8

8K 229 0
                                    

Hari ini Devin dan Nadine sudah bercinta lebih dari lima kali, bagaimana tidak setiap Devin mendekap tubuh mungil Nadine ia selalu tidak bisa menahan diri untuk tidak menyerang gadis kecil itu.

"Bisakah kita lakukan sekali lagi baby?" Tanya Devin sembari terus mengecup ngecup tubuh Nadine lembut.

"Dev, bisakah kamu beri aku kesempatan untuk tidur sebentar?" Jawab Nadine pelan dalam dekapan tubuh Devin.

"Tidak, tidak akan aku biarkan itu terjadi." Devin langsung mencumbu Nadine dengan napsu yang sama seperti sebelumnya.

Nadine hanya tertawa pasrah saat Devin benar benar tidak mengijinkan Nadine untuk terlelap walaupun sebentar. Seperti biasa Devin mencium semua sudut ditubuh Nadine tanpa henti.

"Deeeev ada undangan untuk... oh my gosh, Deeev!!!" Teriak Fany karna melihat sitampan sedang bercumbu dengan gadis kecil itu.

Tanpa menjawab Devin hanya menoleh kesal kearah ibunya sedangkan Nadine yang menutup tubuhnya dengan selimut tebal, membuat Nadine malu setengah mati.

"Honey, whats wrong?" Tanya john setengah berlari menuju kamar Devin "what the fuck!" Lanjut john sembari membalikan badan dan mengacak rambutnya.

"Ada apa ma?" Tanya Devin datar

"Ada undangan untukmu." Fany melemparkan undangan itu kearah ranjang.

Nadine yang hanya menengelamkan tubuhnya didalam selimut karna ada ayah tiri Devin ruangan ini dengan keadaan seperti ini. Sangat memalukan.

"Acaranya malam ini, kau harus datang bersama Nadine." Senyuman Fany tidak berubah kearah Nadine masih tetap sama.

Fany berjalan keluar yang diikuti john dibelakngnya. "Dev, kunci pintunya!" Tegas John, lalu menuntup pintu kamar itu.

Devin mengmbil undangan dan membaca undangan tersebut, setelah itu melemparnya kesembarang tempat. Nadine yang hanya diam tidak berkutik semenjak orang tua Devin masuk kekamar.

Devin memandang Nadine sembari tertawa geli, gadis ini sungguh menggemaskan.

"Bisa kita lanjutkan?" Tanya Devin santai.

"Tidak! Menjauh dariku." Nadine turun dari ranjang dan berjalan menuju kekamar mandi.

Saat Devin berlari dan ingin masuk dalam kamar mandi bersama Nadine sedetik itu juga Nadine mengunci pintu kamar mandi, seakan tahu hati Devin yang ingin menyerangnya didalam sana.

Devin hanya mendengus pasrah dan merebahkan tubuhnya diranjang itu dan memakai kembali boxernya dan menguling guling kan tubuhnya seperti anak kecil.

Devin baru ditinggal Nadine selama setengah jam kekamar mandi yang jaraknya hanya delapan langkah dari tempatnya saat ini tapi sudah kelimpungan kesana kemari.

Yang Devin rasakan saat ini sama seperti yang ia rasakan sepuluh tahun yang lalu disaat umur Devin berusia 22tahun merasakan kebahagian bersama seorang wanita yang ia cintai.

Apa sekarang Devin mulai menyukai gadis ini? Dengan cara gadis itu tersenyum dan cara gadis itu memandangnya.

Devin pun bangkit dari tidurnya dan setengah berlari menujuk kamar mandi yang masih tertutup rapat, tapi disaat Devin ini mengetuknya pintu itu sudah terbuka.

Nadine sepeti merasakan dejavu begitu melihat pria itu berada didepan pintu kamar mandi. Nadine tidak setakut kemarin untuk menghadapi pria ini.

Devin hanya tersenyum memperlihatkan deretan giginya..
"Sedang apa kamu?" Tanya Nadine.

"Aku merindukanmu." Senyum Devin merekah.

-NADINE LINWOOD- Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang