"Duh, Dit! Kok malah nonton TV terus sih?! Itu barang-barangnya tolong bawain dong ke kamar bayi, berantakan nih kalo banyak kardus di ruang tengah!!"
Aku kesal sekali kepada Radit yang justru malah asik-asiknya santai ketika seharusnya kami semua sibuk untuk mempersiapkan kelahiran anak pertamaku dengan Radit yang dijawalkan minggu ini.
"Iya, Ma bentar.. pegel nih naik-turun tangga terus daritadi.. Trus, kamu juga harusnya istirahat aja di kamar sana. Jangan kecapean.."
"Iya, iya.. Aku masuk kamar nih, tapi semua harus diberesin, ya?!" Tanyaku lebih tegas.
"Iya semua diberesin sama aku sama Andi.." Jawab Radit begitu sabar.
Aku berjalan perlahan menaiki tangga menuju kamarku. Persalinan pertamaku tinggal menghitung hari dan semakin membuatku menjadi semakin tegang dan gugup sekali. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya untukku melahirkan, mempertaruhkan nyawa antara hidup dan mati demi seorang anak.
Sesampainya aku di dalam kamar, aku langsung mencoba berbaring di atas kasur sembari menonton TV. Akan tetapi, tiba-tiba saja perutku terasa sakit sekali. Sangat amat sakit, hingga membuat wajahku terlihat pucat. Sepertinya bayi yang ada di dalam kandunganku baru saja menendangku. Akhirnya kuputuskan untuk berdiri dan mencoba melakukan sesuatu.
Seketika aku teringat bahwa besok Senin pagi, Radit akan ikut rapat di kantor. Sebaiknya aku menyediakan keperluannya selagi aku masih bisa melakukan sesuatu untuk meregangkan otot-ototku.
Aku mulai menggeser pintu lemari pakaian yang besar ke arah kanan yang ada di kamarku. Memeriksa satu persatu jas mana yang paling cocok untuk dipakai oleh suamiku besok.
Ada begitu banyak sekali jas yang dimiliki Radit dengan berbagai warna dan bahan yang terlihat mahal dan berkualitas bagus yang di gantung di dalam lemari pakaian.
"Ahh!" Tiba-tiba saja rasa sakit dalam perutku muncul kembali hingga tanpa sengaja tangan kiriku bersandar pada dinding kayu lemari besar tersebut dari dalam. Akan tetapi, ketika tangan kiriku bersandar menopang berat badanku kepada dinding kayu lemari tersebut, ada yang membuatku terkejut dan kebingungan.
Rupanya dinding tersebut terlihat terdorong dan terbuka seperti sebuah pintu rahasia yang menunjukkan sebuah lorong gelap di baliknya.
Sesaat aku semakin terkejut dan bingung sekali, lalu aku mencoba terus mendorong pintu rahasia tersebut hingga terbuka lebar dan membuatku semakin penasaran untuk mengetahui apa yang ada di dalamnya. Akhirnya kuputuskan untuk masuk ke dalam lemari dan masuk ke dalam lorong tersebut secara perlahan.
Ketika aku sampai pada ujung lorong yang gelap itu, aku menemukan sebuah saklar lampu yang kemudian aku tekan hingga membuat lampu menyala. Rupanya ini adalah sebuah ruangan rahasia, namun Radit ataupun para penghuni lainnya di rumah ini tidak pernah menceritakan apapun mengenai ruang rahasia ini.
Ruang rahasia ini tidak begitu besar dan juga tidak begitu terang meskipun lampu telah dinyalakan. Meskipun begitu, aku rasa ruangan ini terlihat bersih dan terurus.
Aku melihat banyak sekali foto-foto yang berserakan di atas beberapa meja, bergantungan dan juga bertempelan di papan-papan yang berada di dinding.
Aku mencoba mendekati salah satu meja dan mencoba melihat foto-foto yang memenuhi ruangan ini. Ketika aku melihat salah satu foto, aku mulai tersadar bahwa ternyata seluruh ruangan ini dipenuhi oleh foto-foto diriku.
Aku terkejut, sangat amat terkejut sekali! Aku mencoba melihat satu persatu foto yang ada di dalam ruangan ini mulai dari foto ketika aku sudah bersama Radit, foto ketika masaku berkuliah, foto ketika aku SMA, bahkan hingga fotoku ketika aku masih SMP! Foto-foto itu menjadi tidak biasa karena dilihat dari gambarnya diambil secara diam-diam.
Bagaimana foto-foto ini bisa diambil?! Kulihat sebuah rak yang berserakan kamera digital yang berada di pojok ruangan, yang mana kemungkinan besar semua itu milik Radit.
Aku semakin bingung dan panik, apakah semua ini ulah.. Radit?
Ketika aku semakin sibuk memastikan satu persatu foto yang berada di ruangan ini, aku menemukan beberapa foto seorang anak laki-laki gemuk. Aku mengerutkan dahiku dan menatap terkejut kepada foto anak laki-laki itu ketika kutersadar bahwa anak laki-laki itu adalah kakak kelasku ketika SMP yang pernah menyatakan cintanya kepadaku hingga tiga kali, dan selalu kutolak.
Semakin kumenatap wajahnya, semakin aku sadar bahwa anak laki-laki itu adalah.. Radit ketika SMP. Wajahnya benar-benar mirip sekali dengan Radit, apalagi Radit memang tidak pernah menunjukkan foto-foto masa kecilnya. Jadi, selama ini suamiku adalah anak laki-laki yang pernah tanpa sengaja aku permalukan di depan orang banyak ketika SMP?!!
Kedua kakiku terasa lemas sekali tak sanggup untuk berdiri ketika mengetahui fakta ini hingga kuputuskan untuk duduk di atas sebuah bangku. Jadi, selama ini perempuan yang dulu sangat disukai Radit itu.. aku?!!
Sambil memegang perutku yang terasa begitu pegal, aku melihat kembali sekeliling ruangan ini yang dipenuhi oleh foto-fotoku hingga membuat bulu kudukku terangkat, menatap terus satu persatu foto-fotoku. Tak bisa kuhitung berapa jumlah foto yang ada di ruangan ini, karena sangat amat banyak sekali!!
Fotoku ketika aku sedang tertidur di kamarku yang kuyakin foto ini diambil diam-diam ketika aku dan Radit usai melakukan seks yang kedua kalinya di malam saat Radit melamarku, fotoku ketika aku tertidur pulas di dalam mobil pada malam hari yang kupastikan bahwa foto itu diambil pada kejadian malam itu, fotoku ketika sedang bekerja membantu ibu membersihkan toko kue, foto ketika aku sedang memakan es krim ketika SMA. Semua ini benar-benar gila!
Aku benar-benar terkejut hingga tak bisa berkutik sama sekali!! Aku sungguh tidak percaya apa yang aku lihat saat ini!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Akal Tak Sekali Tiba (COMPLETED)
Romance[Warning +21 - Mature content] CERITANYA BIKIN BAPER TINGKAT DEWA - (SOME PARTS ARE PRIVATE, HARUS FOLLOW DULU BUAT BACA LENGKAP) -COMPLETED- Emma terbangun dari mimpi gilanya dan menemukan dirinya berada di dalam sebuah mobil bersama seorang lelaki...