Shasya tiba dirumahnya dengan raut wajah kesal, hal itu membuat Mila penasaran dengan apa Yang terjadi."Sayang.. Kenapa, pulang - pulang kok mukanya gitu?" tanya Mila yang sedang duduk di kursi teras sambil membaca majalah.
"Itu tangan kamu kenapa?" tanya Mila lagi seraya menghampiri dan melihat tangan Shasya.
"Jatoh mah, tadi ada cowok rese yang nabrak aku pas lagi lari" jawab Shasya sambil mengecurutkan bibirnya.
"Ya udah sini, mama obatin" Mila menarik tangan Shasya dan mengobati luka disiku putrinya dengan telaten, sesekali Shasya meringis kesakitan karena rasa perih disikunya yang diberi obat oleh mamanya.
Setelah selesai diobati Shasya pamit ke kamar untuk mandi.
****
Rey tengah terduduk dilantai balkon kamar nya, sambil menghisap rokok ditangannya. Sejak selesai mandi tadi ia sudah menghabiskan 3 batang rokok.
Kegiatannya itu terhenti ketika pintu kamarnya diketuk dari luar, ia buru buru mematikan rokok yang tengah dihisapnya dan menyembunyikannya disudut ruangan.
"Rey.., ada temen kamu nih" suara Tania terdengar setelah pintu diketuk.
Dengan terburu buru Rey segera mendekat kearah pintu dan membukanya.
"Iya mah, Siapa?" Rey bertanya setelah pintu dibuka.
"Itu, Ryan sama Joey ada dibawah"
"Kok, gak disuruh langsung ke kamar sih mah, biasanya juga gitu kan?" jawab Rey.
Tania mengerutkan keningnya "kamu udah inget?"
"Inget apa?" Rey malah balik bertanya.
"Temen temen kamu, emang biasanya mereka langsung ke kamar kamu. Tapi itu kan dulu sebelum kamu amnesia, syukurlah pelan pelan kamu bisa ingat lagi" ucap Tania antusias.
Rey memasang wajah bingung dan langsung meninggalkan Tania, menghampiri kedua sahabatnya di ruang tamu.
Terlihat Ryan dan Joey tengah duduk di sofa mendengar derap langkah kaki seseorang keduanya langsung menoleh ke arah suara.
"Hai, tumben pagi pagi udah kesini?" tanya Rey ketika sudah berada dihadapan kedua sahabatnya, ia pun mengambil posisi duduk di sofa.
"Pagi pala lu peang! Ini udah siang Rey, lu liat noh udah jam setengah duabelas" ketus Ryan.
"Elah, iya iya, udah siang. Trus ngapain kalian kesini?" tanya Rey tak kalah ketus.
"Kita mau ngomongin soal semalam Rey" jawab Joey.
Rey menaruh jarinya di depan bibir seraya berbisik "ssyuutt, soal semalem, kita ngomongin dikamar gue aja. Ayo" Rey bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar nya diikuti kedua sahabatnya.
Setalah tiba di kamar, Rey segera menutup dan mengunci pintu kamarnya seolah olah yang akan mereka bicarakan adalah rahasia besar.
"Semalen kenapa lo mau minum dengan gampangnya, hanya karna sekedar sidirian dari Angga?" tanya Joey to the point.
"Gue gak terima lah, dipermalukan di depan banyak orang, dan orang orang itu Geng Thunder semua" Jawab Rey santai.
"Tapi gak gitu juga Rey, lo sampe mabok berat.Untung gue ikhlas pobong lo lo pada, kalo enggak udah gue tinggal lo di sono!" sahut Rian yang tengah telentang di kasur milik Rey sambil memainkan ponselnya.
"Kayanya kita harus jauhin mereka deh, karna yang gue denger mereka itu pengedar narkoba" ucap Joey.
"Lo tau dari mana kalo mereka itu pengedar?" tanya Rey tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNAT [COMPLETED]
Teen FictionDijaga selagi ada, karena jika sudah hilang, berharganya dia akan terasa sangat nyata - ReyNat - Rey memberanikan diri mengungkapkan perasaannya. "Kak aku suka sama kaka" sambil merogoh kantong celana nya. Belum sempat Rey mengeluarkan penggaris dar...