Halo, Mamah!

37.9K 1.6K 20
                                    

Sesampainya aku dan Radit di dalam kamarku yang begitu sederhana, aku langsung mengunci pintu kamar. Seketika kedua mata Radit langsung tertuju kepada foto-fotoku ketika aku masih kecil yang berada di atas meja belajar.

 Seketika kedua mata Radit langsung tertuju kepada foto-fotoku ketika aku masih kecil yang berada di atas meja belajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena tidak sabar, aku langsung menarik tangannya ke tempat tidur. Kududuk di sebelah kiri Radit, menatap kedua bola matanya dan langsung mencium bibirnya kembali dengan penuh hasrat. Aku benar-benar menjadi sangat agresif sekali kepadanya! Entahlah.

Bibirnya yang lembut itu telah berhasil membuatku tak dapat berhenti menciumnya. Rasanya begitu membuatku merasa senang dan bersemangat dapat menciumnya kembali.

Tubuhku terasa mulai memanas dan bergairah. Tangan Radit yang hangat mulai membelai pinggul kiriku kembali dan ciuman kami kembali memanas, sedangkan tanganku mulai mengacak-ngacak rambutnya yang lembut tanpa sadar, hingga aku terdorong jatuh ke belakang dan membuat posisiku menjadi terlentang di atas kasur sementara Radit berada di atas mengurung tubuhku sambil terus berbalik semangat membalas ciumanku.

Radit kembali melepaskan ciumannya kepadaku dan mulai melepaskan jaket dan kaosnya. Kulihat tubuhnya yang cukup berotot itu, benar-benar merusak pikiranku. Dia kembali menatapku tajam seolah-olah seperti seekor singa yang akan menerkam seekor keledai. Dia langsung menciumku kembali dengan semangat.

Kali ini, aku tahu aku benar-benar menyukai Radit. Ya meskipun kadang-kadang dia sangat dingin dan cuek, tapi pada dasarnya dia sangat perhatian dan bertanggung jawab. Itulah yang aku suka darinya!

Sebenarnya apa yang diucapkan Clara dan Jess itu memang benar. Secara fisik, Radit memang sangat amat menarik sekali. Tapi bukan itu yang aku inginkan dari Radit, aku ingin dia seutuhnya!

Kedua tangan Radit mulai menarik dan melepaskan kaos yang kukenakan secara cepat sambil melepaskan ciumanku. Jantungku benar-benar berdegup sangat amat kencang. Dia mulai mencoba melepaskan bra yang kukenakan hingga dirinya dapat melihat kedua payudaraku dengan amat jelas untuk pertama kalinya di bawah terangnya lampu yang bersinar!

Aku merasa begitu terekspos. Meski sebelumnya Radit pernah melihat dan memainkan kedua payudaraku, akan tetapi aku masih tetap malu untuk memperlihatkannya kepada Radit. Karena itu, tanpa sadar aku menutup kedua payudaraku dengan menyilangkan kedua tanganku dan berpaling pandangan dari Radit.

"Kamu mau nutupin terus?" Tanya Radit sambil mengerutkan dahinya dan menatap tajam kepadaku.

Perlahan aku mulai membuka kedua tanganku kembali dan memperlihatkan kedua payudaraku secara jelas kepada Radit sambil terus memalingkan pandanganku darinya. Bagaimanapun juga, aku masih sangat malu untuk bertelanjang dada dengan jelasnya seperti ini di hadapan Radit.

"..Aku bener-bener gak bisa nahan diri aku lagi sekarang," ucapnya menarik napas dalam-dalam.

Radit langsung mendekatkan wajahnya kepada bagian perutku, lalu menciumnya satu persatu dengan lembut naik ke atas secara perlahan ke arah payudaraku hingga membuatku sedikit menggeliat. Dirinya mulai menjilati puting sebelah kiriku dan memainkan puting kananku dengan jari telunjuk kirinya.

Akal Tak Sekali Tiba (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang