°twenty two°

492 76 1
                                    

Change your theme into black if you mind to

Change your theme into black if you mind to

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•●•

Sepertinya mereka sudah mengambil pilihan yang salah, "Ren ada yang pegang tangan gue". Bisik Wendy tegang.

"Wen, lari". Ucap Irene lalu menarik tangan wendy untuk lari bersamanya.

Orang itu terus mendekat, dia berhasil memegang tangan wendy, sampai wendy berteriak tidak karuan.

"Jangan lari". Ucap orang itu, ""HUAA, IRENEE". Teriak Wendy lebih keras lagi.

Tatapan Irene seakan menyuruh Wendy untuk tenang, dan Wendy membalasnya dengan tatapan, keadaan gini lo nyuruh gue tenang?

Orang itu mencengkeram kuat lengan wendy, semakin wendy bergerak, orang itu menekan kukunya pada tangan wendy.

Itu pasti menyakitkan, kuku panjang dan tajam itu menggores permukaan kulitnya.

Samar samar sebuah goresan terlihat, dan darah mengalir dari lengan wendy.

"Astaga wen gue bener bener gatau harus apa". ucap Irene setengah hampir nangis karna gatau apa yang harus dilakukan.

Tangannya memang sedang menggenggam tangan wendy hingga terluka, tapi tatapan matanya mengarah kepada Irene.

Mata itu, semakin lama seperti ada sesuatu yang janggal.

Dan reflek saja, Irene mengambil entah tongkat apa yang ada disitu, dan memukulnya tepat dikepala.

Dia hanya diam, lalu tiba tiba menunduk,

"Apa kita harus lari sekarang?".tanya Irene pelan, "ayo".

Tangan orang itu mulai melemah untuk tetap menahan wendy. Mereka berdua lolos dari orang itu.

Lari terus dan lari kedepan, namun menghadap kebelakang, untuk melihat sudah seberapa jauh mereka berlari.

Tapi saat mereka melihat kedepan, harapan mereka hilang. Dia ada didepan.

Dia menatap tajam kearah mereka, tepatnya Irene. Yang bisa mereka lakukan hanyalah mundur kebelakang.

Tetapi terhenti karna ada sesuatu dibelakang. Ada tembok disitu, padahal tadi tidak ada.

"Gue gamau mati kayak gini woi". Ucap Wendy, "Gue juga gamau".

Irene memutuskan menutup mata dan berpasrah pada keadaan, "Rene, itu kenapa". Kata Wendy tiba tiba, membuat Irene membuka matanya.

•●•

Peek-A-BooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang