°twenty six°

499 62 0
                                    

Change your theme into black if you mind to

Change your theme into black if you mind to

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•●•

Dalam hitungan detik dia menjatuhkan dirinya sendiri, bayangkan saja bagaimana perasaan keempat gadis itu ketika melihat kejadian seperti itu secara langsung.

Ketiga dari mereka kecuali seulgi memberanikan diri melihat kebawah, namun reaksi mereka membuat seulgi penasaran. Dan itu benar benar menjijikan.

Darah mengalir hingga menjalar disekitar tubuhnya. Namun dia tersenyum, tepatnya smirk.

Suatu suara membuat mereka berempat membalikkan badan.

"PEEK A BOO".

Astaga, tidak lagi, tidak untuk saat ini.

"Bangun, bangun". Ucap Irene sambil menggoyangkan tubuh temannya.

"Kok kita disini?". Tanya Wendy yang terkejut.

"Lah". Yeri ikut terkejut setelah melihat sekitar.

"Apa tadi itu cuma mimpi?". Timpal Wendy.

"Gue mimpi kakel kita meninggal masa". Ucap Seulgi tiba tiba. Dan ternyata ketiga teman lainnya juga.

Keempat gadis itu terkejut karena beredarnya berita kematian kakak kelasnya itu.

"Jadi itu beneran". Ucap Yeri. "Eh eh, gue dapet rekamannya". Wendy menyodorkan ponselnya.

"Rekaman apa?". Tanya seulgi.

"Bunuh diri".

"Ga makasih, so creepy". Irene langsung menahan ponsel Wendy.

"Liat aja, gue penasaran kenapa kita bisa disini".

Akhirnya mereka memutuskan untuk melihatnya, tapi mereka tidak muncul disana. Mereka semakin bingung, apakah itu nyata atau tidak, lagipula kejadiannya sama persis, bahkan Yura terlihat sedang berbicara kepada orang.

Hari sudah malam, hari itu menjadi hari yang panjang, dengan munculnya misteri aneh yang harus dipecahkan lagi.

"We need to sleep". Ucap sang kepala suku, Irene.

Baru beberapa menit mereka tertidur, ada suara yang memaksa mereka untuk bangun.

Tok.. tok..tok..

"Ish.. apa sih malem malem". Wendy berdecak kesal dengan mata yang masih tertutup.

Tok..tok..tok..

"DIEM". Teriak Yeri kesal dan membenarkan posisi tidurnya.

Tok..tok..tok..

Suara itu semakin mengeras, tapi mereka berempat tidak terlalu menghiraukannya.

"Astaga gabisa diem sih".

Yang mereka pikirkan sekarang hanyalah tidur, beberapa menit suara hilang, mereka benar benar melanjutkan tidurnya..

Sampai, tiba tiba gorden jendela terbuka sendiri dan menampakan sesuatu dibaliknya.

•●•

Peek-A-BooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang