16

6.7K 224 4
                                    

Happy reading💋


Tepat hari ini Devin sudah berjanji untuk bertemu dengan Steven selaku ayah gadis yang menyebalkan sekaligus mampu membuat seorang Devin merasa kelimpungan dan gemas.

Sekarang Devin sudah berada di depan pintu rumah gadis itu, yaa Devin hanya ingin memastikan calon anak yang ada tubuh gadis itu akan baik baik saja dan jalan satu satu hanya lah menikahi gadis itu walaupun Devin sangat tidak ingin ada komitmen dikehidupannya.

Saat pelayan membukaan pintu, Devin tersenyum ramah lalu berjalan mengikuti pelayan tersebut melewati setiap ruangan dirumah itu untuk bertemu dengan Steven.

Sampai Devin di sebuah pintu yang pernah Devin datangi sebelumnya, dan untuk membicarakan maksud yang sama.

Steven sudah menunggu diruang meja kerja, hanya sendiri tanpa keberadaan ibu dari gadis itu.

"Selamat pagi, Dev duduk...." Belum sempat Steven mempersilahkan duduk tapi Devin sudah menyadarkan tubuhnya disofa tersebut.

"Aku tidak ingin basa basi Mr. Linwood, aku ingin menikah dengan putrimu. Kau tidak keberatan kan?" Kata Devin sembari menghidupkan rokoknya, Devin tidak peduli walaupun ruangan itu ruangan yang berAC.

Steven membulatkan matanya karna Devin kembali meminta Nadine untuk menikah dengannya, Devin berdeham karna melihat ekspresi dari ayah gadis itu.
"Aku dengar kau sedang ada kesulitan kerjasama dengan perusahaan asing diThailand. Apa benar Mr. Linwood?"

Steven terengah menahan emosi yang sangat terlihat oleh Devin, pria itu hanya tersenyum sinis kearah steven.

"Keluar." Steven berdiri dengan napas yang memburu, tapi Devin hanya mengisap rokoknya sembari mengangkat telapak tangannya dengan gerakan naik turun seakan memerintahkan Steven duduk kembali. Dan steven pun duduk dengan napas yang semakin menjadi.

"Kita bisa bernegosiasi, aku mendapatkan putrimu dan kau memenangkan tender milyaran itu. Bagaimana?" Kata Devin santai.

"Kau pikir putriku bisa kau beli dengan tawaran itu, huh?!"

Devin kembali berdehem sembari mematikan rokoknya lalu menegakan punggungnya.
"Sepertinya kau tidak bisa diajak bernegosiasi, aku tidak ingin mundur karna aku mau putrimu. Biarkan aku memberitahumu, putrimu sedang mengandung darah dagingku. Jadi kau harus bersedia melepaskan anakmu pak tua." Kata Devin disertai seringai tajam, Steven mendengar itu seketika ribuan pisau menancap di jantungnya seakan dunia runtuh menimpahnya.

"Tapi jangan khawatir aku akan membantumu untuk memenangkan tender itu, jadi kita sama sama mempunyai keuntungan yaa walaupun aku tidak seuntung dirimu." Kata Devin

Steven tidak menjawab ia merunduk dengan nanar matanya yang kosong memikirkan bagaimana bisa putrinya berbohong kepadanya.

Karna merasa tidak ada kepentingan lagi, Devin pun berdiri untuk meninggalkan ruangan itu "pesta pernikahan diadakan seminggu lagi, dan jangan coba coba melukai calon anakku jika sampai itu terjadi, aku bersumpah akan meledakkan kepalamu." Seringai devin terlihat sampai pria itu menutup pintu dan menghilang.

*****

Hari ini Nadine bisa beristirahat karna libur dari kesibukannya, gadis itu sudah bangun tapi matanya tidak ingin terbuka seakan menikmati sejuknya hujan yang turun hari ini.

Ia terus berpelukan dengan guling yang setia menemani malamnya, dengan lagu yang tidak pernah off dari komputernya. Dengan bergelung dibawah hangatnya selimut yang memberi kehangatan penuh bagi tubuh mungilnya.

Sampai suara pintu yang terbuka dengan tiba tiba membuat Nadine terpaksa membuka matanya dan melihat siapa orang yang berani mengganggunya di hari libur.

-NADINE LINWOOD- Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang