22 |

797 38 0
                                    


💉💉💉

Di depan ruang IGD kedua orang tua Reyhan tengah menunggu dengan harap harap cemas.

Tampak pula kelima sahabat Reyhan berkumpul di sana.

Tania mama Reyhan terus saja menangis dan Aditya papa Reyhan merangkul istrinya mencoba menenangkannya.

"Pah,, gimana keadaan Reyhan pah,, " keluh Tania dengan suara parau.

"Iya, mah,, mamah tenang dulu, kita tunggu penjelasan dokter ya, sabar mah,, " suara Aditya sangat lembut mencoba menenangkan istrinya, sesungguhnya ia sedang menyembunyikan perasaannya sendiri yang sangat khawatir namun ia mencoba tenang hanya agar istrinya tidak semakin panik.

Rasa gelisah dan cemas juga menyelimuti kelima sahabat Rey, mereka semua terlihat menitikkan air mata dan saling merangkul.

Hari pun semakin gelap menandakan malam telah datang

Tak lama pintu IGD terbuka, seorang dokter dan suster keluar dari ruangan itu, semua orang yang sejak tadi menunggu di depan pintu langsung menghampiri dokter, tak terkecuali Aditya dan tania yang dengan cepat menghampiri dokter dan langsung melontarkan pertanyaan.

"Dokter, bagaimana keadaan anak kami dok? "Aditya bertanya dengan satu tarikan nafas.

"Pak Aditya,pasien sampai saat ini belum sadarkan diri dan seperti nya kami harus melakukan operasi karena benturan di kepala pasien menyebabkan penggumpalan darah di otak, dan tak ada jalan lain selain operasi".ungkap dokter dengan suara tenang nya agar tidak ada kepanikan.

"Baiklah dok, lakukan yang terbaik menurut dokter".ucap Aditya pasrah.

"Dokter saya mohon selamat kan anak saya dok,, " Tania tak dapat lagi menahan diri untuk bersuara dengan tangis nya yang semakin menjadi.

"Baiklah kami akan berusaha sebaik mungkin, kami harus segera menyiapkan operasinya"
dokter tersebut menghela napas "sekarang kami permisi dulu".ucapnya lagi sambil beranjak pergi

"Baik dok, terima kasih" jawab Aditya

Kelima sahabat Rey hanya terdiam sambil menyimak pembicaraan orang tua dan dokter itu.

Satu persatu dari mereka kembali duduk di kursi setelah dokter itu pergi,namun tidak pada kedua orang tua Reyhan,mereka masih berdiri di depan pintu ruang IGD sambil memperhatikan putranya dari kaca bulat yang ada di pintu itu, kedua nya terlihat sangat cemas dan juga lelah.

Dokter masih belum memperbolehkan siapapun masuk keruangan itu dengan alasan sterilisasi.

tak lama para perawat pria keluar dari ruang IGD, para perawat tersebut mendorong brankar yang di tempati Reyhan segera menuju ruang operasi,di ikuti oleh Tania dan Aditya, juga kelima sahabat Rey.

Mereka menyusuri lorong lorong rumah sakit dengan langkah cepat mengikuti langkah para perawat yang mendorong brankar yang di tempati Rey.

setelah sampai di ruang operasi para perawat tersebut meminta kedua orang tua Reyhan dan yang lainnya untuk menunggu di luar,setelah pintu tertutup lampu berwarna merah yang ada di atas pintu ruang operasi pun menyala pertanda operasi sedang berjalan,kecemasan kembali menyelimuti semua orang yang berada di sana.

Ryan Yang sedari tadi memperhatikan Aditya dan istrinya, mulai memberanikan diri untuk menyapa keduanya.

"Om, tante, saya pikir lebih baik om dan tante istirahat di rumah saja biar kami yang menunggu Rey di sini" tutur Ryan dan langsung di iya kan oleh Aditya karena ia lihat istrinya sangat pucat, ia tau istrinya belum makan apapun sejak mereka datang kerumah sakit hingga malam ini.

"Kalian memang anak muda yang baik, kalau begitu biar om antarkan tante pulang dulu nanti om akan kembali kesini" Aditya langsung memapah istri nya

"Iya om, " ucap Ryan sambil menyalami tangan keduanya di ikuti oleh keempat temannya yang lain "hati hati di jalan" terus nya.

"Terima kasih " Aditya pun melangkah meninggalkan rumah sakit,sambil merangkul istrinya.

🕖🕖🕖

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam namun Shasya belum juga dapat memejamkan mata nya karena ia terus memikirkan keadaan Reyhan, ia semakin gelisah akhirnya ia pun meminta pada papanya untuk mengantarnya ke ruangan Reyhan.

Melihat putrinya yang terus merajuk akhirnya Candra wijaya ayah Shasya mau mengantar kan putri nya, Milla mamah Shasya pun ikut bersama nya.

Tak lama mereka pun sampai di ruang IGD. 'Bingung' itu lah yang di rasakan Shasya dan kedua orang tuanya saat ini karena mereka tak melihat satupun orang yang mereka kenal di sana,saat seorang perawat keluar dari IGD Shasya langsung menanyakan keberadaan Rey,perawat tersebut memberitahu bahwa Reyhan sudah di bawa ke ruang operasi,mereka pun segera menuju ruang operasi tersebut.

Shasya menatap sendu kearah kelima sahabatnya begitu juga dengan kelima pemuda itu, Ryan yang lebih dulu bangkit dan menghampiri Shasya dan kedua orangtuanya.

Terlebih dulu ia menyalami kedua orang tua Shasya dan di ikuti pula oleh ke empat sahabat nya yang juga langsung bangkit ketika melihat kedatangan Shasya dan orang tuanya."Sha, gimana keadaan lo?, maaf kita semua belum sempat nengokin lo Sha,," ucap Ryan dengan wajah hawatir

"Gue baik baik aja yan,makasih lo udah hawatirin gue, makasih juga karena kalian semua mau nungguin Rey di sini"jawab Shasya seraya mengedarkan pandangan kearah kelima pemuda itu.

"gimana dengan Rey?" Shasya menatap Ryan mengharap jawaban

merasa di tanya Ryan pun menjawab Shasya "Rey baru aja masuk ruang operasi Sya,kata dokter ada gumpalan darah di otaknya dan dia harus segera di operasi" Ryan dapat melihat kesedihan di wajah Shasya dengan air mata yang terus mengalir dari mata gadis itu.

###
to be continued...

REYNAT  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang