I Love You

33K 1.4K 16
                                    

Aku berjalan cepat dengan penuh rasa kesal di hati. Berjalan terus lurus keluar dari kafe meninggalkan Radit disana. Biar saja, biar dia tahu rasa!

Aku memberhentikan sebuah taksi dan mulai melaju ke arah hotel tempatku menginap. Jam sudah hampir menunjukkan pukul setengah delapan malam ketika aku mulai menaiki taksi.

Aku membuka akun media sosialku dimana sebelumnya aku mengunggah fotoku bersama Radit. Ada banyak sekali yang menyukai dan mengomentari fotoku.

'Jessica: Wah! Cocok bangeeet'
'Clara: My most fav couple'
'Reza: Wah lagi bulan madu'

Entah mengapa, membaca komentar-komentar teman-temanku membuat aku menjadi semakin kesal kepada Radit. Aku putuskan untuk menghapus foto tersebut dari akunku. Rasanya kesal sekali kepada Radit. Bahkan sampai sekarang Radit belum sadar bahwa aku sudah pergi, padahal waktu sudah menunjukkan sekitar delapan menit berlalu sejak aku meninggalkan dia di kafe bersama Nina dan Selly.

Sesampainya aku di hotel, aku langsung masuk ke dalam lift dan segera memasuki kamarku. Sebenarnya jarak dari kafe tadi dengan hotel tidak terlalu jauh, hanya sekitar kurang lebih 700 meter.

Waktu sudah menunjukkan 17 menit sesampainya aku di depan pintu kamar hotel dan Radit masih belum sadar juga?! Apa sebegitu asiknya dia mengobrol dengan Nina hingga lupa dengan aku?!

Aku memasuki kamar dan menutup pintu. Tiba-tiba saja HPku berdering yang sudah ku ramal bahwa itu adalah Radit.

Ta-da! Aku benar. Radit meneleponku. Pada panggilannya yang pertama dan kedua aku sengaja tidak mau mengangkatnya. Namun, akhirnya aku memutuskan untuk mengangkat panggilannya yang ketiga.

"Apa?!!" Jawabku cetus kepadanya.

'Kamu dimana, Ma? Kok gak balik-balik? Nina cari di toilet juga kamu gak ada', Ucapnya terdengar sangat khawatir.

"Pikir aja sendiri!!" Jawabku dengan sangat ketus dan langsung memutuskan sambungan telepon.

Aku menaruh HPku di atas meja yang terus saja berdering karena panggilan masuk dari Radit. Aku memutuskan untuk mandi membersihkan diri dan pikiranku. Biar saja Radit kebingungan dan khawatir mencariku. Memangnya cemburu itu mudah?!

Seselesainya aku mandi, aku keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang menutupi badanku dan rambutku diikat buntut kuda. Tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintu dari luar dengan ketukan yang cukup kencang. Aku mengintip dari lubang kecil yang berada di tengah pintu. Sudah kuduga, itu Radit dengan wajahnya yang sangat amat panik dan penuh kekhawatiran.

Aku membukakan pintu untuknya dengan acuh dan kembali berjalan ke arah koper yang berada di dekat lemari.

"Kamu kenapa sih gak bilang-bilang kalo mau pulang? Aku khawatir banget, Ma!" Ucapnya terlihat sangat khawatir sambil menutup pintu kamar dengan sabar.

Aku hanya diam acuh mendengarkannya sambil mencoba membuka seleting koper.

"Kamu tau gak aku sampe bikin Nina sama temennya juga ikut khawatir,"

"Oh" jawabku irit. Masih sempat-sempatnya dia terus mengucapkan nama perempuan itu berkali-kali disaat aku justru sangat membencinya.

Aku kembali berdiri sambil memegang baju piyamaku dan pakaian dalam untuk kukenakan di dalam kamar mandi.

"Kamu kenapa sih, Ma?!" Ucap Radit menaikan sedikit suaranya dan mencoba untuk menyegatku berjalan dengan cara menarik tangan kananku yang sedang memegang pakaianku hingga terjatuh ke lantai.

"KAMU YANG KENAPA?!" Jawabku jauh lebih tinggi dan keras dari suaranya. Untuk kedua kalinya aku benar-benar marah kepada Radit, setelah terakhir kali aku marah kepadanya karena aku hamil olehnya. "Kamu tuh suka kan sama Nina?!! Ngobrol akrab banget sampe lupa kalo aku udah pergi selama 17 menit! KAMU PIKIR AKU APA?! PATUNG?! Pake ngasih kontak kamu segala lagi!!" Tambahku sambil berjalan mengambil HPku yang berada di atas meja.

Akal Tak Sekali Tiba (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang