Karna hari ini Steven pulang dari rumah sakit, Nadine mengantarnya langsung ke kamar untuk beristirahat. Emma yang saat itu mengikuti dari belakang beralih menuju dapur untuk mempersiapkan makan suaminya, dan membiarkan Nadine yang mengantarkan ayahnya "Pelan pelan pa." Kata Nadine menggenggam lengan ayahnya ke arah kamar.
Sampai dikamar Nadine merebahkan tubuh ayahnya diranjang, menyelimuti dan mencium pipi cinta pertamanya itu Nadine berjalan keluar "Nadine" ayah memanggilnya membuat Nadine berbalik dan tersenyum.
"iya pa, papa ingin sesuatu?" Sembari duduk disisi ranjang disamping ayahnya.
"Apa kamu akan bersedih jika papa melarangmu, berhubungan dengan Devin?" Tanya steven, membuat Nadine melihat ayahnya.
"Maksut papa...dia mungkin saja hanya mempermainkan kamu." Lanjutnya.
Nadine yang sejak kemarin sudah berpikir untuk jujur kepada ayahnya, siapa Devin sebenarnya "aku ingin bicara sesuatu padamu pa, tapi aku mohon jangan drop dan membuatmu harus dirawat dirumah sakit lagi." Memeluk ayahnya dan menempelkan kepala didada ayahnya.
'Sayang, sekarang kamu sudah dewasa hanya kamu putri papa dan mama, Papa mohon tolong jaga badan dan harga dirimu. Dengar nak, pastikan hanya suamimu yang pertama dan terakhir menyentuh tubuhmu.'
Ya kata kata itu yang ayahnya ucapkan saat Nadine berusia 14tahun yang saat itu juga Nadine mendapatkan menstruasi pertamanya.
"Apa itu? Bicaralah." Tanya steven lamunan Nadine teralihkan.
Nadine bangun dan meremas tangannya sendiri 'ya aku harus bicara pada papa' batinnya. Mencoba menggengam lengan ayahnya dan mengelus lembut lengan itu. "Begini paa, sebenarnya.."
Nadine sedikit ragu membuat Steven semakin penasaran.
"Sebenarnya, Devin.." mencoba melihat wajah ayahnya yang semakin bingung dan mencoba mengangguk memberi tahu kalau ayahnya baik baik saja "Devin orang yang tidur denganku pada hari itu, dan saat itu aku tidak mengenalnya pa." Nadine memjamkan mata seperti biasa yang dia lakukan disaat ingin melakukan sesuatu tapi tidak terucap.
Tidak ada suara yang terdengar saat itu tidak ada jawaban atau apapun, Nadine yang masih menutup matanya mencoba membuka matanya dengan takut dan memperlihatkan mata ayahnya yang memandang dengan sedih dan marah terlintas diwajah itu.
"Pa maafkan aku, aku akan melakukan apapun sampai dia mau bertanggung jawab." Nadine meneteskan air mata yang sejak tadi gadis itu tahan. "Dan menepati janjiku tiga tahun yang lalu." Nadine tertunduk lagi.
Seperti ada ribuan pisau yang menancap didada steven mendengar kejujuran dari putrinya. Saat ini yang ada dipikirannya bagaimana cara membunuh lelaki berengsek bernama Devin itu, ada ribuan wanita dinegara ini yang bisa lelaki itu tiduri tapi kenapa harus putrinya.
Steven mencoba tersenyum walau dipaksakan demi putrinya. 'Setidaknya dia selalu jujur padaku' batinnya mencoba tersenyum.
"Lalu kamu tidak mengenalnya tapi bisa membawa pria itu ke rumah sakit pada saat itu kan?" Tanya ayahnya mencoba tenang.
"Saat papa di rawat dirumah sakit, aku mencari pria itu pa." Jawab Nadine takut "dan mama juga memberi tahu kalau Devin adalah saingan bisnis papa." Lanjutnya.
"Ya papa tahu siapa dia. Dia pria kejam pada siapa pun yang mengusik hidup dan bisnisnya, dia juga sangat kejam memperlakukan wanita..maksut papa dia penggila sex." Dengan emosi steven menjabarkan kata 'penggila sex'
Nadine masih menatap ayahnya dan terus menangis.
"Maksut papa..bagaimana ya menjelaskannya." Steven mulai sadar kalau ucapannya tadi terlalu fulgar untuk disebutkan kepada anaknya. Karna sampai saat ini Steven masih menganggap Nadine ada lah gadis kecilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
-NADINE LINWOOD-
RomanceFOLLOW SEBELUM MEMBACAA!!!😊😊 TAMAT!!!!! Bagaimana bisa gadis 18 tahun seperti Nadine bisa terjebak satu kamar dengan pria dewasa yang tidak ia kenal Hidup Nadine Linwood akan berubah setelah kejadian itu dan pria itu penyebabnya.. Jangan lupa foll...