Jessica

41.3K 1.6K 9
                                    

Seminggu sudah aku mendekam diriku di rumah. Tidak pergi ke kampus atau bahkan keluar dari rumah tanpa sepengetahuan ibu. Ibu sendiri memang masih sibuk dengan pesanan di toko kuenya. Dia tidak sadar aku sedang amat terpuruk, atau mungkin aku yang memang terlalu pintar menutupinya.

Selama seminggu itupun Nathan, Jess, Clara, Reza dan Abim juga masih sering mencoba menghubungiku ataupun meminta izin untuk datang ke rumahku, namun aku hanya membalas mereka semua dengan pesan singkat yang menyatakan bahwa aku baik-baik saja karena aku sedang benar-benar tidak ingin di ganggu.

Ya! Aku terlihat baik-baik saja secara fisik, tapi tidak secara psikis!! Aku bukanlah tipe orang yang mudah untuk menceritakan masalahku kepada orang-orang. bahkan kepada orang-orang terdekat seperti ibu, Jess dan Clara.

'Ting-Tong'

Tiba-tiba saja bel berbunyi. Dengan terpaksa aku harus bangun dari tempat tidurku, keluar dari kamarku, turun ke bawah dan mengintip melalui lubang pintu.

Ternyata Jess berada di depan rumah! Aku tahu dia pasti khawatir mengenai keadaanku, tapi.. Ah, sudahlah! Akhirnya aku terpaksa membukakan pintu untuknya.

"KAMU TUH KENAPA SIH, MA?!! Semuanya tuh pada panik tau minggu kemaren begitu tau kamu tiba-tiba gak ada di Em-state!!! Mana seminggu juga gak ke kampus mulu dan gak ada kabar yang jelas!!" Gerutu Jess ketika aku membuka pintu.

Aku langsung berbalik berjalan ke arah ruang tengah karena malas mendengar ocehannya dengan kecepatan yang mungkin lebih dari 80km/jam.

Dia mengikuti arahku berjalan usai menutup pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia mengikuti arahku berjalan usai menutup pintu. Aku duduk di sofa dan tetap terdiam. Jess mulai menyadarinya, memang benar-benar ada yang tidak beres denganku.

Jess terus membujukku untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepadaku, sontak diriku langsung menangis di hadapannya. Jess langsung terkejut menatapku dan semakin memaksa diriku untuk bercerita.

Aku menatap kedua mata Jess sambil berlinang air mata. Akhirnya aku mulai menceritakan masalahku.

Jess terkejut!

SANGAT AMAT TERKEJUT!!

Jess sependapat denganku, aku tidak mungkin melakukan hal tersebut kepada sembarang lelaki, apalagi yang tidak dikenal!

Jess mencoba menenangkan aku dengan segala macam kata-kata motivasinya yang dalam sekejap dapat langsung menghipnotis pemikiranku yang selama seminggu ini sudah amat buyar.

Aku mulai merasa membaik. Jess memang selalu tahu bagaimana cara memberikan rasa nyaman kepada orang yang sedang mengalami stress.

"Yaudah, jadi sekarang anggep aja kejadian itu cuma one night stand! Toh, cowok itu juga lumayan ganteng, kan?! Enggak zonk", aku mengangguk kepadanya sambil mengusap air mataku.

"Kalo gitu.. besok ada tugas gak? Besok aku mau mulai masuk lagi"

"Gak ada kok, cuma nyatet-nyatet doang"

"Ngomong-ngomong, jangan kasih tau siapa-siapa ya selain Clara"

Jess mengangguk tersenyum sambil memelukku dengan erat. Dia juga sempat meminta maaf karena salah telah mengajakku ke Em-state dan membiarkan aku meminum bir.

Jess melarangku untuk pergi ke sana lagi dan bahkan melarangku untuk meminum minuman yang mengandung alkohol. Sepertinya aku memang mudah mabuk. Aku sangat bersyukur memiliki Jess dan Clara sebagai sahabatku!

***

Akal Tak Sekali Tiba (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang