▪Two: What kind a person is Alfariel?▪

6.5K 319 9
                                    

'World say i'm a gay, but them don't know me, so why i have to care? This is my life, and my life is my own world and i'm the boss in my world.'

▪▪▪▪


'Brak...

"SAYA TIDAK INGIN MELIHAT HAL SEPERTI INI TERJADI LAGI! KALI INI MASIH SAYA MAAFKAN,TAPI LAIN KALI, SURAT UNDUR DIRI KALIAN SUDAH ADA DI MEJA SAYA!" oke, first, that is not Alfariel. Alfariel sudah pasti tidak ingin membuang tenaganya hanya untuk marah-marah, itu namanya pemborosan tenaga, katanya. Itu Damar, tangan kanan sekaligus asisten pribadi nya.

Di belakang Damar, Alfariel hanya memandang sahabatnya itu marah-marah dari belakang sambil sesekali memijit pelipis dan pangkal hidungnya, dia sedikit merasa pusing dan jengkel. Dan bertambah jengkel melihat ekspresi yang di berikan Damar saat para karyawan nya yang membuat kesalahan itu telah pergi. Ya, Damar membuat ekspresi yang mengesalkan.

Memang benar tadi Damar mewakili kemarahan Alfariel, mengingat Alfariel lebih suka bertindak dari pada marah-marah tidak jelas. Dan lihat, sekarang Damar lah yang membuatnya ingin memaki orang. Ekspresinya itu, astaga. Damar memang hanya mengacungkan jempol namun ekspresi nya seperti berkata 'percayakanlah kepadaku.' dia lebih mirip dengan Maito Guy, atau biasa dikenal dengan guru Guy. Ekspresinya sama ketika guru Guy berhasil melawan seorang musuh, atau pas sok bisa melawan musuhnya. Ya, kurang lebih begitu.

Mungkin karena sudah tak tahan lagi dengan ekspresi Damar, Alfariel mengambil bantal yang ada di sofa ruangannya kemudian langsung melemparnya tepat ke wajah Damar.

Dan...

Tepat sasaran pemirsa, hebat sekali. Bisa-bisa kalau begitu suruh Alfariel berubah profesi saja menjadi pemain panah, maksudnya basket mungkin(?)

"Astagfirullah," ucap Damar yang terkejut saat bantal mengenai tepat di wajahnya. Melihat Alfariel yang menatapnya tajam, dia langsung berjalan dengan perlahan, keluar dari ruangan Alfariel.

Alfariel hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, pusing serta bingung, mengapa bisa dia punya asisten seperti itu. Biasanya asisten pribadi apalagi yang sudah kenal dari kecil tetap bersikap tenang dan dingin, tapi Damar? Entahlah, dia lebih mirip Rock Lee dan dia adalah Neji yang selalu pusing melihat tingkah sahabatnya yang kelewatan hiperaktif.

Alfariel menggulung lengan bajunya sampai siku kemudian kembali duduk di kursi kebesaran nya. Dia langsung memfokuskan pandangannya ke arah berkas-berkas di hadapannya itu. Dia menghela nafas lega, setidaknya hari ini dia tidak harus lembur.

"Ekhm..." baru sedetik yang lalu Alfariel bernafas lega, sekarang ada alien kembali masuk kedalam ruangannya. Doakan saja sekarang sudah kembali normal.

"Lo ada meeting jam 1 nanti, bagusnya kalau berangkat sekarang, takutnya nanti macet di jalan." Alfariel kembali bernafas lega, ya setidaknya Damar tidak bertindak aneh. 

Alfariel membenarkan letak lengan bajunya kemudian mengambil jasnya yang tergantung di kursi kebesaran nya, kemudian langsung memakainya sembari berjalan keluar dari ruangannya.

▪▪▪▪

"Makasih karena ingin berkerja sama dengan kami." Alfariel hanya tersenyum sopan dan membalas jabat tangan orang tersebut. Setelah sedikit berbincang, dia dan Damar akhirnya memutuskan kembali ke perusahaan.

Arranged MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang