46

24.7K 1.4K 75
                                    

"Pagi sayang," sapa Alan yang sudah berada didalam rumah Arla dan ditemani oleh Arka dan kedua orang tua Arla.

"Apa sih!" Bisik Arla menghampiri Alan dimeja makan. "Malu tau diliatin mama papa sama bang Arka!" Kesal Arla.

"Ooh udah berani sayang sayangan nih?" Goda Arka

"Aduh anak mama udah gede," ucap mama Arla dengan senyuman manisnya.

"Terus kemarin kemarin aku belum gede apa?!" Kesal Arla melipat tangan didadanya dan bibir mengerucut lucu.

"Belum, dada aja rata," celetuk Arka dan memakan roti tawar dan

"Uhuk uhuk" Arka terbatuk gara gara Arla memukul pundak Arka yang tengah mengunyah makananya.

"TAI LO! MATI LO SANA GA USAH LO SAT!" Teriak Arla memukuli pundak Arka bertubi tubi.

"Arla! Bahasanya dijaga! Ga sopan kamu sama abang sendiri!" Omel Papanya.

"Lagian dia nyebelin banget main ngata ngatain orang," kesal Arla duduk disamping Alan dengan wajah menekuk membuat Alan tersenyum manis menatap kekasihnya itu.

"Kan ucapan bang Arka bener yang?" Arla melotot mendengar ucapan Alan dan disambut oleh cekikikan dari orang tua Arla dan Arka.

"Pagi pagi udah dibuat badmood aja!" Kesal Arla lalu mengambil tasnya dan keluar dari rumahnya dengan wajah cemburut.

"Kamu sih Arka!" Ucap mamanya.

"Loh kok Arka sih? Kan Alan juga lagian mama papa ngapain cekikan?" Omel Arka yang tak terima karena dirinya disalahkan oleh mamanya.

"Yaudah mah, pah, bang. Alan mau kejar Arla dulu," ucap Alan yang mencoba menutupi bau bau perdebatan.

"Sekalian suruh sarapan ya, Lan?" Tanya papa Arla.

"Siap pah! Assalamu'allaikum," ucap Alan memberi salam dan tak lupa mencium punggung tangan kudua orang tua Arla dan kaka satu satunya Arla.

"Waalaikumsallam." Ucap kedua orang tua Arla dan Arka.

"Hey sayang!" Panggil Alan

"Apa?! Sana pergi!"

"Ih pagi pagi udah marah,"

"Bodo ga peduli!" Ketus Arla yang hendak pergi

"Yah padahal aku mau ngasih ini," tunjuk Alan mengambil boneka panda ukuran kecil didalam tasnya.

"Siapa juga yang marah?" Ucap Arla mengembalikan ekspresi wajah cemberutnya menjadi ekspresi bahagia.

"Tadi marah? Mukanya cemberut terus pipinya ngembung ngembung, bibirnya maju maju. Kode banget dicium?" Sindir Alan

"Apa sih? Engga! Kamu aja yang mesuman!" Elak Arla yang mendorong Alan pelan karena Alan semakin mendekatinya.

"Wajar dong sama cewe," bela Alan

"Oh jadi kamu mesumin cewe cewe?!" Omel Arla berkecak pinggang

"Yaallah. Engga sayang, maksud aku bukan gitu, maksud aku itu wajar aku mesumin kamu, kamu kan cewe ya kali aku mesumin cowo, gay dong aku?" Tanya Alan

"Biarin aja kamu gay!" Ketus Arla

"Kamu mau aku gay?!" Tanya Alan melotot membuat Arla mengikuti melototin Alan karena ucapan Alan yang ga masuk akal.

"Engga! Ga boleh! Lo gay gua bunuh sumpah ya Lan!" Omel Arla lalu memeluk Alan dan menggeleng gelengkan kepalanya.

"Iya sayang. Ga akan kok, lagian kamu adalah wanita pertama dan terakhir yang aku cintain," gombal Alan mengusap rambut halus nan panjang Arla

Perfect Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang