[Warning +21 - Mature content]
CERITANYA BIKIN BAPER TINGKAT DEWA - (SOME PARTS ARE PRIVATE, HARUS FOLLOW DULU BUAT BACA LENGKAP)
-COMPLETED-
Emma terbangun dari mimpi gilanya dan menemukan dirinya berada di dalam sebuah mobil bersama seorang lelaki...
Sepulang dari hotel tempat dimana aku dan Radit menikah kemarin, aku dan Radit berencana untuk pergi ke rumah sakit terlebih dahulu sebelum benar-benar pulang ke rumah Radit, untuk mengecek kandunganku dan melakukan USG.
Dokter bilang, kandunganku sedang dalam kondisi yang baik, meskipun sebelum pulang tadi dari hotel, aku sempat mual-mual dan sangat pusing.
"Nah, kalo udah 9 minggu, udah keliatan jantungnya, ini.." Tunjuk sang dokter pada layar USG.
Kulihat Radit nampak begitu terdiam terharu menatap fokus janin yang berada di dalam perutku. Itu sangat terlihat jelas sekali. Aku tak bisa membayangkan kembali ketika aku sempat berencana akan menggugurkan anak ini sebelum Radit datang. Aku benar-benar menyesal!
Sesaat Radit menatapku dan tersenyum bahagia mengetahui anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Aku sangat lega mengetahui bahwa dia sudah mencintai anaknya jauh sebelum dilahirkan kelak. Aku masih tak menyangka tengah mengandung anak dari lelaki seperti Radit.
Radit mencoba menuntunku perlahan membawaku kembali masuk ke dalam mobil setelah pemeriksaan kandunganku selesai. Dia bersikap cukup perhatian akan kondisiku saat ini yang masih dihadang rasa mual.
"Tadi pagi kenapa kamu ninggalin aku duluan?" Tanyaku kembali cemberut ketika Radit sedang fokus menyetir mobil.
"Kamu pules banget, jadi aku gak bangunin", ucapnya sambil terus tetap menatap ke arah jalan. "..Tadi sebelum tante Marsya dateng, aku sempet ngobrol berdua sama ibu.. Aku udah ceritain ke ibu kalo kamu udah hamil", lanjutnya dengan santai.
Mendengar Radit berkata demikian, tentu saja sontak membuatku sangat terkejut. Mengapa dia dengan seenak jidatnya tidak berkonsultasi terlebih dahulu kepadaku?!
"HAH?! Kok kamu gak bilang ke aku dulu sih?!" Tanyaku sangat kesal kepadanya.
"Aku tau aku salah, tapi aku gak mau kalo sampe ibu kecewa karena terlambat tau dan dari orang lain, Ma.."
Aku terdiam sejenak mendengar ucapannya yang benar itu.
"Trus ibu gimana? Dan kenapa tadi ibu biasa aja pas aku dateng? Kenapa dia gak marah-marah sedikitpun ke aku atau kamu? Bahkan ibu cuma senyum-senyum santai?! Aku tau banget ibu, Dit.."
"Karena hamil gak hamilnya kamu, aku emang udah bertekad buat nikahin kamu, tanggung jawab. Sama seperti yang udah aku bilang ke kamu", jawabnya tanpa sedikitpun menoleh kepadaku, hingga membuat aku terdiam kembali mendengar ucapannya.
Baiklah, setidaknya ibu terlihat tidak kecewa tadi, walaupun hari ini Radit sudah dua kali membuatku kesal. Tapi, nyatanya dia juga sempat membuatku merasa bahagia.
Aku tak tahu apa yang dikatakan Radit kepada ibu secara terperinci, dan seharusnya aku begitu marah akan sikapnya yang tidak berdiskusi terlebih dahulu denganku mengenai masalah ini, tapi nyatanya aku hanya bisa seperti sekarang ini, terdiam tak berdaya mendengar ucapannya tersebut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.