Tanggung Jawab

39.1K 1.7K 27
                                    

'DRRTT DRTTT'

HPku tiba-tiba berdering sesaat saat aku masih tertidur di atas kasur. Aku mencoba membuka kedua mataku dan menatap jam dinding di kamarku yang telah menunjukkan pukul 7 pagi. Aku mulai bangkit dari tempat tidurku, mencoba meraih HPku yang berada di atas meja belajarku. Rupanya itu adalah pesan dari Clara.

'Emma, jangan stress ya! Pokoknya kita hari ini konsul aja ke dokternya masalah aborsi. Nanti kalo udah siap, kamu bisa nentuin kapan siap aborsinya, gak mesti hari ini. Nanti kita jemput ke rumah jam 10 ya. Jangan lupa makan dulu!'

Aku langsung memasuki kamar mandi untuk mandi, mulai bersiap-siap kali saja mereka akan datang lebih awal. Setelah selesai memakai baju dan berdandan, aku mulai keluar dari kamar dan turun berjalan ke arah ruang tengah. Rupanya disana ada mba Ratih yang sedang berdiskusi dengan ibu masalah keuangan. Ya, tetu saja. Hari ini sudah mulai tanggal tua.

"Ibu, nanti pergi jam berapa?"

"Kaya biasa, jam 8. Bentar lagi. Kenapa?"

"Enggak. Cuma nanya aja. Nanti aku juga jam 10 mau ke kampus, kaya biasa"

"Oh iya, itu ibu udah ngasih uang jajan kamu hari ini dua kali dari biasa. Soalnya kan dompet kamu ilang. Ibu udah taro di atas meja telepon sana"

"Makasih, bu"

Aku berjalan keluar ruang tengah, menuju meja telepon yang berada di pinggir tangga untuk mengambil uang jajanku, dan berjalan ke arah dapur untuk menyantap sarapan. Ibu dan mba Ratih mulai bergegas dan pergi ke toko, meninggalkan aku sendirian di rumah yang belum selesai menghabiskan sarapanku dengan kedua mataku yang masih sembab.

Setelah selesai mencuci piring bekas sarapanku, aku kembali ke ruang tengah untuk menonton TV sambil menunggu dijemput teman-temanku.

'Ting-Tong'

Jam dinding di ruang tengah memang masih menunjukkan pukul setengah 9 pagi, akan tetapi tiba-tiba saja seseorang sudah membunyikan bel rumah. Mungkinkah Jess, Clara dan Nathan benar-benar datang lebih awal?

Aku berjalan ke arah pintu utama untuk membukakan pintu, akan tetapi seseorang yang berada di balik pintu tersebut adalah seseorang yang tidak aku duga sama sekali.

Aku menatap terkejut seseorang yang terlihat tidak asing berada di hadapanku, ternyata dia adalah laki-laki itu! Rasa marah, ingin menghabisinya, ingin meminta pertanggungjawabannya karena telah menghancurkan hidupku, ingin berteriak sekencang-kencangnya, seketika semua bercampur aduk!!

"NGAPAIN KAMU KESINI??!!" Tanyaku sambil bernada tinggi, seperti seekor macan yang sedang mengamuk di dalam kandangnya.

Laki-laki itu tampak pucat sekali dan terengah-engah, mungkin saja karena dia ketakutan setengah mati saat ini karena menemuiku yang sudah pasti berniat ingin membunuhnya jika memungkinkan.

Dirinya mencoba mengatur napasnya yang terengah-engah dan menyodorkan sebuah kantung kertas berwarna coklat. Tentu saja aku tidak langsung mengambilnya. Amarahku masih cukup tinggi karena melihat dirinya yang akhirya muncul ke hadapanku.

"Apa itu?!" Tanyaku menatap sinis wajahnya.

"Ini.. Dompet kamu yang ketinggalan di mobil aku.. dan ada barang lainnya"

"JADI KAMU KESINI CUMA MAU BALIKIN INI DOANG?!! GAK NGERASA BERSALAH SAMA SEKALI?!!! Udah puas kamu ngancurin hidup aku?! UDAH?!! Sadar gak sih kamu udah ngancurin hidup orang?! Gara-gara kamu.. AKU HAMIL!!!!" sesaat teriakanku mulai bergetar, menahan untuk tidak menangis di hadapannya tapi usahaku sia-sia saja sepertinya, "Tapi tenang aja, kamu gak usah khawatir. Aku bakalan ngegu-"

"Ayo kita nikah!!" Ucapnya tiba-tiba memotong ucapanku.

Seketika aku terdiam karena terkejut, menatap wajahnya yang masih terlihat pucat. Apa yang baru saja dia katakan?! Apakah aku yang salah dengar?!! Dia menatapku dengan tatapan tajamnya yang kali ini justru membuatku kebingungan.

Akal Tak Sekali Tiba (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang