31

6.8K 246 7
                                    




Happy reading💋

Sudah beberapa minggu Devin merasakan hambatan dalam kehidupannya, entah itu fokus, waktu dan tenaga.

Semua seakan seperti waktu yang mengatur hidupnya. Devin selalu mencoba berlari dari masalah yang sedang ia hadapi, atau mungkin sekedar menunda masalah itu tapi nyatanya ia tidak mampu.

Satu persatu masalah sudah ia selesaikan dalam waktu tidak lebih dari seminggu, masalah sebesar apapun dalam hal bisnis menghitung jumlah laba dan keuntungan perusahaan.

Tapi entah kenapa justru masalah yang menurutnya adalah masalah sepele dan tidak berguna justru menjadi masalah paling sulit dan penting untuk pria itu.

Ia lebih memilih diam daripada harus menghubungi informa informanya untuk mengetahui perkembangan gadis kecil itu, setidaknya hanya untuk merasa kan kabar dari Nadine kalau gadis itu baik baik saja.

Sekarang ia biarkan gadis itu
Saat ini Devin sedang sibuk karna sedang membangun perusahaan fashion yang sudah hampir selesai.

****

Nadine menunggu kedatangan Lisa di salah satu cafe tempat dimana ia dan teman temannya berkumpul, tapi hari ini Nadine hanya ingin bertemu Lisa untuk membicarakan kepergiannya.

Tidak lama menunggu Lisa pun datang dan berjalan kemeja yang sudah Nadine tempati.

"Selamat siang nyonya Horward." Sapa Lisa dengan riangnya, Nadine yang sedari tadi melamun seketika melihat kearah suara.

"Selamat siang." Kekeh Nadine lalu mereka tertawa bersamaan.

"Apa yang membuatmu menghubungiku, Nad?" Tanya Lisa to the point.

"Aku ingin pergi keParis, kau mau menemaniku?" Sahut Nadine malas, tapi tidak dengan Lisa ia mengangguk kegirangan karna bisa datang ke Paris adalah impian semua wanita.

"Tapi untuk apa?" Tanya Lisa karna sejujurnya ia belum tau tujuan sahabatnya tersebut.

"Aku ingin tinggal disana, melahirkan disana dan hidup disana selama lamanya." Jelas Nadine, Lisa membelalakan matanya dan seketika mengeleng cepat.

"Tidak! Ini salah Nadine. Kau tidak bisa pergi tanpa suamimu. Dia mencintaimu aku tau itu, jadi kau tidak boleh pergi." Jelas Lisa meyakinkan gadis itu. Nadine tersenyum sinis kearah Lisa.

"Aku tidak tau dari mana kau bisa yakin dia mencintaiku, tapi aku mohon Lisa walaupun dia mencintaiku pun semuanya sudah terlambat."

"Keputusanku sudah bulat, aku akan tetap pergi jika kau tidak mau menemaniku itu bukan masalah karna aku bisa hidup sendiri." Kata Nadine sembari berdiri untuk pergi. Lisa yang hanya diam mulai ngambil keputusannya untuk tetap berada disamping sahabatnya.

"Aku ikut.." Lisa pun berdiri dan mereka berpelukan.

"Aku tidak akan meninggalkan gadis manja ini sendirian apapun yang akan terjadi." Bisik Lisa membuat Nadine tersenyum dan mengeratkan pelukan mereka.

Mereka pun duduk kembali sembari menikmati kopi yang mereka pesan.

"Lisa aku mohon jika kau tau dia mencintaiku karna kau sudah bertemu dan bicara dengannya, kali ini jangan beri tau dia kalau kau dan aku akan pergi ke Paris." Kata Nadine dengan wajah serius, karna kalau sampai Devin tau semuanya akan percuma.

Lisa hanya mengangguk mengiyakan.

"Tapi Nad, saat aku bertemu dengannya ia sangat depresi ia seperti sebuah mobil mewah yang tergelincir dilumpur kotor dan tidak tau arah." Kata Lisa jujur karna saat bertemu dengan Devin itu lah yang ia lihat.

"Semua sudah terlambat Lisa, saat ini aku tidak ingin hidup bahagia tapi aku hanya ingin hidup baik baik saja. Karna jika aku menginginkan kebahagian itu adalah saat aku tidak pernah bertemu dengan pria itu."

"Tapi semua tidak mungkin karna aku mencintainya, aku bodoh karna telah mencintai pria itu." Jelas Nadine, Lisa hanya diam mendengarkan.

Lisa tidak tau apa yang Devin lakukan sampai Nadine merasakan sakit yang teramat dalam, tapi kali ini ia tidak ingin ikut campur melainkan hanya bersama Nadine apapun yang terjadi.

"Aku mengerti, aku tidak akan memberi tau siapapun tentang kepergian kita." Kata Lisa tersenyum hangat.

"Jadi kapan kita pergi?" Kata Lisa lagi dengan antusias setidaknya dengan ekspresinya seperti ini bisa membuat Nadine melupakan kesedihannya.

"Besok pagi.." sahut Nadine, dan Lisa hanya bisa kegirangan.

*****

Waktu menunjukan pukul 9.30, dua gadis itu sudah berada di Bandara sejak sejam yang lalu. Dan sekarang mereka sudah duduk dikursi penumpang.

"Kita terlalu bersemangat untuk pergi Lisa." Lisa mengangguk dan tertawa karna faktanya ia lah yang lebih antusias.

"Lisa aku peringatkan kau untuk terakhir kalinya, tolong jangan sebut nama pria itu saat kita sudah diParis." Kata Nadine lagi, lisa hanya mengangguk dan tersenyum kearah gadis itu.

16 jam perjalanan mereka dan tidak pernah kehabisan bahan perbincangan, dari bercerita tentang cita cita sampai berhayal menjadi orang kaya dan lain lain.

Sampai waktu menunjukan pukul 2 dini hari dan mereka sudah tiba di Paris. Semua sudah tersedia dari seseorang yang menjemput mereka bahkan fasilitas seperti apartemen dan mobil berserta supir untuk mereka pergi kemanapun.

"Kau salah berhayal menjadi orang kaya Nadine, karna faktanya kau sudah merasakan itu." Kata Lisa menganga sembari melihat dua orang yang membawa barang barang mereka.

"Kau tau ayahku Lisa, dia tidak mungkin membiarkan anaknya pergi tanpa mengawasan kan?" Senyum Nadine malas, karna bagaimanapun dirinya tidak akan bisa seenaknya disini.

Mereka pun masuk mobil dan menuju ke apartemen yang sudah disiapkan.

Sesampainya disana mereka berkeliling melihat untuk melihat apartemen tersebut dan betapa bahagianya mereka saat membuka jendela dan melihat indahnya Menara Eiffel dimalam hari.

Seakan lelah pun hilang, beban dan pikiran pun seakan pergi entah kemana. Melupakan waktu yang menujukan hampir pagi, 2 gadis itu benar benar melupakan kepenatan mereka.

Ya setidaknya pikiran nya tentang pria yang bahkan tidak memikirkannya perlahan menghilang.

Karna hanya satu impian semua wanita tidak merasakan sakit karna pria yang mereka cintai.simple

Maaf karna laptop erorr:(

Mungkin cerita ini sekita 5 part lagi akan selesai yaa, aku minta maap karna sudah lama gak update:(

Jangan lupa komen dan beri bintang2 diudara🌻

-NADINE LINWOOD- Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang