21 |

776 42 0
                                    

💢💢💢💢


"Shaaa..., awaas!!"

💢💢💢💢

Shasya merasakan seseorang mendorongnya kepinggir jalan hingga ia tersungkur namun hanya terduduk ,sedetik kemudian ia mendengar suara rem berdecit kencang.


Ciiitt!!!


Dan suara gebrakan keras.


Bruukk!!!


Sepontan Shasya menoleh keasal suara itu,ia terkejut melihat seseorang yang tertabrak mobil, tubuhnya terpental keras kearah trotoar jalan.

Dengan mulut menganga,Ia menyipitkan mata untuk melihat jelas siapa orang yang telah menyelamatkannya,dengan tertatih tatih ia pun mendekati orang tersebut.

Seketika itu pula matanya terbelalak melihat orang itu yang telah berlumuran darah di kepalanya.

Ia tak dapat menahan tangisannya, dadanya sesak. seperti ada batu besar yang menghantam dadanya.


Ia merasa lemas, tubuhnya bergetar ia tak dapat menahan bobot tubuhnya hingga ia terduduk didekat kepala seseorang itu.

Ia meraih kepala orang itu dan membawanya keatas pahanya,
Ia berteriak sekuat kuatnya dengan air mata yang sedari tadi tumpah tak terbendung.

"Reyhaaann!!!!"
"Reyhaan banguun!!!"
"Reeyy!!"

Shasya terus berteriak, berharap kekasihnya itu bangun.
Ia merasa waktu seakan akan berhenti berdetak begitu pula dengan jantungnya,Seketika ia merasa kepalanya semakin berat dan ia kehilangan kesadarannya saat itu juga.


🏥🏥🏥🏥


Shasya POV

Aku merasa kepalaku sangat berat dan pusing sekali rasanya,walaupun mataku masih terpejam namun aku dapat mendengar suara beberapa orang yang berada didekatku

"Bagaimana dok, keadaan anak saya?!"

"Ibu, saya minta Ibu tenang, saya rasa ia hanya syok, tidak lama lagi putri Ibu akan sadar, tolong dibantu dengan doa ya bu, kami hanya dapat menolong semampu kami"

"Iya dok"

"Kalau begitu saya permisi dulu"

"Baik dokter, terimakasih"

Sepertinya itu adalah suara mama dan suara seorang laki laki yang dipanggil dokter.

Aku mencoba membuka mataku namun berat sekali rasanya mata ini untuk terbuka dan perlahan lahan aku pun dapat membuka mata walaupun dengan susah payah karna silauan dari lampu yang mengganggu kornea mataku lama kelamaan mataku pun dapat menyesuaikan cahaya terang lampu yang ada di ruangan ini, bau obat obatan pun menyeruak di indra penciuman ku membuat ku sadar bahwa aku sedang berada di rumah sakit.

Aku melihat mamaku sedang menangis di pelukan papaku
Aku memanggilnya dengan suara lirih.

"Mama,,,, papa,,,,"

kedua orang tuaku langsung menoleh ke arahku, meraka langsung menghampiriku.

"Natasya, kamu sudah sadar nak" ucap mamaku sambil memelukku, air mataku pun tumpah saat itu juga karna memang aku sangat merindukan kedua orang tuaku.

"Bagaimana keadaanmu sayang, bagian mana yang sakit nak?, biar papa bilang sama dokter ya,,"

Sesaat setelah papa mengatakan itu aku pun teringat pada Reyhan, tubuhku menegang saat itu juga.

"Reyhan!! "Teriakku

Aku ingin sekali melihat keadaannya, aku segera bangkit dari tempat tidurku dan hendak turun namun papa menahanku.

"Natasya kamu mau kemana sayang, kamu masih sakit"


"Enggak pa, aku baik baik aja, aku mau ketemu sama Reyhan pa, dimana dia?, aku mau melihatnya pa, aku mohon" rengekku pada papa sambil memegang tangannya dan air mataku pun jatuh semakin deras.

"Natasya, mama minta kamu tenang ya nak, mama janji akan membawamu menemui Reyhan,
tapi tidak sekarang , kamu baru aja siuman dan kamu harus banyak istirahat, mama mohon sekali ini aja kamu nurutin mama, ya sayang?"


Mama kembali memelukku erat, aku tak tega melihat kekhawatiran diwajah mama dan papaku, aku memilih untuk menuruti mama.


Dengan lemas akupun kembali merebahkan diriku di tempat tidur.

"Iya mah, tapi mama janji kan bawa aku ketemu sama Rey? "

"Iya sayang, mama janji, sekarang kamu makan dulu ya, terus minum obat nya"

"Iya"sautku

Memori ku seakan berputar kembali saat aku bersama dengan Reyhan waktu itu,

"Dari dulu aku gak pernah lupain kamu dan sampai kapanpun aku gak akan lupain kamu ,aku akan tetep cinta sama kamu"

"Kalau pun nanti terjadi sesuatu sama aku, aku minta sama kamu jangan pernah tinggalin aku, karna aku gak mau kehilangan kamu"

Kata kata itu terus saja menggema di pikiranku, seperti kaset yang terus terusan diputar.
Akupun tak menyangka bahwa mimpiku kemarin itu akan menjadi kenyataan.

Aku merasa menjadi orang yang sangat bodoh, karena belakangan ini aku tak mau menyapanya, Dan sekarang aku merasa sangat takut.

Takut kehilangan dia.

👋👋👋👋


Hai hai,,,pada dapet gak feel nya ??
Jangan lupa di tunggu vote nya ya,,,,

👇

REYNAT  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang