Bahagia

34.3K 1.3K 24
                                    

Aku menatap Monica yang sudah tertidur pulas di kamarnya setelah kuberikan ASI. Semakin hari, dirinya terlihat semakin cantik dan begitu mungil -karena usianya masih 3 bulan-.

Monica, anakku! Anakku bersama Radit -pria yang paling aku sayangi sedunia-!

Aku menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Seperti biasa, Radit masih sibuk bekerja di ruang kerjanya.

Kadang aku kesal kalau Radit sudah sangat sibuk bekerja, tapi mau bagaimana lagi? Uang bulananku dan hadiah mobil Alphard berwarna hitam terbaru milikku itu kan adalah hasil kerja kerasnya selama ini.

Aku berjalan keluar kamar Monica dan berjalan ke arah ruang kerja Radit. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, aku langsung masuk ke dalamnya.

Radit yang sebelumnya sedang sibuk mengetik, langsung berhenti seketika dan menatap ke arahku yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang kerjanya.

Aku perlahan berjalan ke arah Radit yang sedang duduk di kursi beroda kerjanya yang diikuti dengan tatapan tajamnya.

"Monica udah tidur?" Tanya Radit ketika aku mulai duduk menyamping ke kiri di atas pangkuannya dan menatapnya.

Aku mengangguk kepadanya dan mengalungkan kedua tanganku di lehernya, sedangkan kedua tangan Radit langsung melingkari pinggulku.

"Kenapa, sayang?" Tanyanya, sesaat mengecup lembut pipi kiriku.

"Aku lagi pengen 'pacaran' sama kamu.." Jawabku tersenyum nakal kepadanya.

Belum sempat Radit membalas pernyataanku, aku langsung menciumi lehernya dengan semangat hingga Radit hanya dapat menghirup napas dalam-dalam.

"..Aku lagi sibuk kerja, sayang.." Jawabnya pelan.

"Jadi gak mau?" Tanyaku langsung berhenti menciumi lehernya, lalu menatapnya tajam sembari mengangkat sebelah alisku.

"Mau kok.." Balasnya sambil mengangguk dan tersenyum manis.

Suaranya yang rendah itu! Aku suka sekali bagaimana dirinya selalu mengistimewakanku.

Mungkin, sekarang aku mengerti bagaimana rasanya tergila-gila kepada seseorang sebagaimana Radit tergila-gila kepadaku hingga lebih dari 9 tahun waktu dulu.

Rasanya ingin terus dan terus bersama. Ya, mungkin kamu akan mengira keadaanku saat ini seperti anak ABG yang baru saja pacaran. Nyatanya, aku memang belum pernah berpacaran dan mencintai seseorang sebelumnya, jadi wajar saja jika aku seperti ini, bukan?

Radit langsung mencium bibirku, mendorong lidahnya masuk ke dalam mulutku. Tangan kirinya langsung masuk ke dalam kaos dan bra yang sedang kukenakan dan memainkan puting kananku dari bawah bajuku.

"Hmm.. Sayang," desahku melepas ciumannya.

"Kenapa?" Tanyanya sambil terus memainkan payudaraku.

"Kadang aku suka mikir," jawabku menatap wajahnya. "Aku bersyukur banget dari awal kamu ketemu aku sampe kita nikah, kamu selalu ngawasin aku, merhatiin aku dan ngancem cowok-cowok yang mau nembak aku," jelasku sambil sedikit terkekeh.

"Kenapa emangnya?" Tanyanya keheranan dan seketika tangannya kembali keluar dari bajuku.

"Karena aku gak tau kalo aku nikah sama orang lain, apa aku bakal diperlakuin seistimewa ini, apa lagi kalo dibandingin sama orang yang udah jelas-jelas terbukti sayang sama aku hampir 10 tahun,"

"Treating you like a queen is my real pleasure," jawabnya tersenyum kepadaku.

Aku berbalik tersenyum menatap kedua matanya yang intens, yang juga tanpa henti menatapku.

Akal Tak Sekali Tiba (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang