Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•●•
Hal yang sama juga terjadi pada Wendy, tak menyadari mereka berbeda arah.
Orang itu semakin mendekat, mengarahkan gunting seakan akan menggunting kepala Wendy dengan keadaan badan yang terpisah dengan kepala.
"Kau tidak bisa lari".
"I'm running ". Ucap Wendy berlari dan menengok kebelakang.
"Kau akan jatuh".
Byurr..
Wendy benar benar tercebur kedalam air dan dia tidak bisa menggerakan seluruh bagian tubuhnya, beberapa waktu kemudian orang itu muncul didepannya, membawa guntingnya dan tersenyum miring mengerikan, semuanya hilang saat wendy mengenai dasar.
•●•
"Jauh jauh dari gue sialan". Ucap Irene yang lebih terdengar seperti bentakkan.
"Tidak akan". Ucap orang itu dengan seringaiannya.
"Gue gak takut sama lo". Tawa Irene, bukankah dia harus bersikap seperti ini saat ini?
"Pergi lo jelek". Ucap Irene meledek.
"Wah apa kau benar benar berani denganku?".
"Jauh jauh dari gue".
Irene berjalan menjauh dari dia selangkah demi selangkah dan akhirnya Irene merasa ada sesuatu dibelakang, pohon.
"Sudah kubilang".
Irene tidak bisa melakukan apapun lagi, orang itu semakin mendekat membuat Irene memiringkan kepalanya. Namun ada sesuatu yang janggal.
Yeri sedang berlari sendiri seakan ada yang mengejarnya, dia terpojokkan dan jatuh pingsan.
Irene mulai berpikir keras, dan akhirnya muncul sebuah pikiran, mereka tertipu, dia hanya ilusi.
"Gue ga sebodoh itu". Irene mulai berani melihat orang itu.
"Apa? Apa maksutmu anak kecil".
"Lo ilusi". Merasa pikirannya benar, Irene tidak berpikir panjang dan maju kearah orang itu. Tapi orang itu lebih dulu menghampiri Irene dan memukul kepalanya. Dia tak sadarkan diri.
•●•
"Engh, ada apa disini". Ucap Wendy dengan kepalanya yang pusing.
Dia mendapati dirinya dan ketiga teman temannya sedang tertidur didalam mobil.
"Guys, bangun...". Panggilnya lagi.
Beberapa menit kemudian dia berhasil menyadarkan ketiga temannya itu.
"K..kok kita disini?". Tanya Yeri heran.
"Yang tadi cuma mimpi?".-tanya seulgi sambil memegangi kepalanya yang sakit.
