38

27.5K 1.7K 92
                                    

"Ga mau kekelas bareng nih?" Tanya Arla yang dihiraukan oleh Alan. Alan yang masih sibuk dengan membuka helmnya.

"GALIH WOI! BARENG KEKELAS!" Teriak Arla yang melihat Galih baru saja turun dari motornya. Galih melirik ke arah Arla lalu ia menghampiri Arla dan Alan.

"Ayo kekel---" ucap Arla yang langsung dibekap oleh Alan.

"Gajadi. Pergi sono!" Usir Alan yang membuat Arla tersenyum senang melihat tingkah Alan.

"Katanya tadi gamau," cibir Arla

"Bodo!" Ucap Alan lalu menarik tangan Arla menuju kelas. Arla diam diam mengulum senyumnya.

"Bahagia tersendiri itu ketika gue bisa buat lo cemburu" batin Arla

"Alan!" Teriak Clara

"Sekolah sesempit apasih? Hari hari gue harus liat dia," kesal Alan.

"Pagi Alan," sapa Clara dengan menampilkan senyuman bodohnya.

"Kok panas ya? Kamu kepanasan ga sih sayang?" Tanya Alan. "Iya nih panas. Kenapa ya?" Tanya Arla. Memang pasangan romantis, ketika si pho datang, mereka cepat cepat menghindar.

"Jangan jangan ada setan lagi," ucap Alan. "Cepet kabur, nanti kamu kerasukan sayang." Teriak Alan

Alan dan Arla berlari menghindari Clara, mereka seperti dikejar kejar oleh preman.

Alan dan Arla terus berlari menuju kelas Arla. Sesampai dikelas Arla, Alan melihat seisi kelas yang sangat sepi dan menatap dirinya.

Arla tidak memperdulikan tatapan teman teman sekelasnya, ia hanya lanjut menuju kursinya dan Alan hanya memperhatikan Arla yang tengah duduk dikursinya. Tiba tiba Dion datang menghampiri Arla dan membawa sebuah buku tebal.

"Nih buku lo, makasih ya," ucap Dion menghampiri Arla dan mengembalikan buku yang sempat ia pinjam.

"Lo pinjem ya?" Tanya Arla. Ia saja lupa kalau bukunya dipinjam oleh Dion.

"Iya, lo lupa?" Tanya Dion terkekeh kecil.

"Iya," ucap Arla dengan cengirannya. Alan masih melihat Arla yang tengah berbicara bersama Dion. Marah? Iyalah, siapa sih yang tidak marah jika orang yang kita sayang berinteraksi dengan lawan jenisnya.

Tiba tiba seorang wanita paruh baya memasuki kelas yang hening itu karena menatap pria tampan dan famous itu.

"Pagi anak anak," dehem Bu Nia

BU Nia menyadari Alan yang tengah melihat Arla dengan tangan dilipan didada. Bu Nia juga menyadari bahwa murid muridnya tengah menatap Alan dengan terkagum kagum berbeda dengan pria yang langsung melihat kepada Bu Nia.

"Alan!" Sentak Bu Nia

"Astagfirullah, keget." Ucap Alan mengelus dadanya ketika mendengar namanya dipanggil. "Eh ibu, pakabar bu? Sehat? Gimana keadaan suami bu?" Tanya Alan basa basi. Ia sudah tahu bahwa dirinya akan dimarahi abis abisan oleh bu Nia.

"Gausah so nanya! Ngapain kamu disini? Ga denger bel bunyi?" Kesal bu Nia dengan berkecak pinggang.

"Saya lagi liatin pacar saya yang lagi sibuk ngobrol sama cowo lain," sindir Alan, orang yang disindir langsung menoleh kepada Alan.

"Pacar pacar! Cepat sana pergi kekalas kamu!" Ucap bu Nia melotot.

"Eh iya bu. Sabar bu jangan marah marah ga baik, orang yang suka marah marah nanti cepet tua! Eh ibu udah tua eheh," nyengir Alan sembari menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Alan!" Bentak bu Nia

"Iya bu maafin Alan, Alan pergi bu, assalamu'allaikun calon istri yang sibuk sama selingkuhannya!" Teriak Alan lalu berlari agar tidak terkena semprotan dari bu Nia.

Perfect Badboy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang