7

7.9K 254 0
                                    

Paginya setelah kejadian itu Devin benar benar tidur dikamar tamu dan bangun tanpa melihat gadis itu dipelukannya.

Devin keluar dari kamarnya untuk mencari beer di pantry. Saat ingin berjalan seseorang memanggilnya.

"Dev.." teriakan Fany memecahkan lamunan pria itu

Fany setengah berlari dan memeluk putranya, sebelum memberi ribuan pertanyaan apa yang membuat si tampan ini kerumahnya.

Devin membalas pelukan itu didepan pintu kamar. "Hey maa." Sembari mencium pipi wanita itu.

"Jadi apa yang membawamu kesini?" Sembari melihat kearah kamar yang sedikit terbuka seakan mencari seseorang dikamar itu.

"Dia ada dikamarku ma." Jawab Devin malas.

"Kau benar benar membawanya?" Fany membelalakan mata.

Devin mengangguk.

"Mama tidak menyangka kalian tidur dikamar yang terpisah, kamu benar benar sudah berubah sayang." Dengan bangga Fany mengucapkan kalimat itu, sembari bejalan menuju kamar Putranya, yang diikuti Devin.

"Tidak. Dia mengusirku."

Fany hanya mengerutkan kening tanpa menjawab. Saat Devin membuka pintunya ternyata tidak dikunci

'Kenapa aku tidak masuk saja malam tadi, dan mencumbu gadis itu lagi dan lagii.' pikir Devin

Devin biarkan ibunya yang masuk terlebih dahulu, gadis itu juga pasti sudah memakai pakaiannya.

Fany dan Devin terkejut karna melihat tubuh gadis kecil itu yang di lilit dengan selimut tebal berwana hitam membuat gadis itu sangat menggemaskan. Wajah Fany heran dan Devin hanya tersenyum geli.

"Ini wanitamu." Tanya nya heran.

"Lebih tepatnya gadis ma, dia belum pantas disebut wanita." Kekehnya geli

"Iyaaa kau benar." Fany mengangguk dan tertawa.

Nadine merasa sedang di perhatikan dan mendengar kekehan seseorang jadi ia mencoba membuka matanya dan melihat Devin dan wanita paru baya yang sangat modis dan cantik.

Ekspresi terkejut Nadine melihat mereka berdua yang sedang tertawa entah karna apa. "Selamat pagi." Sapa Nadine dengan senyum kaku.

"Selamat pagi sayang" Fany mendekat dan memeluk gadis itu dan mengelus punggungnya yang tanpa sehelai benang pun.

Nadine hanya menaruh kepalanya di bahu wanita itu tanpa membalas memeluk, karna tanganya menahan selimut yang melindungi dadanya.

Saat Fany mengelus punggung gadis itu tanpa pakaian, ia mulai tahu kenapa putranya diusir oleh gadis ini dikamarnya sendiri.

"Maaf nyonya Horward, aku bangun terlalu siang." Nadine tersenyum tidak enak.

"Tidak masalah sayang, kau mungkin lelah karna si tampan itu pasti sudah melakukannya padamu." Melihat arah Devin yang sedari tadi menyenderkan tubuhnya di pintu dengan tangan dimasukan kedalam saku celananya.

Nadine tersenyum kaku merasa tidak enak, karna ibu Devin mengetahui apa yang mereka lakukan semalam.

"Siapa namamu?" Sembari menyelipkan rambut Nadine di belakang telinga.

-NADINE LINWOOD- Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang