41|

709 18 0
                                    


Reyhan kini sudah seperti patung hidup, raganya masih menetap namun pikirannya tidak menetap. Shasya, perempuan yang sudah 1 Minggu ini memenuhi pikirannya. Sudah 1 Minggu pula Reyhan selalu mencari Shasya dirumahnya namun tak ada informasi tentang keberadaan kekasihnya itu.

Kepergian shasya tiba-tiba membuat Reyhan frustasi, ini baru 1 Minggu namun terasa lama bagi dirinya. Teman temannya merasa kasihan kepada Reyhan, karena semenjak hari itu Reyhan berubah menjadi pribadi yang pendiam dan suka melamun. Itu jauh berbeda dari pribadi Reyhan yang dulu.

"Lo udah ketemu informasi tentang Shasya?" Joey bertanya kepada Reyhan yang kini melamun seraya memainkan sedotan minumannya.

Reyhan menggeleng menjawab pertanyaan Joey tanpa menatap orang yang bertanya.

Ryan yang duduk disamping Reyhan menepuk-nepuk pundak cowok itu, memberikan semangat. Dirinya merasa prihatin melihat perubahan dari sobatnya itu.

"Gue yakin Shasya bakalan nemuin Lo" ucap Ryan memberi semangat.

"Lo beneran gak ada informasi tentang Shasya mal?" Tanya Roni kepada Mala.

Mala menggelengkan kepalanya.
"Nomer Shasya gak pernah aktif dari seminggu yang lalu, gue coba kirim pesan juga gak pernah dibales, sekedar dibaca pun enggak"

"Kita berdoa aja semoga Shasya gak kenapa-napa dan semoga cepet ada informasi tentang keberadaan Shasya sekarang" ucap Erik.

"Amin..."

****

8.32 a.m
Hamburg City

Sinar matahari pagi yang masuk kedalam sebuah kamar, karena gorden jendela yang dibuka secara sengaja, membuat perempuan cantik yang masih berada di alam mimpinya terganggu.

"Wake up dear!,You're like a bear that hibernates if you don't wake up now" ucap seorang pria yang usianya lebih tua 4 tahun dari perempuan cantik tersebut.

"Close the curtain again, you are very annoying!"

Bukanya bangun, perempuan cantik itu malah menarik selimutnya, bersembunyi dari sinar matahari yang menganggu tidurnya.

Pria itu pun menghampiri perempuan cantik yang bersembunyi dibalik selimut nya, lalu menggoyang-goyangkan pundak perempuan itu.

"Ckk!! Come on, wake up, tasya. I'll buy you ice cream and walk in the park if you wake up!"

Mendengar itu perempuan yang dipanggil Tasnya itu pun membuka selimutnya dan berkata dengan wajah menggemaskan walau baru bangun tidur, itu menurut pria yang membangunkan Tasya.

"Seriously?!"
.
.

"Es krimnya dimakan dong, jangan senyum terus nanti giginya kering"

"Apaan si Ge, gue senyum mulu tuh lagi meregangkan otot-otot mulut gue biar ga kaku tau! Calon dokter kok gak tau sih" ejek Tasya kepada seseorang yang dipanggil 'Ge' itu.

"Ya gak gitu juga Tasya, Lo udah kaya orang gila senyum terus. Malu maluin aja jauh-jauh dari Indonesia buat berobat di Jerman eh malah jadi orang gila"

"Hahahahahaha" tawa Tasya

"Hahahahahahahahaha" pria itu pun ikut tertawa terbahak-bahak

"Ga lucu!!" ucap Tasya kesal yang membuat pria yang duduk disampingnya terdiam dan menggaruk tengkuknya malu.

Tasya kembali memfokuskan diri pada pemandangan sungai di depan taman tersebut seraya memakan es krimnya. Tiba tiba dirinya teringat seseorang di Indonesia dan membuatnya menjadi sedih.

REYNAT  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang