Alan dan Shania menghampiri Arla dan pria itu. Memang posisi Tio membelakangi Alan dan Shania.
"Arla!" Sentak Alan dan otomatis Tio menengok kearah belakang dan Tio langsung melotot.
"Mampus gue bangunin singa jantan lagi na ena," batin Tio was was.
"E-eh Alan?" Nyengir Arla menggaruk pipinya yang tidak gatal. Alan menatap Arla dingin.
"Ga punya pacar?" Sindir Alan melipat tangannya didada.
"Punya lah, kan pacarnya kamu," omel Arla memakai aku-kamu. Alan yang mendengar Arla menggunakan Aku-kamu hanya mengulum senyumnya.
"Terus kalo punya pacar ngapain ke kantin bareng? Sama cowo lagi, tau kan kalo gue ga suka lo deket deket sama cowo lain!" Ucap Alan masih mempertahankan gengsinya agar tidak tersenyum dan mengatakan aku-kamu.
"Yakan dia yang ngajak!" Bela Arla nunjuk Tio. Tio yang ditunjuk hanya melolototkan matanya.
"Apa?! Heh jomblo ngenes! Lo kalo ga punya pacar ga usah ngajak pacar orang buat nemenin lo ngantin! Lo ga laku apa gimana?" Omel Alan seperti ema ema yang tidak dikasih potongan harga.
"Heh gue bukan jomblo ngenes, laku? Bahkan diluaran sana tergila gila sama gue," bangga Tio. Emang sih Tio termasuk pria tampan dan jago banget dnegan hal hal berbau musik.
"Terus kenapa ga lo terima aja? Jadi ga usah deketin pacar orang!" Kesal Alan menggebrakan meja.
"Gue bukan ga mau nerima tau lo tau? Mantan is my life," ucap Tio
"Mantan? Gue aja bisa move on dari Ariana Grande, cewe cantik, tajir, sexy, pinter, tinggi, bodigol, famous, masa lo engga bisa move on dari mantan lo? Malu noh diketawain bocah," sindir Alan dengan bangganya bisa membuat Tio diam tak berkutin dan mulut yang mengaga.
"Bodo amat!" Ketus Tio terus narik Shania entah kemana.
"Weh anjir ngapa lu napa narik narik gue sempak kuda!" Teriak Shania yang ditarik oleh Tio.
"Laper," rengek Alan mendekati Arla yang tengah duduk dan kembali memakan nasi goreng pedasnya itu.
"Makan noh bekas Tio, sekalian bayarin makanan gue sama Tio," ketus Arla kesal kepada Alan. Alan bahkan memasang muka tak bersalah setelah membiarkan Tio pergi.
"Kok gitu sih? Aku kan ga salah? Yang salah kamu ngapain deket deket cowo lain," ketus Alan memainkan rambut hitam Arla.
"Ya lagian kamu tiba tiba datang, kan makanan ini belom di bayar, tau ga sih? Aku udah seneng ditraktir Tio, lumayan duit aman buat beli Album selanjutnya," omel Arla, pipinya yang mengembung karena mengomeli Alan, Alan yang diomeli oleh Arla hanya terkekeh geli melihat betapa lucunya wajah Arla ketika sedang mengomel.
Entah dari kapan mereka menggunakan kata Aku-Kamu
"Ngapain senyum senyum?! Ga ada yang lucu!" Kesal Arla memukul lengan Alan dengan wajah memerah akibat kepedasan. Sudah kepedasan ditambah Alan membuat dirinya kesal setengah hidup.
"Lucu tau. Tau ga sih? Kamu adalah wanita pertama kalo ngomel keliatannya lucu," gombal Alan dengan senyuman maut yang dapat membuat wanita manapun terpana.
"Gausah mgegombal deh! Bodo aku marah!" Kesal Arla kembali memakan nasi gorengnya sesekali meminum jusnya. Sedangkan Alan terus menggoda Arla yang sedang makan. Makanan Tio ia biarkan.
"Jangan marah, nanti tambah cantik gimana? Terus cowo cowo pada naksir?" Tanya Alan menoel dagu Arla berulang ulang membuat Arla risih.
"Biarin aja!" Ketus Arla
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Badboy [END]
Teen Fictionudah ending gais!! Jangan lupa Vote dan comentnya ya!! Alano si cogan famous yang suka sama ade kelasnya sendiri. Alan yang menghalalkan segala cara untuk membuat Arla menjadi miliknya.