23 |

756 41 0
                                    


👗👗👗

Shasya POV

Aku terbangun karena suara tirai yang di geser keras dan juga cahaya matahari yang mulai menusuk mataku,rupa nya itu mamahku yang sengaja menyibak tirai karena hari memang sudah pagi.

Aku pun menggeliat meregangkan otot otot ku yang kaku karena semalaman tak bergerak.

"sayang,,bangun yuk udah siang" suara mamah ku masuk ke indra pendengaranku.
"menurut dokter kamu udah boleh pulang hari ini,kamu udah baik baik aja sayang" lanjut nya

Aku hanya menguap mendengarkan kata kata mamah,memang aku merasa sudah baikan hanya lecet di siku ku yang masih terasa perih dan aku pun sudah siap jika memang harus pulang dari rumah sakit hari ini.

Aku segera menuju ke kamar mandi untuk membasuh wajah ku agar sedikit segar,setelah ku rasa cukup akupun keluar untuk mengambil pakaian ganti yang kemarin di bawakan oleh mamah.

"kamu gak mandi sayang?" tanya mamah yang kini sibuk membaca majalah.

"Nggak ah mah, nanti aja di rumah" jawabku sambil kembali ke kamar mandi untuk ganti baju.

Setelah rapih aku pun duduk di sofa sebelah mamah dan mulai makan makanan yang di bawa oleh mamah.

Tak lama pintu ruang rawat ku terbuka dan masuk lah Mala bersama Joey.

Mala langsung menghambur memelukku "Sha maaf gue baru jenguk lo, gimana lo baik baik aja kan sha, lo gak kenapa napa kan, hmm? "Cecar Mala sambil memegang wajah ku, membalik balik kan badan ku bahkan memegang kakiku.

"Ya ampun la,, gue gak papa lo gak usah panik gitu, elah,, lagian udah 2 hari gue di sini lo baru jenguk sekarang, gue udah mau pulang tau gak? " Jawabku ketus.
Mamah hanya tersenyum melihat Mala yang terlihat panik. Setelah itu mamah pamit mau ngurus administrasi katanya,
Setelah mamah keluar Mala duduk di samping ku dan Joey besandar pada tempat tidur.

"Sha lo beneran udah baikan? " tanya Joey

"Iya Joey gue baik baik aja" aku terdiam sejenak "kalian udah nengokin Rey?" lanjut ku sambil menatap Joey dan Mala bergantian.

Mala dan Joey saling tatap "sebenernya kita berdua mau jenguk Rey juga setelah ini" Joey yang menyahut.

"Gue ikut ya?!" sahut ku cepat.

"Boleh, malah gue seneng kalo lo bisa ikut kita, ya kan Joey?!" Mala nampak antusias.

"Hmm" Joey mengangguk.

Kemudian Mala membantuku mengemas barang barang ku, sebenar nya hanya beberapa pakaian kotor dan selimut saja.

Tak lama mamah kembali "sayang udah yu kita pulang, mamah udah selesai ngurus administrasinya".

"Iya,,tapi mah aku mau jenguk Rey dulu ya?,mamah pulang duluan aja".

"Ooh,, ya udah mamah duluan ya? " ucap nya sambil cipika cipiki dengan ku "Mala, Joey,, nanti tolong antarkan Shasya pulang ya?! " lanjut nya sambil menenteng satu tas berisi pakaian dan selimut. Sebenarnya aku ingin membawa tas itu bersama ku namun mamah melarang nya 'kamu masih belum kuat bawa berat berat' katanya.

🏃🏃🏃🏃

Kami bertiga sudah sampai di ruang Rey berada. Rupanya
setelah dioperasi semalam, Rey langsung di bawa ke ICU karena kondisi Rey masih belum sadarkan diri.

kami bertiga masuk ke dalam setelah sebelumnya mengetuk pintu, saat sudah didalam ku lihat ada mamah Rey yang sedang menatap sedih putra nya yang tengah terbaring lemah.

'hening' hanya suara mesin EKG yang berdenting dan sebuah layar komputer yang menampilkan angka angka dan grafik yang naik turun.

Aku tak kuasa melihat tubuh Rey Yang tak bergerak matanya terpejam wajah yang nampak pucat dengan balutan perban di kepala dan sebagian kaki kirinya dan juga selang oksigen di hidungnya, membuat kakiku lemas seketika Dan rasa bersalah langsung menghinggapiku, tangisku pecah tanpa suara, tubuhku hampir jatuh jika saja Mala tak menangkap tubuhku.

Sementara Mala membawa ku duduk di kursi yang ada di ruangan itu, Joey menghampiri tante Tania yang ikut menangis melihat ku.

"Tante, maaf Joey baru dateng" ucap Joey seraya menyalami tangan tante Tania.Tante
Tania memang dekat dengan semua sahabat-sahabat Rey, ia menganggap mereka seperti putranya sendiri. Dulu saat kelima sahabat putra nya itu sering menginap di rumah nya maka tante Tania akan senang hati memasak banyak masakan untuk mereka, membuat kue membuat jus aneka buah dan cemilan cemilan kecil lain nya. Begitulah cerita yang ku dengar dari Rey waktu itu.

Tak lama tante Tania menghampiri aku dan Mala, tante Tania memelukku untuk menenangkan ku,rupanya Joey sudah meberitau padanya bahwa aku adalah pacar putranya, bukannya berhenti menangis namun tangisku malah bersuara makin keras.

"Tante,, maafin Shasya, Rey jadi seperti ini karena Shasya tante,, " ucapku sambil terus menangis. Tante Tania mengusap punggungku "sstt,,, bukan salah kamu sayang,,,ini semua sudah takdir Tuhan, jadi kamu gak boleh menyalahkan diri kamu" ucap Tante Tania tanpa melepaskan pelukannya.

"Seharusnya aku yang ada di situ, kalo Rey gak nyelametin aku tante,, "

"Sudahlah nak semuanya sudah terjadi, lagi pula Rey menyelamatkan kamu itu berati kamu orang Yang dia sayang, dia gak mau terjadi apa apa sama kamu,artinya dia juga gak mau liat kamu sedih, udah ya jangan nangis lagi" ucap tante Tania sambil menangkup wajahku dan mengusap air mataku,entah mengapa ucapan nya mampu meredakan tangisan ku, akupun mengangangguk dan berhenti menangis.

Tante Tania menatapku lekat "Ternyata Rey benar, kamu cantik".

Mendengar itu membuat senyumku terbit "makasih tante"

Akupun kembali memeluk tante Tania.

💐💐💐

To be continue,,

REYNAT  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang