Semoga feelnya dapet ya:)
Happy Reading🎈
Perlahan kedua bola mata Reyhan mulai terbuka, ia mengedipkan kedua matanya menyesuaikan cahaya dari lampu yang sangat menusuk matanya.
Rey melihat ke sekeliling, heran. Kenapa ia bisa berada disini, seingat nya, tadi ia sedang berada di taman belakang.
Mengenai taman belakang, Rey mulai mengingat kembali apa yang dilihatnya tadi. Sungguh sangat sulit untuk dipercaya.
Apakah benar ia dan Shasya pernah menjalin hubungan? Kenapa ia baru mengetahuinya sekarang.
Rey bangun dari kasur UKS, tetapi saat ingin keluar ia malah berpapasan dengan seseorang yang tadi tengah di pikirkannya.
Shasya.
Rey menatap Shasya yang juga tengah menatapnya. Tiba tiba sebuah memori terulang kembali di otaknya.
"Lo udah bangun?" tanya Shasya gugup
Rey langsung menarik Shasya kedalam pelukannya, memeluknya erat seperti tak ingin melepaskan kembali.
Shasya yang dipeluk pun sangat terkejut, ia mencoba untuk tidak menangis. Rasa rindu yang amat sangat besar tiba tiba hilang begitu saja.
Shasya tidak membalas pelukannya, membiarkan saja Reyhan yang memeluknya. Mencoba menahan air mata yang ingin jatuh dari pelupuk matanya.
"Tolong bantu aku untuk ingat semuanya" ucap Rey lirih. Berbisik tepat ditelinga Shasya.
Shasya yang mendengar itu seketika merasa sesak. Air matanya tak dapat ia tahan, dan akhirnya mengalir membasari kedua pipinya.
"A... Aku akan bantu kamu, ak.. Aku pasti bantu" ucap Shasya terbata, menahan isakan yang ingin keluar.
Shasya langsung melepas pelukan Reyhan dan berlalu dari hadapan Rey menuju sebuah meja disamping tempat tidur yang tadi ditempati Rey.
Shasya buru buru menghapus air matanya, agar Rey tak melihatnya menangis.
"Kamu makan dulu, ini udah aku beliin nasi goreng. Abis itu kamu minum obatnya" ucap Shasya.
Rey pun langsung menghampirinya dan duduk dipinggir tepat tidur menghadap ke arah Shasya.
"Yang bawa aku kesini, kamu?" tanya Reyhan sambil menatap Shasya dari samping.
"Bukan, tadi Erik sama Ryan yang bawa kamu kesini. Tapi mereka udah balik ke kelas"
"Oohh"
"Nih, Makan" ucap Shasya memberikan nasi goreng yang tadi ia beli dikantin.
"Suapin"
"Hah?, enggak ah. Makan aja sendiri, masih punya tangan kan?" tolak Shasya
"Tangan aku pegel sha"
"Kamu makan pake sendok, bukan pake beton. Sendok gak bakal bikin tangan kamu copot juga!" ucap Shasya kesal.
"Pokoknya suapin!" ucap Rey memaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNAT [COMPLETED]
Teen FictionDijaga selagi ada, karena jika sudah hilang, berharganya dia akan terasa sangat nyata - ReyNat - Rey memberanikan diri mengungkapkan perasaannya. "Kak aku suka sama kaka" sambil merogoh kantong celana nya. Belum sempat Rey mengeluarkan penggaris dar...