Surat

27.6K 1.2K 5
                                    

Aku berjalan memasuki ruang kelas dengan hati sangat amat kesal. Padahal baru saja tadi malam dan tadi pagi aku dibuat begitu bahagia bukan main oleh Radit. Bahkan aku masih ingat betul bagaimana Radit memuji masakanku tadi pagi dengan senyumannya yang membuatku 'meleleh'. Tapi, tiba-tiba saja hanya karena sebuah hal bodoh yang aku temukan di ruang kerja Radit, diriku hampir saja tidak jadi untuk pergi ke kampus.

Rasanya marah, kecewa dan kesal sekali! Semua menyatu dalam hatiku! Kalau saja tadi ada Radit disitu, mungkin aku sudah meluapkan semua rasa ini kepadanya.

Kulihat, Jess dan Clara sedang asik mengobrol berdua pada bangku masing-masing sebelum akhirnya mereka berdua sadar akan kedatanganku.

"Gimana Ma, kemaren?" Tanya Clara penasaran ketika aku mulai duduk di sebelahnya.

"Gak tau deh ah.." Jawabku cemberut.

"Kenapa?!!" Tanya Jess.

"Ini..", aku mengeluarkan sebuah buku cetak dari dalam tas dan membuka halaman belakangnya. "Aku tadi nemu ini di ruang kerjanya Radit,"

Clara dan Jess dengan segera langsung mengambil buku cetak yang aku sodorkan kepada mereka dengan cepat.

Tadi sore kita berbicara lagi di kampus, setelah terakhir kali 7 tahun yang lalu.. Little did you know, I'll always be there and always love you no matter what.
January 20XX.

"See?" Ucapku kepada mereka. " 'I'll always love you no matter what',"

"Ini catetannya Radit?!" Tanya Clara.

Aku hanya mengangguk menatapnya.

"Waduh.." Ucap Clara sambil melirik Jess.

"Hmm.. Tapikan ini catetannya 1 tahun yang lalu.." jawab Jess mencoba menenangkanku.

"Tapikan dia udah suka sama cewek ini lebih dari 7 tahun", balasku sangat kesal.

Jess dan Clara hanya terdiam mendengar ucapanku.

"Hmm.. gini, gini.. kamu jangan langsung introgasiin ini ke dia, Ma.." Ucap Clara.

"Kenapa??" Tanyaku keheranan.

"Ya ini kan tetep aja udah lama.. Lagian, status dia waktu itu sama sekarang udah beda.. 'me-ni-kah!' Ditambah, yang ngajak duluan nikah kan dia!" Jelas Clara.

"Iya, Ma! Lagian kamu kan tadi malem bilang ke kita katanya mau honeymoon nih sama dia. Nah, gimana pas nanti bulan madu kamu bener-bener manfaatin waktu kamu sama dia. Kamu bilang Ma ke dia, kalo kamu suka dan sayang sama dia..", ucap Jess.

"Pokoknya, di sini kan posisinya meskipun misalnya kalo Radit masih sukanya sama cewek lain, tapikan dia gak milikin cewek ini. Dan di sisi lain juga, Radit itu udah jadi milik kamu. Jadi kalo menurut aku sih, ada peluang banget buat kamu bisa narik hatinya. Mungkin dengan kalian yang selalu bersama dan 'friends with benefits' bisa bikin Radit jadi ada rasa kok sama kamu, Ma", jelas Jess.

"Masa sih?"

"Coba aku tanya, tadi malem gimana hasilnya?" Tanya Jess.

"Hmm.. yaa gitu deh.. Iya sih dia gak begitu dingin tadi malem,"

"Trus?" Tambah Jess.

"Trus.. We had sex in the pool," bisikku pelan kepada Clara dan Jess.

"Seriously?!! Gimana rasanya?!!" Tanya Clara terkejut.

"Ssstt!!"

"Sorry, sorry!"

"Yaah.. romantis romantis sih," jawabku. "Tapi tetep aja! Surat ini tuh bikin aku jadi kesel banget sama dia, Clara!!" Tambahku sambil merengek.

"Ya udah, udah.. Pokoknya sekarang kamu ikutin aja dulu apa kata kita, Ma.. Semoga aja perasaan dia ke cewek itu udah ilang sejak dia sama kamu," Jelas Clara.

"Iyaa, semoga ya, Ma!" Tambah Jess.

Harus aku akui, apa yang diucapkan Clara dan Jess mungkin ada benarnya juga. Aku harus bisa mengambil hatinya! Ini seperti sebuah tantangan untukku, aku harus berjuang untuk menarik hati seorang laki-laki yang aku sayang.

Aku harus bisa mengambil hati Radit. Meskipun dia terkadang dingin dan terlihat acuh, tapi aku tahu dia sangat perhatian kepadaku. Maka dari itu, aku seharusnya yakin bahwa aku bisa mengambil hatinya.

***

Akal Tak Sekali Tiba (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang