11.1 oh god..

7.1K 229 2
                                    

Happy reading💋

"Nona Nadine, anda sudah sadar." Tanya dokter yang melihatnya.

Nadine tidak menjawab ia hanya mencoba bangun dan ditahan oleh tangan dokter itu.
"Nona sekarang sedang ada dirumah sakit, kata teman teman anda, Nona pingsan saat sedang berada dikampus." Lanjutnya.

"Ah iya dimana mereka?" Tanya Nadine

"Mereka masih menunggu diluar." Sembari tersenyum. "Dan.. boleh saya mengatakan sesuatu?" Nadine hanya mengerutkan keningnya.

"Silahkan dokter."

"Maaf sebelumnya, sebenarnya saya tidak yakin karna anda masih terlalu muda. Tapi apakah anda sudah menikah nona?" Tanya dokter wanita itu dengan hati hati.

Nadine semakin bingung dengan apa yang dibicarakan oleh dokter ini, dan Nadine mengelengkan kepalanya. Dokter itu mendekat dan memagang tangannya.

"Saya yakin anda pasti akan terkejut tapi saya harus memberi tau semuanya."

"Katakan dokter, apa aku sakit parah?" Nadine berkaca kaca.

"Tidakk, anda baik baik saja nona hanya saja..." tatapan Nadine semakin menuntut jawab dari dokter itu "hanya saja anda sedang hamil nona." Jelasnya.

Seketika Nadine merasakan ribuan pisau menusuk disekujur tubuhnya, merasakan tubuh itu melemas dan napas yang tidak bisa terkendali. Entah harus seperti apa akhir hidupnya kali ini..

"Nona anda baik baik saja?" Tanya Dokter itu.

"Bisa kau buang anak ini dokter, berapa umurnya?" Kata Nadine asal.

"Saat ini umurnya masih tiga minggu..." sahut dokter itu "nona saya tau ini sulit untuk anda, tapi bayi yang ada ditubuh anda ini punya hak untuk hidup." Lanjutnya.

Nadine meringkuk kedua lututnya dan menangis tidak bisa menahan lagi, dokter itu mengelus punggung Nadine dan berkata "baiklah saya permisi dulu nona." Yang di balas dengan anggukan oleh Nadine.

Tidak lama saat dokter itu pergi, ketiga temannya sudah masuk untuk menemuinya.
"Nadine." Panggil Lisa lirih

Nadine tidak mengangkat kepalanya dari lekukan lutut ia terus menangis sejadi jadinya.
Ketiga gadis itu hanya bisa duduk di ranjang bersama dengan Nadine dan yang lain mencoba mengelus punggung gadis itu.

"Aku hamil." Isakan itu semakin menjadi, ketiga teman tidak menjawab tapi Lisa yang memeluknya dengan erat seakan tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Tapi bagaimana bisa? Kamu kan...." ucapan Lisa terhenti saat ayahnya datang untuk melihat kondisi majikannya itu.

Lisa langsung berbalik "Nadine baik baik saja ayah hanya kurang enak badan." Jelas Lisa.

"Pak Kardi saya baik baik saja, pak Kardi bisa kembali kerumah saya nanti pulang bersama mereka. Dan tolong jangan katakan apapun ke mama dan papa ya pak. Apa bapak bisa?"

"Bisa non, baiklah saya kembali. Permisi." Kata pak kardi lalu keluar ruangan itu. Nadine kembali menangis meratapi nasibnya yang begitu menyedihkan.

"Jadi katakan siapa yang melakukannya." Tanya Monica penasaran.

"Aku sudah mau menutup semua hal tentang dia, tapi kenapa masalah ini justru membuatku harus memohon kepadanya lagi." Tangisan itu semakin menjadi. Iyaa, benar mungkin Nadine akan memohon kembali kepada pria yang bahkan sudah melupakannya.

"Apa maksudmu Nadine." Tanya Lisa yang dibalas dengan anggukan dari kedua temannya.

"Aku melakukannya hanya dengan satu pria, dan aku yakin ini anak pria itu."

-NADINE LINWOOD- Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang