Reyhan dan kedua temannya, akhirnya sampai disalah satu club malam yang sering dikunjungi oleh geng Thunder. Mereka terlihat menahan amarahnya yang sudah diubun - ubun, ah tidak sepertinya hanya Rey dan Joey saja yang terlihat marah.Ryan? Dia saja masih belum mengerti apa maksud Reyhan dan Joey yang ingin datang ke club dan berniat membunuh.., setan? Entah lah pemikirannya seperti itu.
Ryan memang bodoh!Joey hendak memasuki club malam saat mereka baru saja sampai, tetapi titahan oleh Reyhan.
"Lo berdua tunggu sini aja, biar gue yang masuk" ucap Rey yang membuat Joey menampilkan mimik wajah protesnya, tetapi itu sama sekali tidak dipedulikan oleh Reyhan. Ia langsung memasuki club malam untuk menyelamatkan temannya.
"Kita ngapain kesini? Katanya mau bunuh setan? Setan mah adanya di kuburan bukan diclub. Yakali setan dugem" cerocos Ryan yang masih duduk diam diatas motornya, membuat Joey menatapnya jengkel.
"Lo gak usah banyak bacot deh, gua benggal pala Lo mau?!" Jawab Joey kesal. Ryan ini bagaimana sih, dari tadi belum ngerti juga! Astaghfirullah.
Tepat saat itu juga Reyhan keluar bersama Angga yang sudah berada digenggamannya ia berjalan sambil menyeret kerah baju Angga dan membawanya menjauh dari club.
Tanpa ba-bi-bu Rey langsung menyerang Angga dengan bogemannya.
Bughhh
"Anjing!!, Bangsat lo!!" Umapat Rey Sambil terus memukul Angga.
Bughhh
Bughhh
Bughhh
Joey dan Ryan menghampiri Rey dan Angga disusul anak buah Angga yang mengikuti Reyhan dibelakang.
Melihat kaptennya diserang anak buah Angga pun langsung membalas dengan menyerang Rey, Joey, dan juga Ryan.Memang tak mungkin bila Rey dkk bisa melawan banyaknya anak buah Angga, tetapi kali ini keberuntungan sedang berpihak kepada mereka. Kawanan polisi datang dan menangkap mereka.
Dorr
Suara pistol membuat mereka semua berhenti.
"Angkat tangan!!" Ucap pak polisi seraya mengarahkan pistolnya kearah kumpulan pria yang sedang baku hantam.
Ada 7 sampai 10 polisi yang mengelilingi mereka semua. Reyhan, Angga, Joey dan Ryan mengangkat tangannya menyerah, anak buah Angga pun ada yang kabur lebih dulu menghindar dari polisi.
Entah siapa yang memanggil kawanan polisi tersebut. Reyhan sangat berterima kasih saat ini, tetapi tidak untuk nanti, saat ia sudah berada di kantor polisi.
Dan akhirnya mereka yang masih berada diarea perkelahian tersebut pun dibawa ke kantor polisi.
****
Reyhan dkk berjalan dikoridor sekolah dengan Rey yang berada didepan. Langkah Reyhan begitu cepat hingga kelima sahabatnya sedikit tertinggal dibelakang.
"Rey Lo kalo jalan pelan pelan kek, kelas kita juga gak bakalan ilang" gerutu Ryan.
Erik pun menyahuti omongannya "Kaya Lo gak tau dia aja, Rey tuh pengen cepet-cepet ketemu Shasha soalnya ada kucing garong"
Ryan langsung menoleh kearah Erik dengan mimik wajah heran. "Kata siapa lo?---- Aduhhh, Rey Lo kalo mau berhenti bilang bilang kek!"
Reyhan tak peduli dengan ucapan Ryan yang menyumpah serapahi dirinya, pemandangan didepannya lebih penting dari pada menyahuti ucapan Ryan.
Rey langsung menghampiri Shasha dan Aldi yang berjalan menuju kelas dengan Shasha yang dipapah oleh Aldi.
"Shaa? Kamu kenapa?" Rey bertanya saat sudah berada dihadapan keduanya.
"Rey, ah aku gak papa kok. Cuma pusing sedikit" ucap Shasha beralasan dirinya tak ingin membuat Reyhan khawatir, padahal sudah terlihat dari wajahnya yang pucat bahwa dirinya sedang tidak sehat.
"Kalo pusing kenapa masuk? Ayo aku anter pulang, kamu harus istirahat" Reyhan langsung melepaskan tangan Aldi dari pundak Shasha dan menggantinya dengan tangannya sendiri.
"Gak usah, aku udah minum obat kok. Lagi pula kalo aku pulang, nanti gak bisa ikut ulangan bahasa Inggris" ucap Shasha menolak dengan suara yang lemas.
"What? Ulangan? Kok gue lupa ya?" Sahut Joey yang sudah berada didekat mereka bertiga entah sejak kapan.
"Emang Lo mah pikun, lupa mulu" semprot Reyhan yang membuat Joey mendelik.
"Namanya juga lupa, pasti gak inget" ucap Joey.
"Tau loh, lupa tuh manusiawi! Kalo gak pernah lupa bukan manusia namanya. Gue aja lupa kalo hari ini ada ulangan" Ryan mempali dan disetujui oleh temannya kecuali Reyhan.
"Gue juga pernah lupa, tapi gak keseringan kaya Lo berdua!!" Sahut Reyhan lagi.
Shasha sedikit terkejut saat menyadari kalau wajah Reyhan sedikit lebam.
"Rey?? Kamu kenapa kok lebam gini? berantem ya? Kan aku pernah bilang jangan cari masalah sama orang lain. Kalo udah gini kan kamu juga yang rugi. Masih sakit gak?" Cerocos Shasha yang membuat Reyhan mengulum senyumnya.
Reyhan langsung mengacak-acak rambut Shasha gemas. "Gak papa kok, lagi pula ini udah gak sakit"
"Masa?" Tanya Shasha curiga, ia langsung menyentuh luka lebam disudut bibir Reyhan yang sudah mengering.
"Awwww shhh" Shasha tidak tanggung tanggung saat menyentuh luka lebam Reyhan, dirinya juga menekannya yang membuat Reyhan meringis.
"Tuh kan, masih sakit! Udah sana keUKS. Joey anter Rey keUKS, gue sama Aldi mau kekelas duluan udah mau bell" perintah Shasha.
"Joey, mending lo aja yang anter Shasha kekelas, dan Lo Di, mending Lo balik ke kelas lo udah mau bell" ucap Reyhan yang tak suka Aldi bersama Shasha.
"Gak papa, mending gue aja yang anter Shasha ke kelas. Gue juga dapat urusan sama Mala" ucap Aldi yang membuat Joey menoleh kearahnya.
"Ada urusan apa Lo sama pacar gue?!" Sahut Joey dengan nada bicara yang sedikit naik.
"Privasi" jawab Aldi yang membuat Joey kesal.
"Lo kok ngeselin sih?!" Saat Joey ingin menghampiri Aldi, Shasha langsung berdiri didepan Aldi menghalang pergerakan Joey.
"Udah gak usah berantem, mending Lo semua anter Rey ke UKS. Sanah!" Sahut Shasha membela Aldi, dirinya memang tidak suka kekerasan, jadi lebih baik ia menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Ayo Di, udah bell" ajak Shasha, Aldi pun kembali memapah Shasha menuju kelas.
"Udah yok keUKS, udah bell" ajak Erik, yang langsung di iyakan oleh mereka.
Koridor sekolah kini mulai sepi karena KBM sudah dimulai.
"Eh, gue rasa nih si Aldi naksir sama Shasha. Lo liat gak tadi, Aldi kaya ngebet banget nganterin Shasha ke kelas" ucap Erik dan langsung disahuti oleh Joey.
"Tapi gue rasa dia naksir cewek gue, buktinya tadi, 'gue tanya ada perlu apa' eh dia malah jawab 'privasi'. Yehhh, gua colok mati lu!" Sahut Joey dengan kesal.
"Atau jangan jangan, Aldi naksir sama dua duanya. Nahlohhh, tiati dah lu berdua. Jagain tuh cewek Lo, digondol kucing garong baru tau rasa" celetuk Ryan yang membuat Reyhan mendelik tak suka.
Tapi kalo dipikir-pikir iya juga sih, Shasha juga seperti tak mempermasalahkan Aldi yang dekat dengannya. Bukannya Shasha selalu menghindar dari Aldi, kenapa sekarang malah nempel banget.
Suasana hati Reyhan mulai gelisah, dirinya menghawatirkan kekasihnya, takut bila cintanya direbut orang lain.
Semoga Shasha gak tergoda sama cencorang kurang belaian macam Aldi. Batin Reyhan berucap.
****
TBC...
Yuhuuuu, chapter 38 update 🎉
Thanks for 3,15k readers yaah❣️
Silent readers mah cepet banget ya,, gak nyangka aku:v hahaMohon maaf ya guys, aku lama updatenya. Krn aku nih gk dpt inspirasi, aku nih butuh pencerahan, pencerahan lampu, lampu neon:v
Apa si yawlah...😆😆
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNAT [COMPLETED]
Teen FictionDijaga selagi ada, karena jika sudah hilang, berharganya dia akan terasa sangat nyata - ReyNat - Rey memberanikan diri mengungkapkan perasaannya. "Kak aku suka sama kaka" sambil merogoh kantong celana nya. Belum sempat Rey mengeluarkan penggaris dar...