1.2 Pertemuan

13.7K 436 0
                                    

Nadine sangat gugup disini ia ditinggal berdua saja didalam ruangan ini dengan pria yg menatapnya tadi.

bagaimana kalau pria ini seorang pria mesum? Atau seorang pria yang suka menjual gadis gadis muda sepertinya? Hanya mikirkannya saja Sudah membuat Nadine lemas setangah mati.

"apa kau ingin minum." Kata pria disebelahnya dengan menyodorkan segelas minuman.

Kebetulan sekali Nadine sangat haus tapi takut semua yang ada di meja itu adalah minuman ber alkohol, pria itu masih memandangnya tanpa berkedip membuatnya semakin gugup.

"ah tidak terimakasih tuan." Dengan cepat Nadine menyambar gelas di pria itu dan meminumnya,  rasanya menyenangkan ada rasa pahit dan manis, rasa pahit lebih dominan.

Nadine menghabiskan semua yang ada digelasnya, tanpa sadar pria itu masih memandangnya heran "boleh minta lagi tuan?"

Nadine tidak tahu apa yang ia katakan tapi ia sangat gugup saat ini "tentu." Pria itu tersenyum, yaampun senyumannya..

Sudah setengah jam tapi kenapa Sara tidak kembali? Kepala Nadine tiba tiba pusing dan ingin tidur secepatnya, Nadine ingin beranjak dari tempatnya dan mencari sara tapi kenapa dia selemas ini? "Hati hati nona, kau akan membuatku ganti rugi karna menjatuhkan badanmu dimeja ini." Bisik pria itu menahannya.

Devin membatunya untuk duduk kembali sofa tapi lebih dekat dengan nya, gadis itu sadar tapi tidak berdaya "siapa namamu?" Bisik devin lekat lekat didepan wajah gadis itu.

"Nadine" dengan senyumnya kembali membuat siapapun melihatnya akan merasa lemas "Nadine Linwood" sambungnya lagi.

Wajah Devin terkejut, gadis cantik yang ada dihadapannya sekarang adalah anak dari saingannya Steven Linwood.

Tepat sekali gadis ini akan menjadi kuncian agar ayah dari gadis ini memohon untuk menyerah kepadanya, devin tersenyum kepada gadis itu ia akan membuat gadis ini bertekuk lutut padanya.

"Baiklah nona Nadine, ayo kita pulang." Devin membawa gadis ini ke luar dari club dengan menggendongnya.

Setengah jam perjalanan sampailah mereka disebuah hotel berbintang lima, segera devin memberi kuncinya kepada vallet dan mengendong gadis itu.

Devin langsung membawa kekamar yang sudah dipesannya sejak diperjalanan, sesampainya dikamar devin langsung merebahkan gadis itu di kasur yang sudah tidak sadarkan diri.

Saat devin berbalik untuk merebahkan badannya diatas sofa "hey tuan" Nadine tersadar dari tidurnya membuat devin berbalik lagi melihat gadis itu.

"ya?" davin menjawab datar dengan tangan dimasukan disaku celananya.

"Aku ingin tahu kenapa kau membawaku ketempat ini." Dengan lemas Nadine tersenyum manis.

Devin mendekat dan duduk disamping menghadap gadis itu "karna aku tidak tau dimana rumahmu,nona Nadine."

Devin sangat menahan untuk tidak menyerang gadis yang dihadapannya saat ini, Nadine tidak menjawab tapi hanya tersenyum manis.

"Ohiya bisakah kau tidak tersenyum seperti itu?" Devin sudah tidak tahan lagi dengan gadis ini.

"Kenapa tuan? Apa aku salah? Aku hanya ingin tersenyum." Dan lagi lagi dengan senyuman yang sama.

"Kau bertanya kenapa? Kau membuatku ingin menciummu." Kata kata apa yg dikeluarkan devin membuat Nadine terkejut tapi Nadine mencoba untuk duduk dan mendekatkan wajahnya kewajah devin.

"kalau begitu lakukan lah." Bisiknya tidak berjarak dari wajah davin.

Nadine tidak tahu minuman apa yang diminumnya tadi tapi yang pasti minuman itu membuatnya menjadi gadis yang tidak tahu malu.

Wajah devin mendekat dan menyatukan bibir mereka disana, Nadine terkejut perkataannya membuat pria ini berani menciumnya saat ia ingin melepaskan bibir itu tapi Nadine malah membuka mulutnya dan memberi ruang bibir Devin untuk menjelah lebih dalam.

Ciuman itu terasa manis dan lembut devin menciumnya dengan hati dan membuat tubuhnya menginginkan lebih saat iya ingin memejamkan mata

"tidurlah nona, selamat malam" devin melepaskan ciuman itu dan berbalik ke sofa.

"Maaf tuan, apa kita tidak bisa pulang sekarang ayahku pasti akan marah jika tau aku tidak pulang jadi bisakah.."

saat ia ingin melanjutkannya pria itu sudah memejamkan mata walaupun Nadine tau pria itu belum tidur

"dan bisakah kau memanggilku nama saja tanpa embel embel nona?" Ia tahu pria itu tidak akan menjawab jadi Nadine putuskan untuk merebahkan badannya kembali dan membelakangi pria itu karna sejujurnya kepalanya masih sangat pusing.

"Selamat malam nadine." Kata Devin saat Nadine ingin memejamkan mata.

****

Keesokan harinya waktu menunjukan pukul 09.00 Nadine terbangun karna ponselnya yang terus berdering.

Saat Nadine melihat layar ponsel tertulis nama ayah disana, astaga bagaimana ini..
" pagi ayah, bagaimana pagimu." Dengan takut Nadine menjawab telepon dari ayahnya

"Apa kau tidak ada dirumah semalam? Dan sampai saat ini kau tidak ada dirumah. Kemana kamu?"

"Ah ayah aku lupa memberi tahumu kalau aku mengi...." Belum sempat melanjutkan Nadine menemukan note
Terimakasih untuk malam indahnya nona Nadine -DEVIN-

Malam indah? Apa itu? Nadine terkejut dengan sigap ia melihat pakaian yang sikenakan nya ternyata masih lengkap.

"Nadine? Apa kau masih disana?"

"Ya yah aku akan segera pulang, daaa." Memutuskan sambungan telepon dan menggenggam ponselnya tanpa basabasi ia langsung bangkit dari kasur dan pergi secepatnya..

-NADINE LINWOOD- Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang