakan mentimun, tomat dan sawi yang berada didalam nasi goreng itu.

"Kenyang," rengek Alan

"Yaudah,ini minum."

"Males belajar masa, yang."

"Yang. Sayang?"

"Hmm,"

"Baca apa sih serius banget?"

"Novel,"

"Bolos yu,"

"Ayo, aku juga pengen fokus baca novel,"

"Sayang? Terus aku dianggurin gitu aja? Aku bukan buah anggur, jadi please deh jangan anggurin cogan kaya aku,"

"Hmm," Alan menghela nafasnya, kekasihnya itu sangat tidak bisa diganggu jika sedang membaca novel ataupun nonton drakor.

Akhirnya Alan bersender ikut membaca novel yanh dibaca Arla walaupun ia tak mengerti alur cerita itu karena Arla telah membaca dibagian pertengahan.

Cup!

Cup!

"Diem bisa ga sih? Geli tau ga! Ini disekolah,"

"Kata siapa ini di mall? Ga ada yang bilanh ini mall ko sayang,"

"Bodo amat!" Ketus Arla lagi lagi Alan menghembuskan nafasnya pelan lalu ia berbaring dipaha Arla untuk menatap kekasihnya dari bawah.

"Kamu tuh nyebelin, tapi anehnya aku selalu sayang sama kamu," guman Alan



-Tbc-

Maaf yang dikit dikarenakan sibuk dan mentok

Perfect Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang